7

1.3K 174 46
                                    

Mereka sepakat untuk memesan ruang VVIP di restoran yang sama secara mendadak, Jeffrey ingin cepat menyelesaikan masalah ini sekarang. Ia tidak mau pusing memikirkan tempat lain yang layak untuk berdiskusi. Sebenarnya ruangan ini harus reservasi terlebih dahulu beberapa hari sebelumnya, tapi pihak restoran memaklumi keadaan mereka agar tidak mengganggu pelanggan lain dan kebetulan tidak ada yang memesan ruang ini.

"Saya harap kamu tidak menemui Jeno lagi" titah Jeffrey

Setelah mendengar penjelasan dari wanita dihadapannya ini, Jeffrey tetap memutuskan untuk menjauhkan Chandira dengan Jeno. Ia tidak ingin anaknya berdekatan dengan orang yang tidak ia kenal. Walaupun Chandira terlihat seperti wanita baik baik, tapi bisa saja Chandira merupakan salah satu orang suruhan dari musuhnya. Mengingat banyak sekali orang yang mengincar dan merebut kekuasaannya dengan melukai keluarga dan orang sekitarnya, ini membuat Jeffrey harus serba hati-hati menjaga orang disekitarnya.

"NGGAK!! Jeno gak mau pisah sama mommy!!" Bantah Jeno yang berada di pangkuan Chandira. Sejak tadi Jeno menempel dengannya tidak mau berpisah sedikitpun.

"Jeno!! Dia bukan siapa siapa kamu, ayolah jangan keras kepala"

"Jenoo anak baik, Jeno harus nurut sama daddy Jeno. Kalau Jeno gak nurut sama daddy, nanti daddy sedih. Memangnya Jeno tega buat daddy sedih? Benar kata daddy kamu, kakak memang bukan siapa siapa Jeno. Daddy kamu gak salah sayang, dia hanya khawatir sama Jeno jadi jangan marah sama daddy" nasihat Chandira pada Jeno sambil mengusap air mata Jeno.

Saat Chandira memberi nasihat, Jeno mendengarkan sambil menangis tanpa suara. Buliran air mata Jeno yang terus keluar membuat Chandira merasakan sakitnya. Jujur ia ingin mengelak perintah Jeffrey, tapi apalah buat Chandira tidak punya hak untuk itu. Jika ditanya hubungannya dengan Jeno pun dia tidak tau harus menjawab apa.

"Tapi Jeno gak mau jauh dari mommy~ hiks.. mommy gak sayang Jeno? Jeno udah sayang sama mommy hiks t-tapi hiks mommy malah mau ninggalin Jeno" pengakuan Jeno membuat Chandira semakin gundah. Chandira membawa jeno kedalam pelukannya, Ia merasa bersalah disini Jeno terlihat seperti berjuang sendirian sedangkan ia tak berbuat apa apa.

"Maaf...maaf Jeno" lirih Chandira. Ia tidak tahu mengapa rasanya sangat berat, rasa sayangnya bertumbuh sangat cepat.

Jeffrey yang melihat keduanya merasa sedikit iba. Chandira terlihat tulus menyayangi Jeno. Tapi ia tidak boleh goyah, ini demi kebaikan Jeno juga, pikir Jeffrey.

"Jeno ayok, kita pulang" perintah Jeffrey, ia tak mau berlama melihat drama antar dua insan dihadapannya ini.

"Daddy~ hiks please Jeno mohon hiks" pinta Jeno pada daddynya, sekali lagi berharap daddynya berubah pikiran.

"Jeno" panggil Chandira "kita masih bisa ketemu kalau kakak antar Nana sekolah" Chandira berusaha meyakinkan Jeno, ia juga tidak mau menjadi penghalang hubungan antara Jeno dan daddynya.

"Ayok pulang!" Tegas Jeffrey sambil bangun dari duduknya dan mengambil alih Jeno kedalam gendongannya meninggalkan Chandira yang masih duduk sendirian.

***

Selama diperjalanan Jeno tidak berbicara sedikitpun, ia memalingkan wajahnya ke arah jendela tidak mempedulikan setiap ucapan daddynya.

"Nanti daddy carikan lagi babysitter, jika kamu mau" bujuk Jeffrey.

"Gak mau! Jeno cuma mau mommy Dira!" Ketus Jeno.

Jeffrey menghela nafas, sejak tadi ia mengajak anaknya berbicara baru ini yang ditanggapi oleh anaknya. Ia jadi bingung harus membujuk Jeno seperti apa agar anaknya tidak marah lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Puzzle Piece || Jaehyuck Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang