Chandira tidak ingin berfikiran buruk terhadap mantannya itu. Ia juga tak mau mengingat masa lalu mereka. Biarlah seperti sekarang. Mereka tidak saling menghubungi, tak saling bertemu, dan sibuk melakukan pekerjaan masing-masing. Chandira akan sangat bersyukur jika Melvin tidak masuk ke kehidupannya lagi. Tapi kenapa Melvin malah datang dan mengusik kehidupan sahabatnya, Regina.
Chandira tak ingin masa lalu buruknya dirasakan kembali pada Regina. Tapi lepas dari itu, Regina memang sudah sangat lama menyukai Melvin bahkan dari sebelum Chandira dan Melvin berpacaran. Regina bahkan tau baik dan buruk perbuatan Melvin, tapi Regina tetap menyukainya. Regina itu orang yang sangat baik dan polos. Chandira takut Melvin hanya memanfaatkannya saja.
Sekali lagi Chandira mencoba berpikir positif. Berusaha meyakinkan bahwa Melvin mungkin saja sudah berubah, ke arah yang lebih baik tentunya. Chandira sangat yakin bahwa sahabatnya itu pasti akan menerima perasaan dari Melvin, meskipun Chandira sudah mewanti-wanti di telepon tadi. Regina itu mudah luluh, tidak bisa menolak permintaan orang lain.
Tak mau terus berpikir, Chandira memilih mengabaikan sementara perihal kehidupan sahabatnya itu. Pekerjaannya masih menumpuk untuk beberapa hari kedepan. Tidak banyak waktu dia untuk istirahat.
Sesudah bertemu dengan ibu Lylia tadi, Chandira pulang ke rumah. Ia ingin istirahat sebentar lalu lanjut menyelesaikan beberapa desain di rumahnya. Entahlah, mengingat Melvin membuat energi Chandira terkuras.
***
4 hari kemudian
Dihari Sabtu pagi ini Chandira disibukkan oleh dua ponakannya yang sangat aktif. Kemarin sore keluarga kakak dan abangnya berkunjung, membuat rumahnya jadi ramai kembali. Keluarga Suhendra ini sedang mengadakan acara barbeque di taman belakang rumahnya. Kegiatan ini cukup sering dilakukan apalagi jika kedua kakaknya berkunjung
Miguel dan Hengky sedang memanggang daging dan sosis. Mama Thena dan dua menantunya sedang menyiapkan minuman dan buah buahan. Chandira mengawasi ponakannya. Sedangkan Johan hanya berduduk santai di gazebo sambil membaca kabar berita harian :')
"HUAA... aunty lihat rambut Nana jadi jelek gara gara Yaya" Chandira yang sedang fokus membalas pesan dari Vanya terkejut melihat Naura yang berlari ke arahnya dengan rambut yang acak-acakan.
"Nana kok bisa gini sih?"bingung Chandira langsung menggendong Naura yang menangis.
"Hiks tadi Yaya salonin Nana. Waktu Nana lihat cermin, Nana takut. Hiks... Nana berubah jadi singaa"
"NGGAK!! Tadi Yaya belum selesai, tapi Nana udah marah marah sama Yaya" jelas Yashila membela dirinya.
"Ada apa dek?"panggil johan ikut menimbrung. Tangisan Naura tadi membuat Johan menghampiri mereka, takut terjadi apa apa pada cucunya. Sebenarnya Miguel dan Hengky mendengar pertengkaran Naura dan Yashila sejak tadi, tapi mereka memilih abai karena hal itu sudah sangat sering terjadi.
Dasar bapak bapak, bukannya dipisah malah didiemin 😞
"Biasa pa.." ucap Chandira. Yashila dan Naura memang sangat sering bertengkar. Tapi tak berlangsung lama, mereka langsung berbaikan lagi.
"Grandpa sini lihat rambut Nana hiks.. Nana berubah jadi singaa hiks" adu Naura heboh sambil memamerkan rambutnya.
"HUAA... Grandpa~ Yaya gak salah. Nana jahat sama Yaya~" tangis Yashila sambil memeluk kaki Johan. Johan yang tak tega pun membawa Yashila kedalam gendongannya.
"Yaya yang jahat sama Nana" tuduh Nana tak santai.
"Nana yang jahat sama Yaya!!" Teriak Yashila tak mau kalah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Puzzle Piece || Jaehyuck
Fanfiction"Jadi kamu yang culik anak saya!?"tuduh Jeffrey "Ihh..daddy bukaaan, ini mommy Jeno!!" "M-maaf pak, bukan begitu..ee Jeno panggil kakak kak Dira saja ya" "HUUAA..tuh kan gara gara daddy mommy jadi marah sama Jeno!!" Chandira yang tadinya mau menjem...