A short story of Moon Sangmin and Oh Yeju who travelled to Joseon.
Genre: General Fiction - Fantasi Roman
Rating: R - (Restricted)
Cover by: @iris_id
Started: 26 Dec 2022 - 07 May 2023
Udara pagi istana menjadi satu hal yang membuatku mensyukuri keberadaanku di sini. Ternyata, dunia sebelum polusi rasanya senyaman ini. Menurut informasi dari Duri, permaisuri mengundangku ke kediamannya pagi ini untuk makan pagi bersama. Kurasa, ini ada kaitannya dengan insiden putra mahkota— Sangmin— kemarin. Dari rumor yang sampai ke telinga Duri, putra mahkota gadungan itu dicakar oleh shaman karena bertindak provokatif.
Sepertinya, ia masih berpikir kalau ini adalah variety show. Cih! Siapa juga yang mau membuat variety show khusus untuknya. Memang dia selebritis?
Aku hampir memekik ketika kudapati sosok putra mahkota berdiri dengan gagahnya di depan kediaman permaisuri. Meskipun ragu, aku melangkah mendekat dan menyapanya.
"Seja Joeha, selamat pagi. Apakah Anda merasa lebih baik?"
"Selamat pagi, Bin-gung Mama. Kondisiku sudah semakin baik. Terima kasih untuk perhatianmu."
Tsah! Aku pikir dia adalah putra mahkota awalnya, tapi putra mahkota tidak akan mengatakan 'perhatian', bukan? Aku jadi curiga. Aku jadi ingin bertanya untuk memastikan roh siapa yang ada di dalamnya, tapi Kasim Cho sudah terlanjur mengumumkan kedatangan kami.
Di dalam, kami disambut dengan hangat oleh permaisuri. Aku memberi hormat seperti biasa, tapi ekor mataku tak lepas dari pria di sampingku. Ia menunduk dalam sampai tangannya bertumpu pada bantalan duduk. Melihat sikap itu, aku lega ia adalah putra mahkota sesungguhnya, jadi tak akan ada insiden macam-macam ke depannya. Tapi, aku sedikit kecewa. Ke mana perginya roh Moon Sangmin?
"Kami di sini untuk memberikan hormat kepada permaisuri," ucapnya lugas. Aku tersenyum mengikuti.
"Senang sekali aku bisa melihat putra mahkota dan putri mahkota kembali bersama setelah kalian kembali dari Jeju."
Aku mengangguk setuju. Permaisuri lebih banyak menanyakan kondisi kesehatan putra mahkota selama pemulihan beberapa hari sampai ia sadar. Wow, satu hal yang tak bisa kujelaskan adalah putra mahkota punya analisis dalam akan lukanya dan apa saja yang perlu dikonsumsi untuk mempercepat pemulihan.
"Sepertinya kau juga banyak belajar selama menyelesaikan tugasmu, Seja Joeha," tutur permaisuri, menjawab tanda tanya bagaimana suamiku jadi sepintar ini.
"Aku rasa Anda belajar sebanyak tabib istana," komentarku jujur.
"Seperti yang pernah aku sampaikan padamu, Bin-gung Mama. Keluarga kerajaan punya tugas lebih banyak untuk belajar. Tak hanya soal tata negara, tapi tentang kemanusiaan, matematika, sampai kesehatan. Meskipun kami tak perlu menjadi ahli di dalamnya," tandas permaisuri dengan bangga. Ini membuatku semakin kagum pada keluarga kerajaan. Mungkin, karena itulah Raja Sejong juga sampai bisa menciptakan Hangeul untuk kita semua.
Sebagai pendamping perbincangan kami pagi ini, dayang istana permaisuri menyajikan surasang, hidangan utama yang disajikan dua kali dalam sehari. Ini adalah satu-satunya hal tradisional yang kucintai karena dalam satu kali makan aku bisa menemukan 2 jenis nasi, 2 jenis sup, 2 jenis masakan kukus, 1 jenis olahan daging, dan 1 jenis olahan campuran daging dan sayuran. Selain itu, masih ada kimchi dan makanan pendamping yang sangat lezat. Maaf, aku bisa lupa dunia kalau bicara soal makanan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.