0.4|Lamaran

571 59 1
                                    

:Lamaran
:Masaki x Minato
_____________________________________

Masaki kini sedang bingung dengan calon pacarnya yang terus menerus bolos latihan. Sudah seminggu ini Minato tidak ikut latihan memanah dan dia juga tidak memberikan surat izin.

Semua orang dia klub tidak ada yang tau apa yang terjadi dengan Minato, bahkan Seiya juga sudah menunjukan kekhawatiran-nya.

"Seiya?"Masaki memanggil Seiya dengan niatan yang sama semenjak minggu lalu.

*Seiya menggeleng "tidak ada yang berubah, aku sudah menanyainya di kelas, tapi dia selalu diam dan mengabaikanku, saat aku berkunjung ke rumahnya-pun dia tak ada di sana, ayahnya mengatakan bahwa akhir akhir ini Minato sering keluar dan pulang hingga larut malam"

"...."

"Itu seperti bukan Minato yang kita kenal.."

"Kau benar"

"Apa ayahnya tau kemana Minato pergi?"

Seiya hanya menggeleng, yang lain juga tidak kalah khawatir, Minato sudah menjadi teman mereka semua, tentu akan sangat mengejutkan jika temanmu tiba tiba saja menjadi berubah dan melakukan suatu hal aneh.

'Sebenarnya kemana dia?'Sesaat ketika memikirkan itu, Masaki langsung mendapatkan suatu petunjuk.

"Seiya, apa kau tau suatu tempat yang paling Minato suka?"

"Di atas bukit, saat kecil dia suka mengajak ku ke sana bersama sama dengan ibunya, tapi setelah ibunya tiada, dia sudah tak kesana lagi.."

"Begitu ya, kalau begitu kegiatan eskul sampai di sini saja, ini sudah sore, kalian pulanglah!"

"Baik!"

Masaki berpikir keras, sebelumnya Minato sempat bercerita soal kerinduannya kepada ibunya dengan sedikit sedih.

"Lebih baik aku chek sekarang!"

Masaki bersiap siap dan menancap gas ke arah bukit yang Seiya maksud, ia memberhentikan mobilnya di bawah bukit, itu adalah jalan pegunungan, mobil atau motor tentu tidak bisa lewat. Masaki berjalan sembari melihat lihat mencari seseorang, dan itu benar, ia melihat bayangan seorang pemuda yang sedang duduk di tepi bukit, tepi bukit itu sedikit curam, namun memiliki pemandangan yang bagus.

"Sudah ku duga kau di sini, Minato"

"Siapa?!"

Masaki keluar dari balik pohon, lalu ia bersender di pohon itu.

"Malam-malam begini, apa yang kau lakukan di bukit yang gelap dan menyeramkan ini, Minato?"

"...hanya mencari angin"

Masaki mendekat dan berjongkok untuk menyamakan tinggi Minato yang masih duduk, ia mengehela nafas dan memegang dagu Minato, sebelahnya ia menarik dagu Minato agar mendekat, Minato kaget dan sedikit memundurkan kepalanya, namun tidak berpengaruh karna tenaga Masaki yang lebih kuat.

"Apa kau tau betapa khawatirnya teman-temanmu saat kau menghilang dari klub selama seminggu? Apa kau tau betapa khawatirnya ayahmu ketika kau suka pulang larut malam? Dan apakah kau tau betapa khawatirnya aku ketika tidak melihatmu, kenapa? Apa yang terjadi?"

Minato terdiam, dia tak bisa menahan air matanya lagi, ia lalu menangis dan menjatuhkan kepalanya di pundak Masaki, Masaki mengelus rambut Minato dengan lembut, ia benar, Minato pasti sedang merindukan kehadiran ibunda di sisinya.

"Minato, tidak apa...luapkan semua emosimu"
.
.
.
.
.
.

Air mata Minato telah berhenti mengalir, namun sesegukan-nya masih terdengar.

"Bagaimana kau bisa tau aku ada di sini?"

"Sedikit mencoba untuk menjadi dektektif, dan....tentu ini semua karna naluri cinta"Masaki kembali memegang dagu Minato

Cup

Masaki mencium pipi Minato, Minato sontak kaget, wajahnya kini telah memerah seperti tomat.

"Pemandangan yang bagus, sepertinya ini memang sudah waktunya aku mengatakannya"

"Mengatakan apa?"

"Narumiya Minato, jadilah istriku"

"Hah?!"

The end
________

:Lamaran
:MasakixMinato

TSURUNE (Drablle)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang