Bagian Tiga : Kejutan

286 9 0
                                    

Gadis itu kembali berjalan mondar-mandir tidak jelas. Sebelah tangannya memegang kertas pidato dan handphone miliknya. Mulutnya ber-komat-kamit ria menghafalkan setiap kata yang ada di kertas putih tersebut untuk penampilannya mewakili fakultas ekonomi tersebut.

Drrzztt...

“Assalamualaikum Ayah.”desis sang gadis ketika mendekatkan handphone yang sedang dia genggam dengan telinga sebelah kirinya. “Sebentar lagi aku akan tampil. Bunda sudah duduk manis di kursi undangan. Tidak perlu dipaksa Ayah, yang penting Ayah tiba dengan selamat disini”ucap sang gadis menegakkan tubuhnya. “aku baik-baik saja Ayah. berhati-hatilah. Aku sayang Ayah”desis sang gadis seraya menjauhkan handphonenya dan kembali menatap kertas putih yang dia genggam. Perasaanku tidak enak. Desis sang gadis dalam hati.

Pria paruh baya itu tersenyum geli menatap ponselnya. Anak itu, baru mengatakan kalimat itu saja langsung diputus sambungannya.  Sambil menggeleng, sang pria mengambil kartu ucapan berwarna biru. Warna kesukaan sang anak dengan gambar beruang di sebelah sisi kartu tersebut. Dia lalu berjalan ke meja kasir.

"Boleh aku pinjam pulpen?"desisnya pada karyawan yang sedang berdiri di depan kasir itu. “Ayah pasti akan datang tepat waktu sebelum kau tampil Elisa. Ayah janji”desis sang pria seraya tersenyum menatap bunga mawar putih yang sedang dia pegang.

Elisa berdiri di belakang podium. Dia menatap ke depan, ke para undangan yang sebagian besar adalah mahasiswa dan mahasiswi di kampusnya. Dari sini dia bisa melihat jelas seluruh undangan yang duduk tenang menyaksikan dirinya. Elisa tersenyum perlahan pada semuanya, lalu menarik nafas dalam-dalam sebelum akhirnya melontarkan kata-kata yang telah dia susun.

“Selamat pagi semuanya.” Sapanya pada seluruh undangan yang ada di hadapannya. Dia tersenyum tipis dan kembali menatap naskah yang sedang dia pegang. “Saya Elisa Malik perwakilan dari fakultas ekonomi di universitas ini akan menyampaikan terima kasih pada semua yang telah mendidik kami selama kimi menjadi siswa atau siswi di sekolah ini”ucap Elisa dengan nada bahagianya.

Sang pria paruh baya itu keluar dari toko bunga sambil tersenyum. Dia kembali menghirup harum yang keluar dari bunga yang dipegangnya. Sangat harum. Sang pria perlahan masuk ke dalam mobilnya dan menaruh bunga itu di kursi penumpang tepat disebelah kursi pengemudi. Dia benar-benar tidak sabar untuk bertemu anak semata wayangnya yang akan wisuda hari ini. Perlahan sang pria menyalakan mesin mobilnya dan mulai melaju menuju kampus sang anak.

“Well, masa-masa kami di sekolah telah berakhir sebelum akhirnya dosen per-falkutas masing-masing dari kita semuanya menyatakan bahwa kita telah lulus. Perjuangan yang sangat berat terlalui di tahun-tahun bersama universitas ini. Di saat para dosen merepotkan kita semuanya dengan membuat sekripsi yang tidak ada benarnya.”ucap sang gadis seraya tersenyum kecil membuat para dosen tertawa senang.

Sang pria separuh baya meraih handphonenya yang berdering. Sebelah tangannya meraih handphonenya yang terletak di sebelah tempat pengudi. Kedua mata sang pria menatap siapa yang memanggilnya. Tangan kirinya menyentuh tombol terima tapi handphone itu terjatuh kembali hingga membuat sang pria mendesah pelan. Perlahan dia menundukkan tubuhnya, tangan kirinya meraba-raba mencari handphone yang terjatuh tadi. Tangan kanannya masih menyetir mobil tapi titik fokus pandangannya tidak pada jalan yang sang pria lewati, hingga dia tidak menyadari kalau mobil yang ditumpanginya masuk ke jalur yang berlawanan arah dengannya saat ini. Sang pria baru sadar saat mendengar suara klakson yang sangat panjang, yang memekakkan telinganya. Sang pria menatap ke depan dengan panik dan mendapati mobil pembawa ice cream di hadapannya. Tubuh Sang pria bergetar, dengan reflek dia membanting stirnya ke arah kanan. Namun mobil pembawa ice cream tersebut sudah telanjur menabrak bagian belakang mobil sang pria, hingga membuat mobilnya bergerak tak tentu arah.

Sang pria mencengkram erat stir mobilnya saat mobil itu kembali ditabrak oleh mobil lain dari arah yang berlawanan-lagi dan membuat mobil tersebut terguling dan terpental sebelum akhirnya berhenti dalam posisi terbalik. Body mobil itu hancur karena benturan yang sangat keras. Hingga bentuk body mobil itu sudah tidak bisa di deskepsikan kembali. Bunga mawar putih yang berada di dalam mobil itu bertebaran berantakan dimana-mana dan tubuh pemilik mobil itu luka-luka karena benturan, terkena retakan kaca, dan hentakan. Tubuh itu terhimpit oleh body mobil yang ditumpanginya. Hingga segemericik api muncul pada body mobil tersebut. Dan menyebabkan *BLOOMM.

“Tapi semua berjalan dengan lancar. Tak memerlukan waktu lama untuk menyelesaikan tugas itu. Hm. Mungkin sekian dari saya. Selebihnya saya mohon maaf. Dan terima kasih pada semuanya yang telah mendukung kita. Orang tua......”sang gadis berhenti melontar kata-katanya ketika mentap kursi di sebelah sang bunda yang nampak kosong. Kursi itu adalah kursi sang Ayah. “Keluarga, guru, sahabat dan terutama orang yang kita sayang. Assalamualaikum wr. wb”sambung sang gadis seraya tersenyum kepada para undangan. Perlahan dengan cemas dia menatap ke pintu masuk aula kampusnya yang besar itu. Belum ada tanda – tanda kehadirian sang Ayah yang dia nantikan sedari tadi. Sang gadis mendesah lalu tersenyum gentir. Kenapa sang Ayah belum juga datang?.

Gadis bermata cokelat itu baru saja turun dari podium ketika merasakan handphonenya bergetar. Perlahan tangannya meraih handphone yang terletak di saku gaun malam yang sedang dia pakai. “Ayah”desisnya pelan seraya menekan tombol terima pada layar handphone tersebut.

“Ayah! penampilanku sukses. Aku melihat semua senang dengan penampilanku. Sekarang Ayah ada di mana? Kenapa belum juga sampai? Aku meng—“perkataan gadis itu terpotong ketika mendengar sebuah suara berbicara dari seberang telephone itu. “ Ya Allah. Itu tidak mungkin. Itu tidak mungkin terjadi. Kalian pasti salah orang”

“maaf nona! Apakah ini benar dengan keluarga Mr. Malik. Saya dari pihak kepolisian ingin mengabarkan bahwa Mr. Malik mengalami sebuah kecelakaan maut. Saat ini dia berada di rumah sakit Elizabert. Saya harap anda sekeluarga segera kesini”

***

The Best Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang