Negara yang bisa mengikuti Piala Dunia Sepakbola Turki 2022 harus melewati pertandingan klasemen per zonasi terlebih dahulu. Indonesia tergabung dalam grup zona klasemen Asia Timur bersama Bangladesh, Malaysia, India dan Jepang. Dari East Asian Zone ini hanya ada dua negara yang akan mendapatkan tiket untuk masuk dalam Piala Dunia Turki mendatang.
Pertandingan dilaksanakan di Bangladesh sebagai tuan rumah klasemen. Duel pertama kami kali ini melawan tim Bangladesh. Tidak banyak informasi yang kami peroleh tentang gaya bermain tim Bangladesh sebelumnya. Meski demikian kami dapat membantai habis mereka dengan skor 6:0. Tanpa diduga aku berhasil mencetak hattrick.
Kemenangan awal tersebut menjadi bensin semangat buat kami. Sejak awal terbang dari Indonesia motivasi kami memang adalah untuk bisa lolos, karena ini adalah peluang pertama kami untuk ke Piala Dunia. Optimisme terpancar ke dalam tim. Dipertandingan kedua melawan India kami berhasil menekuk lutut mereka dengan skor 2:0.
Di posisi sementara, kami menempati peringkat kedua setelah Jepang. Namun di pertandingan selanjutnya kami lengah ketika melawan tim Malaysia. Kami kalah 2:0 dari timnas Harimau Malaya. Posisi saat ini kami mungkin masih bisa bertahan, akan tetapi lawan selanjutnya adalah tim Samurai Biru. Jika dipertandang selanjutnya kami kalah dan Malaysia menang kembali maka kami bisa dipastikan akan tergeser ke peringkat 3.
Kemudian tibalah pertandingan penentuan melawan Jepang. Di ruang ganti sebelum bersiap bertanding, Pak Martin Kumis memotivasi kami kembali.
"Ayo team! Tiket menuju piala dunia udah di depan mata kita. Fokus dan ingat tujuan kalian berada disini. Oke!!??"
"Siap Pak Pelatih!!!" sahut kami dengan kompak
"Semangat!! Tim Garuda BISAA!!"
"Garuda BISAA!!!" seru kami.
Sayangnya, ketika kami memasuki lapangan tidak ada spanduk dukungan menghiasi stadion, tidak ada ramai sorak supporter. Kami memakluminya karena memang dukungan terhadap sepakbola amputasi masih sangat minim saat ini. Tapi tidak apa, meski demikian aku senang karena disini masih ada kedua orang tuaku yang bela-belain hadir untuk mendukung aku bertanding.
Pertandingan kemudian berlangsung. Tim amputasi Jepang bermain dengan sangat baik. Aku menerima operan dari Samsul Bahri untuk menendang. Lalu melihat kesempatan untuk mencetak gol, namun sayang gerakan pemain belakang Jepang sangat cepat sehingga bola selalu berhasil dihadang. Beruntung kami bisa mengimbangi gaya permainan Jepang. Hingga diakhir babak pertama kami kebobolan satu angka karena terkena counter oleh mereka.
Babak kedua lalu berjalan, kali ini strategi bertahan kami pilih karena sangat sulit untuk bisa menembus tembok pertahanan Jepang. Pertandingan berjalan alot rasanya, hingga waktu hampir habis. Kami pun hanya bisa berharap adanya keajaiban. Disaat aku yang hampir menyerah terdengar sorak dari belakang.
"Mas Arga kamu pasti bisa! Ayo tim Garuda, jangan menyerah sekarang." Seru Ayah dan Ibu dari bangku penonton. Ayah mengibarkan ngibarkan bendera Indonesia.
Tak lama berselang itu, kami mendapat kesempatan kembali untuk menyerang. Bola ada direkan timku, aku segera berlari kedepan mendekati kotak pinalti untuk bersiap menerima operan darinya.
"Disini kosong. Oper kesini bro!" teriakku
Bola melambung dan langsung aku sambut dengan tendangan kearah gawang.
Thaasssh! Penjaga gawang ternyata berhasil menepisnya. Sial kataku, hilang sudah kesempatan maju ke piala dunia. Waktu tinggal tersisa satu menit lagi.
Priittt!! Terdengar suara pluit dari wasit.
Ada apa ini pikirku. Bukankah waktu masih tersisa? Oh,rupanya sang penjaga gawang menepis bola yang aku tendang tadi dengan bagian lengan amputasinya. Hal ini jelas merupakan pelanggaran dalam sepakbola amputasi.
"Alhamdulillah!! Peluang tendangan penalty untuk kita!" sontak kami langsung berteriak girang.
Pelatih Martin Kumis dan tim sepakat menunjuk aku sebagai algojo. Aku lalu maju ke garis putih berhadapan satu lawan satu melawan kiper Jepang. Suasana menjadi tegang, aku mengepalkan tanganku dengan kuat pada tongkat kruk sembari komat-kamit membisikkan do'a.
Dan...
"GOOOOOOOLL!!". Seluruh tim Garuda serta penonton yang hadir termasuk orang tuaku melompat berteriak. meluapkan kebahagiaan. Aku sempat terpatung kaku sebentar tidak percaya. Teman-teman timku berhamburan menghampiriku
Tak lama, pluit panjang lalu berbunyi tanda pertandingan telah usai. Walaupun hasil pertandingannya seri tapi Indonesia masih bisa bertahan diperingkat dua klasemen. Tim kami LOLOS ke Piala Dunia Turki 2022 nanti.
Usai pertandingan, aku menghampiri Ayah dan Ibuku lalu memeluk mereka.
"Ayah, Ibu terima kasih karena selalu mendukung dan mendo'akan Arga selama ini."
"Tanpa kalian, Arga nggak akan bisa mewujudkan impian sampai sejauh ini. Arga mungkin akan berdiam diri aja di rumah setelah insiden itu." Kataku sambil menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arga, Garuda Berkaki Satu
Fiksi RemajaNamaku Arga. Hobiku adalah bermain sepak bola. Aku punya mimpi untuk membawa timnas Indonesia untuk menjadi juara dunia. Namun tanpa disangka, aku mengalami kecelakaan yang membuat kaki kananku harus diamputasi. Harapanku hampir pupus, sampai akhirn...