Bab 9

230 40 14
                                    

Mendengar hal itu, Xiao Zhan langsung membenturkan kedua bibir mereka, awalnya hanya menempel, tapi Wang Yibo yang tidak tahan langsung meraupnya, lidahnya langsung melesak ketika menemukan celah untuk masuk ke rongga pihak lain. Rindu keduanya tersalurkan sepenuhnya.

Selang beberapa menit, ciuman mereka berhenti “pindah ke kamarmu.” gumam Wang Yibo.

Xiao Zhan mengeratkan tangannya di leher gurunya itu “ayo, gendong aku.”

(Skip dulu ya, lagi gabisa buat adegan ++, ntar kalau ada ide aku isi deh, wkwkwk')

Keadaan ruang kamar Xiao Zhan hening, hanya terdengar suara nafas menderu yang tidak berarturan, seperti habis lari marathon. keduanya menatap langit-langit kamar Xiao Zhan, tubuh keduanya tidak tertutup sehelai benangpun. Xiao Zhan menyangga kepalanya dan memiringkan tubuhnya menghadap sang dominant, tangan kanannya terulur membuat pola abstract di atas dada bidang gurunya itu, tubuh mulus gurunya itu di penuhi ruam-ruam merah keunguan. Yang pasti itu bukan milik Xiao Zhan! Sang dominant tidak membiarkannya meninggalkan tanda sedikitpun.

“hari ini sangat luar biasa, aku bisa merasakan rasanya bercinta dengan guruku sendiri.”

Wang Yibo menggenggam tangan Xiao Zhan dan memiringkan tubuhnya, kini mereka saling berhadapan “aku kekasihmu sekarang,” ralatnya “dan ini bukan sex pertama kita.”

“lao Wang, kau tidak menyamakan sex dan bercintakan?”

“kau terlalu memusingkan. Keduanya sama-sama mencari kepuasan.” tangannya terulur membelai rambut submissive “panggil aku Yi gege, atau mungkin kau mempunyai panggilan khusus untukku? Berhenti memanggilku Laoshi.”

“bagaimana dengan laogong?”

ו×

Bentuk bulan sabit terus terpantri di atas bibir Xiao Zhan, sampai Yu Qian yang sedang mengemudikan mobil mengernyit heran “apa kau sakit?” jelas, karena selama ini ketika berangkat sekolah hanya raut murung yang akan tercetak di wajah anaknya itu.

Xiao Zhan memiringkan kepalanya menatap sumber suara “apa aku terlihat seperti itu? Apa kau tidak melihat kebahagian di wajah anakmu ini?”

“kau sedang jatuh cinta?” tanya Yu Qian.

Sedikit merasa bersalah, tapi Xiao Zhan menganggukkan kepalanya “sekarang aku memiliki kekasih.”

“perempuan itu sungguh sial.”

“aku gay, kau lupa?”

Yu Qian meremas stirnya “menggelikan,”

“terima kasih pujiannya.”

Hening sesaat.

“ma,” panggil Xiao Zhan, tapi tidak mendapatkan sahutan apapun “kapan kau akan mengakhiri statusmu?”

Raut wajah Yu Qian sedikit beriak, ini bukan pertanyaan pertama yang di lontatkan anaknya “berhenti menanyakan itu. Mendidikmu saja aku gagal,”

Sedikit mencelos, tapi bukan Xiao Zhan jika membawa serius pembicaraan ini “ah, kau belum move on dari Papa bajingan?”

“haruskah aku mengirimu ke panti asuhan?”

“kau bisa mengirimku ke bajingan itu.”

Beruntung mobil yang dikendarai Yu Qian telah sampai di depan pintu gerbang sekolah anaknya “keluarlah, mulutmu itu membunuhku.”

“aku tidak ingin menjadi piatu secepat ini.” Xiao Zhan terkekeh melihat raut kesal mamanya dan keluar dari mobil itu.

Perasaannya sedikit berbunga, di sepanjang lorong dia terus bersiul, dia tidak sabar menemui lelaki yang baru menjabat sebagai kekasihnya, tujuan awalnya akan pergi ke ruangan gurunya itu, tapi mengingat ini masih pagi, gurunya itu pasti belum ada di ruangannya. Jadi dia memutuskan untuk ke kelasnya terlebih dahulu.

Catch Me! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang