5. Brother

50 10 4
                                    

Zihao kembali ke lapangan, ternyata kelas 10 sudah bubar, begitupun Hanna yang sudah tidak terlihat, hanya ada kelas 12 dilapangan.

"Tahun ini yang daftar ekschool banyak ya?"-tanya Haechan.

"Baru awalan, ntar mah kalo udah agak lama pasti pada keluar"-saut NingNing.

"Baguslah, terseleksi dengan sendirinya, lagian kalo terlalu banyak orang, susah ngompakinnya"-saut Eric sambil mengencangkan tali sepatunya.

"Iyasi, kalo banyakan tuh ada yang maen circle, ada yang ga ditemenin kek si Hanna tadi"-celetuk Ryujin setelah menegak minumannya.

Seketika Zihao langsung teringat pada percakapannya dengan Hanna tadi.

"Kenapa ga gabung sama mereka?"

"Males"

Terdengar suara kekehan dari Haechan.

"Dia gapunya temen bukan karena dibully, tapi karena orang orang takut sama abangngnya, lo bayangin aja, adeknya lagi ekschool malah dipaksa suruh balik, mana bawa bawa anak buah lagi, gimana orang orang ga segan mau temenan sama Hanna?"-cibir Haechan.

Beberapa temannya mengangguk mengiyakan termasuk Zihao.

"Keknya Hanbin gasuka deh adeknya masuk sini, kliatan dari mukannya tadi"-ujar Eric.

"Yah biarin aja lah, jadi kita gabakal kena masalah. bayangin kalo adeknya kenapa kenapa pasti kita yang dilabrak"-celetuk Ryujin.

"Srius?"-tanya Zihao yang sekian lama terdiam.

"Serius, orang kelasan dia aja sampe didatengin sama anak buahnya, diancem jangan macem macem sama Hanna katanya, ketua kelasnya aja diancem"-jelas Ryujin.

"Haha gue kalo jadi Hanna udah tertekan si, strict nya udah kelewatan"-sela NingNing.

"Kasian"-gumam Zihao.

"Kalo kasian pacarin Zi, HAHAHA"-goda Haechan.

"Mau lu dijadiin tumbal proyek sama si Hanbin? hih!"-Eric bergidik ngeri.

.

"Pokoknya Hanna pengen tetep ikutan paskibra"-rengek Hanna, wajah nya terlihat sembab, dia dan Hanbin berada diatas tempat tidur Hanna sekarang.

"Jangan bikin Kakak keliatan jahat, cuma karena ga ngizinin kamu masuk ekschool, Hanna"-lirih Hanbin menatap Hanna iba.

Hanna terdiam, dia semakin mengeratkan pegangannya pada bantal dipangkuannya.

"Hanna"-Hanbin mulai menggenggam kedua tangan Hanna.

"Liat Kakak"-lanjutnya.

Tidak bereaksi apa apa, Hanna hanya menunduk sambil terisak. Membuat Hanbin menghela nafas lelah.

"Prasaan dulu waktu smp kamu gasuka banget sama paskibra, karena katanya capek lah, panaslah, dan kamu juga gapernah mau ikutan ekschool, tapi sekarang kenapa sampe nangis nangis gini? emang ada apa di paskibra?"

Entah kenapa perkataan Keita tiba tiba terlintas diotaknya.

"Hanbin sama Zihao sebenernya udah musuhan dari kelas 11, gua gabisa kasi tau lo penyebabnya apa, seiring berjalannya waktu lo juga pasti tau, makannya ga aneh kalo abang lo segitu gasukannya sama Zihao, tapi ya namanya prasaan mah ga ada yang tau ya"-Keita.

Perlahan Hanna menatap wajah Hanbin yang terlihat khawatir.

"Susah banget, ya? buat Kakak dukung apa yang Hanna suka?"-lirih Hanna.

"Eh? ga gitu Hanna, Kakak lebih tau tentang apa yang ada disekolah, Kakak cuma gamau kamu kenapa kenapa aja"-sanggah Hanbin lembut.

Hanna menepis tangan Hanbin, lalu menatap Hanbin tajam.

Super Energy: WangZihaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang