"Jeno!!"
Mendengar ada yang memanggilnya, Jeno langsung menoleh ke sumber suara. Betapa terkejutnya dia ketika melihat perempuan yang dirindukannya.
"Wah kakak cantik!!" Antusias jeno, bahkan berlari kecil menuju Chandira. "Kakak cantik apa kabar? kakak cantik kok jarang kesini? Jeno kangen.." tanya Jeno beruntut.
Chandira tertawa kecil melihat Jeno, menggemaskan sekali anak ini. Sejujurnya ia sedikit malu karena Jeno selalu memanggilnya dengan sebutan 'kakak cantik' padahal teman-teman Naura memanggilnya dengan sebutan aunty, pikir Chandira.
"Kakak baik kok kemarin kakak lagi banyak kerjaan jadi gak sempat kesini, kakak juga kangen sama Jeno. Jeno sehat kan?"
"Sehat!! Jeno kangen kakak cantik" Jeno sekali lagi menyatakan kerinduannya.
"Hehe iyaa kaka juga kangen Jeno" Chandira berjongkok mensejajarkan tingginya dengan Jeno, lalu mengusap rambut Jeno gemas.
Mendapat perlakuan seperti itu, membuat Jeno merasakan kehangatan yang diberikan oleh Chandira. Ketika usapan di kepalanya berhenti, tiba-tiba ia merasa kehilangan. Jeno ingin merasa lebih, ada perasaan ingin memeluk kakak cantiknya itu tapi ia takut kalau kakak cantiknya marah.
"Jeno bawa bekal gak?" Tanya Chandira. Tadi ia sengaja bangun lebih pagi, berniat untuk membuat jeno bekal.
Jeni menggeleng sambil mengerucutkan bibirnya, menunduk kebawah. Chandira tersenyum tipis melihatnya.
"Taraa... kakak bawain bekal. Ini kakak masak sendiri loh, spesial buat Jeno" Chandira menunjukan lunch bag yang ia bawa sedari tadi.
"Waaah pasti enak, jeno seneng banget" Mata Jeno langsung berbinar ketika Chandira memberikan bekal makan siangnya."Jeno boleh peluk kakak cantik?" Pinta Jeno.
"Boleh jeno, sini kakak peluk" Chandira langsung membawa Jeno kedalam pelukannya. Memberikan rasa nyaman pada anak berusia 4 tahun ini.
Jeno mengeratkan pelukannya. Bersyukur keinginannya dapat ia rasakan. "Terimakasih banyak kakak cantik" ucap Jeno dalam pelukan.
"Sama sama je-"
"Aunty Dira?" Ucapan Chandira terpotong oleh Naura yang sudah berada disamping mereka.
Chandira merenggangkan pelukannya membuat Jeno mendengus dan melihat Naura tak suka. Ia masih belum puas memeluk kakak cantik.
"Kenapa aunty Dira sama Jeno pelukan?" Tanya Naura, alisnya bertaut bingung.
"Memangnya Jeno gak boleh peluk kakak cantik?" Sinis Jeno.
"Boleh, tapi jangan sering-sering"
"Kenapa?!" Jawab Jeno tak suka.
"Ya gak boleh jenoo, aunty Dira itu kan aunty Nana. Bukan aunty Jeno!" Balas Naura ikut emosi.
"Ssstt sudaah, kalian jangan ribut. Malu dong sama temen-temen yang lihat" Chandira yang melihat perdebatan antar bocah itu, mencoba melerainya.
Jeno dan Naura melihat sekeliling mereka. Ternyata memang benar, sebagian murid yang baru datang melihat ke arah mereka.
"Yasudah kalian masuk yaa, bentar lagi gerbangnya ditutup" lanjut Chandira.
"Iya aunty/kakak cantik" jawab Naura dan Jeno berbarengan, seketika mereka saling menatap sengit.
"Heey udaaah, ayok masuk" ucap Chandira sambil mengusap pundak Jeno dan Naura. "Jangan beranten lagi ya di kelas" pinta Chandira yang dibalas anggukan oleh keduanya.
Setelah mengucapkan salam perpisahan, akhirnya Jeno dan Naura berjalan masuk menuju kelasnya. Sedangkan Chandira berangkat menuju butik.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Puzzle Piece || Jaehyuck
Fanfiction"Jadi kamu yang culik anak saya!?"tuduh Jeffrey "Ihh..daddy bukaaan, ini mommy Jeno!!" "M-maaf pak, bukan begitu..ee Jeno panggil kakak kak Dira saja ya" "HUUAA..tuh kan gara gara daddy mommy jadi marah sama Jeno!!" Chandira yang tadinya mau menjem...