Bab 9 | terungkap

127 21 1
                                    

Keesokan harinya pada pukul 7 pagi,sudah terdengar bisingan dari koridor penginapan.

banyak suara pengunjung di penginapan ini yang terdengar bersemangat menjalani hari.

Heeseung terbangun dengan hati yang masih hancur dan matanya yang lumayan sembab.

Heeseung duduk dan mengumpulkan kesadarannya yang belum penuh saat itu. Tidak lama kemudian ada seseorang yang mengetuk pintu kamar Heeseung,

tok! tok! tok!
"Lee? boleh aku masuk?" suara Riki dari luar kamar Heeseung,

"hmm" jawab Heeseung,

lalu Riki membuka pintu kamar Heeseung dan menghampirinya perlahan,Riki paham perasaan Heeseung saat ini,jadi dia akan berusaha untuk membebarkan setidaknya sedikit hati Heeseung saat ini.

"Lee,ayo sarapan,ku dengar makanan disini sangat enak!" ajak Riki dengan nada yang gembira,

Heeseung menoleh kearah Riki dan menatapnya dingin,Riki heran mengapa Heeseung menatapnya seperti itu,

"ce-cepat siap-siap" Riki mulai kewalahan,habisnya tatapan dingin Heeseung sangat menyeramkan...

"aku duluan kebawah untuk mencari tempat duduk,kuharap kau segera menyusulku untuk sarapan." ucap Riki,lalu Riki pergi meninggalkan Heeseung seperti apa yang ia katakan tadi.

20 menit Riki menunggu Heeseung turun untuk sarapan, tapi Heeseung tak kunjung datang.

semua pengunjung dipenginapan ini sudah selesai sarapan kecuali mereka berdua,dan Riki tetap duduk disatu meja dan menunggu Heeseung turun untuk sarapan,

"tuan,apa anda tidak mau mengambil sarapan? saya perhatikan,anda dari tadi hanya terdiam seperti ini tanpa hidangan" salah satu pelayan khawatir dengan Riki,

"tidak,saya ingin menunggu teman saya" jawab Riki yang tetap memandangi luar jendela disebelah kirinya,

"baik,tuan." pelayan itu pergi,

"argh! kenapa dia lama sekali? apa dia benar-benar tidak mau sarapan?" Riki mengoceh pelan,

tidak lama setelah itu,terdengar suara langkah kaki yang turun dari tangga,lalu suara langkah kaki itu mendekati Riki.

Riki tetap tidak menoleh kepada si pemilik langkah kaki itu,karena dia sudah tidak peduli lagj itu Heeseung atau bukan. Riki hanya ingin duduk disana dan memandang keluar jendela.

"maaf tuan, saya membawakan segelas air untuk anda. Karena katanya anda belum memesan sesuatu sejak tadi" ucap seseorang yang membawa nampan dan segelas air putih,

Riki menoleh kepada orang itu hendak berterimakasih.
Namun betapa terkejutnya ia saat melihat sosok yang ada dihadapannya saat ini adalah...

"Soo Yein?" Riki terkejut dengan sosok yang kini sedang ada dihadapannya,

"Riki?" sama dengan Soo Yein,ia juga terkejut melihat Riki yang tiba-tiba ada dikota asalnya ini.

"kamu ngapain disini?" tanya Yein

"eum...aku kesini bersama Heeseung"

"ba-baiklah,apa yang kalian lakukan disini?"

"Kami..ah lebih tepatnya Heeseung,dia datang kesini ingin memperbaiki hubungan kalian"

"memperbaiki..hubungan kami?"

"Ya.Kamu menolak lamarannya saat itu karena kamu takut akan pandangan orang-orang kepada Heeseung yang menikahimu kan?"

Soo Yein mengangguk dan wajahnya terlihat seperti sangat fokus mendengar cerita Riki.

"setelah hari itu aku dan Heeseung pergi kekota besar untuk menemui keluarga besar Lee"

His Maid His Queen - ENHYPEN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang