💮 Kamu💮

11 1 0
                                    

"kalo kamu menghilang aku bakal cari kamu, kemanapun! Aku bakal lapor polisi buat bantu nyari kamu, tapi kalo ngk ketemu aku bakal nyari kamu sendiri, semisal bumi ini kotak aku akan mencari kamu di setiap sisi, jika bumi ini bulat aku akan mengelilinginya Sampai aku kembali ke titik awal"

.....

Thana masih berusaha untuk menetralisir degup jantung yang berdetak terlalu cepat, matanya terpaku pada satu objek didepan sana, lelaki itu, ia tak salah lihat bukan?
Satu kalimat dari Pak Gema berhasil menginterupsi keriuhan kelas, semua terdiam memperhatikan,

"Hari ini kita kedatangan murid baru, ayo perkenalkan diri kamu.." titah beliau, lelaki itu tersenyum mengiyakan

"Hai, nama gue Izek, semoga kita bisa berteman dengan baik" singkat, padat dan jelas, ia melenggang menuju kursi belakang atas perintah dari pak Gema, ekor mata Thana terus mengikuti tiap langkah lelaki itu hingga si objek berhasil duduk dikursinya tatap mata Thana terus ke arah sana, menatap Lamat, hingga tegur hadir untuknya,

"Thana! Liat apa kamu?!, Perhatikan ke depan sebelum spidol ini sampe ke meja kamu!"

Suara tawa menggema, Thana tertunduk malu, sementara si Lelaki menatapnya dalam,

"Ada perasaan yg bergejolak, memberontak keluar, dia tak asing, apakah kita pernah bertemu sebelumnya?"

.....

Bel istirahat berbunyi, semua siswa bergerak cepat meninggalkan kelas, lenggang, kelas itu hanya menyisakan beberapa orang, kantin menjadi tujuan utama dari sekian banyak penghuni sekolah, mendengarkan materi benar benar menguras tenaga.

10 menit berlalu, sepanjang waktu itu Thana hanya menghabiskan waktu dengan melamun, sesekali menghembuskan nafas kasar, bosan, entah dorongan dari mana Thana merogoh tasnya, mengambil sketch book, memori yang ada di kepalanya menjadi gambaran dari apa yg akan dia lukis kali ini, dia ingat, Izek, lelaki itu tengah membaca buku di bangkunya, tenang, earphone tergantung di telinganya.

Menatap wajah teduh itu sungguh membuat Thana girang tak terkira, ia tersenyum mulai menggores diatas buku, pelan dan penuh perhatian.

Sunyi, kesunyian menyapa atmosfer kelas, biang ricuh sedang keluar, meninggalkan kedamaian tak terkira bagi penghuni lain, 20 menit waktu istirahat habis, bel masuk berbunyi lantang, para siswa yang tadi diluar mulai kembali ke kelas masing masing, memasuki kelas dengan riuh, Thana tak peduli dia tak terganggu sama sekali, kecuali dengan yang satu ini,

"Woi Thana, ngapain Lo, anteng banget???" Seseorang berdiri menatapnya lekat dari atas, Thana tak menghiraukan, sibuk menggores diatas bukunya,

"Apasih yg lagi Lo gambar serius banget, mana sini gue mau liat" tangan itu cepat menarik buku miliknya, si empu cepat berdiri berusaha meraih bukunya,

"Genta!!! Balikin buku gue!!, Sini!!" Sambil berjinjit Thana berusaha menarik benda itu dari genggaman Genta,

"Dih.. salah sendiri Lo gue tanya kaga dijawab"
Genta lebih meninggikan buku itu, Thana berdecak sebal,

"Ihh cepetan balikin nanti keburu guru masuk!!!"

Tepat setelah mengucapkan itu Bu Indri masuk, Genta berlari menuju mejanya membawa buku milik Thana, perempuan itu menatapnya tajam,

Kelas dimulai

.....

Setelah menelisik gambar itu, Genta dapat menyimpulkan jika sketsa itu adalah Izek, lihatlah garis wajah, bentuk hidung, dan ya matanya mirip sekali,

"Izek, liat nihh"

Genta memberi buku itu ke orang disebelahnya, Izek mengangkat satu alisnya, bingung

"Itu gambarnya, si Thana gambar muka Lo"

Tatapan Izek terarah pada gambar itu, ya benar dia tau bahwa itu wajahnya tapi kenapa?

"Nanti pulang sekolah Lo tanya aja sama Thana, sekalian balikin bukunya ya, hehehehe gue minta tolong"

Ucap Genta tanpa beban,

Izek menatap Lamat buku itu, satu kalimat tertanda di bawahnya

"Dari Anna untuk Noel"

Seperti ada serpihan ingatan yang berusaha mengisi ruang kosong dalam otaknya, lelaki itu memejamkan mata, ingatan itu tak asing, samar samar ia melihat seseorang dalam gambar hitam putih itu, senyuman tulus secerah bunga matahari, dan mata hezel indah bertengger disana,

"Jika langit adalah batas, mengapa ada jejak dibulan?"

Kalimat itu tak asing, tapi dia lupa dimana dan siapa. Senyuman terbit setelah Izek menutup buku itu, ia harap ia bisa kembali mengingat kenangan manis yang sempat ia lupakan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 12, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

One Day At A TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang