Help Me (Supra x Taufan)

3.3K 103 22
                                    

Pagi yang cerah. Waktu dimana manusia memulai aktivitas barunya. Termasuk Taufan, siswa SMA kelas 11 yang sebentar lagi mengikuti ujian kenaikan kelas.

"Fan!"

Merasa terpanggil Taufan menolehkan ke sumber suara.

"Ada apa Blaze?"

"Minggu temenin aku ke alun-alun yuk, sekalian ajak Fang"

"Maaf Blaze aku tidak bisa. Minggu besok aku ada acara"

Mendengar jawaban tersebut tentunya Blaze merasa kecewa. Sebenarnya Taufan sama sekali tidak ada acara tapi karena suatu hal dia tidak bisa pergi bersama temannya ini.

"Yaelah kenapa sih tiap diajak sibuk terus"

"Ya begitulah akhir-akhir aku selalu sibuk"

Bel masuk berbunyi. Semua siswa mengikuti pelajaran sesuai jadwal masing-masing. Ketika bel istirahat berbunyi, Blaze dan Thorn langsung mengajak Taufan ke kantin.

"Fan ke kantin yuk"

"Kalian berdua saja aku sedang tidak nafsu makan"

Taufan tidak berbohong, dia memang sedang tidak nafsu makan apalagi perutnya terasa agak mual.

"Kenapa sih tiap diajak ke kantin alasannya itu mulu"

"Sudahlah Blaze mungkin dia memang lagi nggak nafsu makan"

"Tapi Fang-"

Sebelum menyelesaikan ucapannya Fang sudah menarik teman apinya itu guna menghindari pertengkaran lebih lanjut. Setelah mereka berdua pergi jauh Taufan beranjak dari tempat duduknya dan pergi ke toilet.

Sesampainya di toilet dia langsung mengunci pintunya. Satu persatu kancing bajunya dilepaskan dan terdapat korset yang melilit perutnya. Begitu korset dilepaskan terlihat sangat jelas jika perutnya buncit bahkan terdapat gerakan kecil seperti tendangan dari dalam perutnya.

Tangannya bergerak menyentuh perutnya. Bulir-bulir cairan bening mulai menetes dari pelupuk matanya. Taufan menangis dalam diam tanpa ada seorang pun yang mengetahuinya.

•°•°•°•

"Aku pulang"

Hening, tidak ada jawaban seorangpun dari rumah. Taufan sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini.

"Sepertinya dia belum pulang"

Taufan segera membersihkan tubuhnya dan memasak untuk makan malam. Dia tidak memakai korset sehingga terlihat jelas jika dia sedang hamil. Beberapa kali dia melihat jam dinding untuk memastikan kedatangan seseorang.

"Sebentar lagi dia pulang"

Tingtong~

Tubuh Taufan seketika langsung menegang mendengar bunyi bel rumahnya. Dengan cepat dia segera membuka pintu rumahnya. Seorang pria berperawakan tinggi sedang berdiri di depan pintu dengan menenteng messenger bag. Di kemeja kanannya terdapat nametag "Supra". Tanpa basa-basi Taufan segera mengambil tas yang dia bawa.

"Apa makanan sudah disiapkan?"

"B-belum tapi sebentar lagi siap"

Taufan segera kembali memasak setelah meletakkan tasnya. Saat tengah memasak tiba-tiba sepasang tangan kekar memeluk pinggangnya. Tangannya mulai menelusup masuk ke bajunya dan meraba-raba tubuhnya. Jantungnya berdegup kencang, Taufan merasa tidak nyaman dengan sentuhan dari pria itu. Tapi Taufan sama sekali tidak berani menegurnya karena dia pasti akan mendapatkan pukulan atau bentakan darinya.

"Malam ini layani aku seperti biasa. Jangan sampai terlambat," ucap pria tersebut sebut saja Supra.

Malam harinya Taufan mendatangi kamar Supra. Dia melihat pria itu sedang memainkan handphonenya dengan selimut yang menutupi sebagian tubuhnya. Taufan tau jika Supra sedang dalam keadaan telanjang.

Sweet WindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang