Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
1 / 🎬
"Ji, nanti malam aku mau nonton ya"
"Nonton malam-malam? sama siapa?"
"Iya, sama Jake"
Gadis yang dipanggil Ji-itu hanya bisa menghembuskan napasnya. Ini terhitung sudah ke tiga kali Minji mendengar hal tersebut. Pertama, ke taman. Ke dua, ke cafe. Dan sekarang mereka akan pergi nonton, malam-malam pula.
Minji pening, tapi rasa takutnya jauh lebih dominan saat ini. Ini akan menjadi yang ke tiga kali, bagaimana kalau akan ada yang ke empat dan lima lalu hal ini akan jadi lebih serius? Ia tidak tahu harus bersikap bagaimana nanti, takut kalau ternyata tidak bisa ia tangani dengan baik.
Minji ingin pergi ke kantin menyusul teman-temannya, tapi benda persegi yang sedari tadi ia pegang tiba-tiba bergetar. Yang rupanya dari Hanni, gadis yang baru saja memberitahu dirinya akan pergi nonton nanti malam.
Lagi-lagi Minji hanya bisa menghembuskan napasnya. Hanni barus saja memberitahunya melalui pesan singkat bahwa, ia akan pulang bersama Jake dan meminta Minji untuk tidak menunggunya.
Rasanya, dari hari ke hari rasa takut Minji semakin bertambah.
"Kusam amat muka lo"
Ia baru saja melangkah mendekat, tapi kedua temannya itu sudah mengambil atensi dirinya yang sedari tadi tidak sadar sedang melamun.
"Kenapa sih, Ji? Hanni lagi?"
"Apalagi emang sih Jin masalah Minji kalo bukan Hanni"
Gadis yang dipanggil Jin-itu kembali membuka suara. "Kali aja kan tiba-tiba dia punya utang"
"Tau tuh, mau nonton katanya nanti malem sama si Jake Jake itu"
Minji sedikit kesal. Namun langsung hilang ketika melihat batagor yang sedang dimakan Winter. Ia kemudian berteriak memanggil salah satu karyawan Pak Teguh pemilik kantin nomor 3 yang sering mereka panggil Atuy, untuk memesan batagor seperti biasa.
Dipanggil Atuy karna kalo kata Yujin,
"Atuy tuh ga gila hormat, maunya dianggap seumuran biar berasa temen"
Gitu sih katanya. Jadilah sekarang mereka selalu memanggilnya tanpa embel-embel Mang seperti kebanyakan anak lainnya.
"Terus lo mau gimana? mau ngelarang?"
"Ga ada hak"
"Nah, itu tau"
Minji cemberut. Namun dengan cepat atensinya teralihkan dengan batagor yang baru saja sampai di meja mereka duduk. Batagor Pak Teguh memang selalu bisa membuat selera makannya naik.
"Tapi kenapa dia selalu ngasih tau gue sih? Aneh tau ga, berasa laporan"
Winter yang sejak tadi menikmati batagor miliknya dengan nyaman, tiba-tiba berdehem. Ia meneguk minumannya sampai habis, kemudian mengesampingkan piring batagor yang sudah kosong.