Bagian Satu : He Is Back

899 25 0
                                    


Tittle : The Best For You


Author : Ridyaning Gesang
Otak : Ridyaning Gesang


Sound : Ada Band - Yang Terbaik Untukmu

HAPPY READING

***

Tahun ini adalah yang bagiku juga bagi keluargaku. Tahun pertama yang kami lalui bersama seseorang, seseorang yang sangat aku harapkan kehadiraannya dari dulu. Seseorang itu kembali lagi, kembali mengisi hari-hari kami dengan penuh warna lagi. Aku merindukannya.-Elisa Malik

***


In 2009,

Gadis bermata cokelat itu tersenyum kecil seraya membolak-balik album foto masa kecilnya. Dia kembali mengingat kenangan indah bersama keluarga kecil yang dia miliki. Keluarga yang sangat bahagia pada masanya tapi, masa bahagia itu tidak bertahan lama ketika sebuah pertengkaran kecil hadir dalam keluarga tersebut. Sebuah pertengkarang kecil menghasilkan masalah yang sangat fatal hingga harus kejenjang perpisahan antara keluarga tersebut.

"Jika aku boleh berkata sesuai dengan isi hatiku. Aku merindukan dirimu Ayah. Aku iri melihat teman-temanku bahagia bersama Ayah mereka. Aku ingin merasakan apa mereka rasakan. Ayah menggendongku ketika aku menangis. Ayah memelukku ketika aku terluka. Ayah menyanyikanku ketika aku ingin tidur. Ayah memberiku sebuah hadiah di setiap hari yang special dalam hidupku."gadis bermata cokelat itu seraya mendesis pelan. Perlahan jari telunjukknya menyeka air mata yang sudah keluar dari bendungannya. "Tapi aku tidak dapat merakan hal itu. selama lebih sepuluh tahun. Apakah kau tidak merindukanku, Ayah?"imbuh sang gadis.

"Elisa. Sudah adzan. Waktunya untuk shalat, keluarlah dari kamarmu"teriakan khas seseorang mampu membuat gadis bermata cokelat itu terkejut. "Iya bunda, aku akan segera keluar" Sang gadis berteriak lembut seraya menghapus air matanya. Ya Allah. Hari ini aku puasa. Kenapa harus menangis. sang gadis berguman dalam hati seraya menaruh kembali album foto masa kecilnya itu di tempat semula.

***

Gadis bermata cokelat itu perlahan meraih tas biru sebelum akhirnya dia melangkah keluar dari kamar. Sebelah tangannya memeluk buku yang cukup tebal. "Selamat pagi bunda. Aku berangkat kuliah terlebih dahulu"desis sang gadis seraya mengecup seorang wanita paruh baya yang sedang duduk manis di sofa depan tv yang tersedia di ruangan itu.

"Selamat pagi Sayang. Berhati-hatilah dan belajarlah dengan benar"desis sang Bunda tersenyum dengan sangat indahnya. Membuat wajah cantiknya itu terlihat semakin cantik. "Itu pasti bunda, Elisa berangkat, Assalamualaikum"ucap sang gadis seraya beranjak melangkah menuju pintu utama rumah sederhana tersebut.

Langkah kecil menuju pintu berwarna putih itu dengan sangat senang. Kepalanya menunduk membaca sebuah do'a sebelum keluar dari rumah sederhana itu, perlahan sebelah tangannya membuka pintu berwarna putih hingga menunjukkan halaman depan rumah tersebut dengan seorang pria paruh baya yang berdiri tepat di depan pintu rumah.

"Ya Allah. Ayah!"

***

Gadis bermata cokelat itu menundukkan kepalanya takut ketika dia merasakan tatapan tidak percaya dari sosok pria paruh baya yang sedang duduk dihadapannya tersebut. "Jika memang hanya itu keperluanmu mungkin sudah cukup. Elisa juga harus berangkat kuliah"suara wanita paruh baya yang duduk di sebelah sang gadis mampu membuat sang gadis mendongakkan kepalanya dan menatap tidak percaya kearah sang empunya suara.

"Bukan, bukan hanya itu alasan kenapa aku datang kesini, Aku memiliki satu permintaan lagi kepadamu Winda."sang pria mendesah pelan. "Aku ingin kita kembali seperti dulu. Aku menyesal telah meninggalkanmu selama beberapa tahun ini. Aku menyesal sudah tidak membantumu membesarkan anak kita. Masih adakah kesempatan kedua untukku kembali padamu?"ucap sang pria paruh baya itu dengan sangat mantap.

Gadis bermata cokelat menatap sosok pria yang sedang duduk di hadapannya itu dengan tidak percaya. Keinginannya terkabul. Ya Allah! Alhamdulillah. Batin sang gadis. Kedua sudut bibirnya terangkat secara perlahan membentuk sebuah senyuman yang membuatnya terlihat cantik.

"Aku tidak tahu Zayn, apakah aku bisa menerimamu kembali untuk hadir dalam hidupku"desis sang wanita seraya menundukkan kepalanya tidak berani menatap sang pria. Sang pria hanya mendesah pelan, perlahan sang pria beranjak dari tempat dia duduk, menghapiri sang wanita dan memeluknya lembut. "Aku berjanji tidak akan menyakitimu. Maafkan aku, beri aku kesempatan kedua"desis sang pria seraya mengelus lembut kepala sang wanita.

Gadis bermata cokelat yang duduk di sebelahnya itu hanya tersenyum bahagia seraya mengusap air matanya yang mengalir perlahan. "Aku bahagia Ayah kembali. Aku merindukanmu"desis sang gadis masih tersenyum kearah sang Ayah. Pria paruh baya itu mengangguk dan meraih tangan sang anak untuk mendekat padanya. Sebelah tangannya memeluk tubuh sang anak walaupun tidak sepenuhnya tubuh tersebut dipeluk olehnya.

The Best Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang