Btw, ini aku bikin one shot karena aku jadi mood nulis tentang Sangmin :)
Latar waktunya di tahun ini (2023), ya. Selamat membaca!
***
Aku memainkan ponsel di tangan ketika seorang gadis asing dengan seragam sekolah menengah datang menghampiriku. Kupikir, ia cukup berani untuk ukuran freshman yang sedang dalam masa orientasi. Biasanya, mereka akan jauh-jauh dari senior. Bahkan, mereka akan berpikir berulang kali sebelum memasuki gedung perkuliahan.
"Sorry, Sir. May I borrow your hoodie?"
"Sir?" ucapku tak terima. Dari bagian mana bocah ini melihatku sebagai seorang bapak-bapak. Aku sampai mengamati pantulan diriku pada dinding kaca. Memang, aku mengenakan kemeja dan celana bahan, tapi style rambutku adalah yang terkini di tahun ini.
Matanya mengerjap bingung. Aku yakin ia sadar akan kesalahannya.
"Honestly, I'm in trouble and I don't know how to run away from my senior," cerocos bocah itu masih dalam Bahasa Inggris tanpa meminta maaf. Dilihat dari pakaiannya, tak ada atribut dengan tulisan Hangeul. Sepertinya, ia berasal dari international school, meskipun bentuk wajahnya sangat jelas menunjukkan garis wajah Mongoloid sepertiku.
"Shoo— should I help... you?"
Shit! Kenapa harus tergagap? Ingatkan aku untuk melatih skill Bahasa Inggrisku agar bibir tidak kelu menghadapi bocah lokal bergaya internasional seperti sekarang.
"I have to hide my face so I can go home and he wouldn't ask me to go out with him again."
Aku melirik hoodie hitam di tangan kananku. Sebenarnya aku juga belum ada niatan untuk mengenakannya. Lagi pula, masih ada kelas satu jam lagi dan dosenku tak mengizinkan mahasiswanya mengenakan pakaian santai selama proses belajar mengajar. Bisa saja aku meminjamkannya, tapi aku malas saja berurusan dengan bocah asing yang bicaranya kebarat-baratan.
"Pervert!" dumal gadis itu yang lantas bersembunyi di balik tubuhku. Aku terdiam di tempatku tanpa bergerak, membiarkan gadis itu menyembunyikan wajahnya dengan panik.
"Mau sampai kapan bersembunyi di belakang badanku?"
Bocah itu justru memamerkan deretan giginya tanpa menjawab pertanyaanku. Ia menunjukkan puppy face seolah berharap belas kasihku.
"Jangan lupa kembalikan pada Moon Sangmin, Kedokteran, angkatan 2019!"
Aku hanya merasa kasihan pada bocah itu. Jadi, kusodorkan hoodie hitamku padanya. Ya, dari pada ia harus main kucing-kucingan dengan laki-laki yang kukenali sebagai mahasiswa tingkat dua dari prodi sebelah.
"Oh, sorry. Aku pikir kau seorang dosen," ucap bocah itu dengan raut terkejut. Pada akhirnya, mata dan otak bocah ini berfungsi dengan baik untuk tidak salah menerka usiaku.
"Tidak masalah," dustaku, "tapi, jangan lupa kembalikan besok."
"Baik. Baik. Akan kucari Sunbae di sini besok."
Ya! Dia bisa bicara Bahasa Korea dengan lancar walaupun logatnya aneh. Kenapa sejak tadi pakai Bahasa Inggris? Menyusahkan saja.
"Kau bisa titipkan pada resepsionis di gedung ini selama menyebut identitasku dengan jelas.
"Terima kasih," ucapnya seraya membungkuk 90 derajat.
"Sebentar, ini sebagai jaminannya."
Gadis itu meletakkan sebuah kunci dengan gantungan antik berbentuk mirip cincin giok berwarna hijau, di genggamanku. Tentu saja, aku mengernyit karena tak memahami maksudnya.
"Benda ini sangat penting untukku. Jadi, ini adalah jaminan. Besok aku pasti akan menukarnya dengan hoodie Sunbae."
Aku mengiyakan dan menyuruhnya segera pergi selagi sasaeng-nya sedang tidak berada di dekat kami. Ia berlari dengan lincahnya menuju pintu masuk.
"Sampai jumpa besok, Sunbae!" teriak gadis itu seraya melambaikan tangannya padaku. Hmmm, sebentar. Siapa namanya, ya?
Aku super seneng pake banget Moon Sangmin menang Baeksang Award - Best New Actor! Jadi makin silau sih sama adek satu itu. Keren bangeeet.
Sekali lagi, selamat untuk Moon Sangmin!:)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Summer Escape
Historical FictionA short story of Moon Sangmin and Oh Yeju who travelled to Joseon. Genre: General Fiction - Fantasi Roman Rating: R - (Restricted) Cover by: @iris_id Started: 26 Dec 2022 - 07 May 2023