2 / 🎬
Pham Hanni terkejut ketika melihat jam pada layar hp nya setelah bangun tidur, sebab ia ingat hari ini Kim Minji ada kelas pagi dan tidak sampai satu jam lagi kelas itu dimulai dan gadis yang harusnya sudah bangun sekarang, masih lelap dalam tidurnya.
Hanni berusaha memanggil namanya untuk membangunkan tapi rupanya hal itu tidak berguna ketika melihat Minji yang tidak terusik sama sekali. Tidak ada pilihan. Hanni mengumpulkan nyawanya yang belum sepenuhnya terkumpul, lalu beranjak dari kasurnya untuk mendekati Minji.
"Ji.. bangun, katanya ada kelas pagi"
Dengan pelan Hanni mencoba menepuk lengan Minji, namun masih tidak ada pergerakan. Sebenarnya yang dilakukan Hanni lebih terlihat seperti mengusap dengan lembut sih, seperti tidak tega dan tidak ingin menyakiti Minji.
Namun melihat Minji yang masih lelap dalam tidurnya, ia guncang sedikit lengan Minji. Sukurnya hal itu berhasil membuat Minji bangun.
"Kim Minji, kelas pagi"
Seolah baru saja mampu mendengar perkataan Hanni dengan baik, ia langsung bangun dari tidurnya dan bergegas menuju kamar mandi. Sementara Hanni yang menyaksikan hanya menggeleng di tempatnya.
Hanni membawa tubuhnya menuju jendela untuk di buka. Pemandangan dari atas di pagi hari begini terasa sangat sejuk sekali. Ketika Hanni tengah asik dengan aktifitasnya yang menikmati sejuknya cuaca di pagi hari, pintu kamar mandi terdengar. Ia membalikan badannya, tapi siapa sangka hal itu membuat ia diam tidak berkutik.
Kim Minji keluar hanya mengenakan handuk dengan rambut yang digulung ke atas, benar-benar pemandangan yang mampu membuat ia mematung di tempatnya. Padahal Minji hanya sibuk dengan lemari dan pakaian yang ia cari, tapi Hanni malah sibuk berurusan dengan jantungnya yang seperti sedang marathon.
Hanni dengan cepat membalikkan tubuhnya sebelum Minji menyadari ia yang seperti orang bodoh.
Sebelumnya ia tidak pernah menyaksikan Minji yang seperti itu, gadis itu selalu membawa pakaian ke kamar mandi ketika mandi. Kecuali Hanni yang terkadang masih sering lupa. Dan ketika pertama kalinya melihat Minji seperti itu, ia tidak menduga bahwa hal itu akan berpengaruh pada jantungnya.
Pintu kamar mandi terbuka lagi. Hanni yakin teman sekamarnya itu sudah berpakaian lengkap, namun ia enggan membalikkan tubuhnya sebab malu mengingat jatungnya yang bereaksi berlebihan sebelumnya.
"Han, pergi dulu ya"
Setelah mendengar Minji membuka suara, ia membawa tubuhnya menghadap Minji.
"Iya, Ji. Semangat" ucapnya ketika Minji berjalan menuju pintu.
Detik berikutnya, mata Hanni menangkap benda persegi milik Minji yang masih terletak di samping bantal gadis itu. Ia bergegas mengambilnya dan memberitahu Minji sebelum gadis itu benar-benar meninggalkan kamar mereka.