2 / 🎬
Hanni ingin sekali memukul kepala Minji sekuat mungkin jika tidak ingat mereka sekarang berada di tempat yang cukup ramai. Gadis itu rupanya membawa dirinya ke tempat festival makanan gratis tanpa persetujuan dirinya.
"Ngapain ke sini sih anjir Kim Minji???" habis sudah sabar Hanni ketika melihat senyum bodoh tanpa dosa milik Minji.
"Ya makan?"
Gosh—Hanni ingin sekali mencakar wajah gadis itu.
"Kita.punya.jadwal. Ngapain malah ke sini???" ucap Hanni penuh dengan penekanan.
"Kita udah seminggu belajar tiap hari, sekali-kali perlu nikmatin hal-hal kaya gini. Mumpung gratis, ayo"
Minji menarik lengan Hanni tanpa memperdulikan ocehan gadis itu di belakangnya, ia membawa Hanni menuju stan bakso yang cukup ramai, tapi untungnya masih ada tempat yang tersisa untuk mereka.
Setelah membawa dirinya dan Hanni duduk, Minji memesan dua mangkuk bakso lengkap dengan minumannya. Lalu kembali menemui Hanni di tempatnya.
"Lo tuh mikir ga sih?? Olimpiade penting buat kita" Hanni masih tetap protes pada apa yang Minji lakukan.
"Pham, santai satu hari kaya gini ga akan bikin lo lupa sama semua yang udah lo pelajarin"
"Tapi lo buang-buang waktu gue"
Pembicaraan mereka terpotong ketika makanan mereka sudah tiba, namun selanjutnya Minji memilih untuk mengganti topik pembicaraan sebab ia tahu Hanni tidak akan berhenti.
"Gue tau lo suka bakso, ini salah satu bakso paling enak di kota ini, dulu langganan kakak gue"
Hanni tidak menyahut, dari ekspresi wajahnya jelas sekali masih terlihat kesal. Namun ia tetap mengambil sendok, lalu memakan baksonya dengan pelan.
Melihat Hanni yang sedikit tenang, Minji kembali mencari topik pembicaraan agar gadis di depannya tidak lagi membahas topik sebelumnya.
"Dulu tuh beliau jualannya dibantu sama istri beliau" ungkap Minji merujuk pada si penjual bakso. "Tapi semenjak istri beliau meninggal, jadinya si bapak rekrut orang aja buat bantuin"
Tidak berhenti di situ, Minji kembali melanjutkan. "Beliau ini punya anak tiga, ada yang jadi polisi, ada yang jadi tentara, sama satunya kalo ga salah berkutat di bidang hukum". Minji berhenti sebentar untuk menyeruput minumannya, setelahnya kembali melanjutkan. "Tapi katanya tetep mau terus jualan bakso, soalnya kenangan sama istri beliau banyak banget di sini"
Hanni mengangkak kedua alisnya, sejak tadi ia hanya mendengarkan ocehan Minji yang seolah tahu sekali seluk beluk dari si penjual bakso. Hanni ingin tidak tertarik, tapi gagal.
"Kok lo bisa tau banget?" tanya Hanni.
"Dari kakak gue, katanya dulu istri beliau sering cerita-cerita"