Ramadhan '2

3 1 0
                                        

"Kok bisa telat? Rumah lu jauh?" tanya Firman ketus.

Azmi meletakkan barang bawaannya diatas meja makan. Lalu melempar balik lap basah tersebut.

"Hehehe, biasa anak muda" jawab Azmi tanpa dosa

Sementara itu Akbar dan Zahra sibuk menata sop buah yang akan mereka bagikan sebentar lagi. Takut jika ada yang lecet atau rusak, mereka memeriksa ulang untuk memastikan.

Persiapan yang cukup matang, saatnya bagi mereka untuk menentukan siapa dengan siapa, karena jika mereka pergi masing-masing itu akan merepotkan. Belum lagi jalanan yang padat, entah itu Firman atau Azmi memutuskan untuk tidak menggunakan mobil.

"Jadi siapa aja?" tanya Akbar seadanya

"Kitalah lu bego atau gimana" Azmi nyolot dengan nada tinggi

Akbar menjitak kening Azmi pelan. Tapi menurut Azmi sendiri itu adalah suatu luka yang hanya bisa dirasakan jika merasakan.

"Aww" keluh Azmi sembari mengusap keningnya

Tak banyak basa basi Firman mengambil alih penentuan tim pembagi takjil. Tim pertama tentu saja dirinya dengan Zahra sementara tim kedua adalah Azmi dengan Akbar.

🌼

"Panas anjir padahal dah sore" keluh Azmi

Akbar kali ini membawa motor milik Azmi, sementara sang tuan membagikan takjil tersebut.

Banyak orang yang antusias ketika dua orang dari mereka membagikan takjil, karena isiannya yang menggoda, belum lagi limpahan buahnya yang segar dan hanya ada sedikit agar didalamnya. Siapa yang tidak mau dengan apa yang mereka bagikan.

Tak ada yang salah dengan mereka. Hanya saja Akbar sedikit kesal dengan Azmi yang tidak bisa diam atau santai saat membagikan. Beda dengan Zahra dan Firman, Azmi membagikan dengan cara berteriak seolah-olah orang yang ada disana harus berpaling pada mereka berdua.

"TAKJILLLL WOYYY TAKJILLL. HARAYANG MOAL??!!!!" semangat membara dalam diri Azmi yang berbanding balik dengan Akbar

'Sabar, baru hari pertama' batin Akbar yang sangat tabah dengan ujian hari pertama puasanya.

Laju motor sengaja diperlambat, bukan karena niat yang nakal tapi kali ini Firman menjaga kecepatan agar dapat membagikan takjil yang berisi sop buah itu. Antusias Zahra membuatnya semangat kali ini.

Jujur saja, ini pertama kali ia membagikan takjil sembari ngabuburit. Biasanya ia membantu Ibunya untuk membagikan kue gratis didepan toko kue milik Ibunya. Tak perlu berkeliling hanya berdiri dan membagikan, kali ini lain ceritanya.

Firman sesekali melihat raut wajah Zahra yang tersenyum manis, ia jatuh cinta dengan hal sesederhana itu. Entah Zahra tau atau tidak, tapi Firman sangat mencintainya dengan diam.

Waktu yang sudah mendekati magrib. Takjil yang mereka bagikan sudah habis tak bersisa. Empat bersahabat itu berkumpul didepan rumah Zahra, mereka memutuskan untuk berbuka puasa dirumah Zahra.

Meskipun tugas hari ini membagikan takjil, tetap saja mereka membeli takjil sebelum pulang ke rumah Zahra. Tentu saja ide ini dimiliki oleh Azmi, padahal buah-buahan segar yang ia bawa bisa dibuat menjadi sop buah.

Akbar mengeleng kepala sudah terbiasa dengan hal boros ini.

🌼


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bersemi BersamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang