Ruang Makan
08:27
"PAGI ALL", Teriak Esha saat memasuki ruang makan. Pagi ini Ia sangat bersemangat sekali dan tidak seperti biasanya, efek ngapain tuh?
"Ya ampun Sha! Masih pagi jangan teriak teriak, ini bukan kebun binatang. Malu tuh ada suami kamu sama mertuamu", Ucap Bunda Nayla memperingatkan. Sangat tidak tahu malu sekali anaknya satu ini, tapi Ia lupa bahwa urat malu anaknya itu sudah terputus.
"Yang sopan Sha, masih pagi ini", Sahut Pak Dipta sambil menyentil jidat istri kecilnya itu. Sedangkan Gina hanya geleng geleng melihat tingkah Esha yang petakilan.
Esha mendesis. "Iya ish, sakit Pak sentil sentil".
"Udah udah ayo makan, kalian berdua udah nyiapin semuanya buat dibawa pindah kan?" Tanya Mama Gina.
"Udah Ma, tinggal barang Esha doang. Punyaku udah dipindahin 3 hari yang lalu", Jelas Pak Dipta sambil menarik kursi untuk diduduki nya.
"Pak Dipta curang tuh gamau bareng pindahannya", Ucap Esha
"Diem kamu Sha, gausah jadi impostor" Ujar Pak Dipta dengan tatapan sinis.
"Makan bang", Ucap Esha sambil memamerkan ayam fillet dengan garpunya.
"Suami kamu diambilin nasi nya tuh, masa suruh ngambil sendiri", Suruh Bunda Nayla.
"Pak Dipta kan mandiri, iya kan Pak?", Tanya Esha pada suaminya.
"Engga, ambilin cepet", Balas Pak Dipta dengan smirk nya.
"Kok nyuruh?" Sergah Esha tak terima, ya harusnya sih ngambilin. So sweet dikit kek Sha.
"Kamu istri saya kan? Cepet ambilin"
Esha pun mengalah, akhirnya Ia mengambilkan nasi untuk Pak Dipta. Ga mau ngelawan soalnya ada Mama Gina, aku kan menantu yang baik hati dan tidak sombong, batin Esha. Selesai mengambilkan makanan untuk suaminya, Esha pun duduk kembali ke kursinya. Jangan lupa posisi makan yang uwenak ala Esha itu kaki diatas kursi.
"Duduknya yang sopan sayang", Pak Dipta memerintah agar istrinya itu duduk dengan kaki yang sopan. Masih pagi tapi sudah dibuat darah tinggi oleh si bocah satu ini.
"Gausah gombal deh Pak", Sahut Esha kemudian menurunkan posisi kakinya.
"Saya ngingetin Sha", Ucap Pak Chandra dengan matanya sedikit memicing.
"Oh iya, ayah sama papa ga keliatan. Kemana mereka?", Tanya Esha mengalihkan topik yang lebih bermutu.
"Ayah kamu ada urusan mendadak ke Magelang buat bisnis cafe disana Sha, papa mertuamu lagi pulang bentar buat ngurusin apa tadi bunda juga kurang tahu", Jawab Bunda.
"Tadi papa mertuamu balik buat ngurusin pekerjanya dia yang baru aja ngelamar ke rumah", Ucap Mama Gina menjelaskan.
"Ah gitu yahh, jadi ga ada salam perpisahan dari ayah dong bun. Parah sih, anaknya kan mau pisah kok malah ditinggal", Ucap Esha sambil memakan ayam filletnya,
"Ya ampun Sha, kamu pindah juga gada sampe luar kota. Kan bisa kapan aja kamu kesini atau ga ayah sama bunda yang kesana. Gitu kok repot".
"Ih bunda kok ga ada sedih sedihnya mau pisah sama aku, padahal aku sedih banget loh", Ucap Esha sambil mengusap air mata palsunya.
"Mulai deh Sha, kumat", Desis mbak Sela pada adiknya satu ini. Esha itu sok melankolis banget.
"Apa sih ikut ikut", Sahut Esha dengan sinis.
"Diem deh dek, berisik", Ucap mbak Sela sambil melempar tisu ke arah adiknya itu.
"Salah mulu heran".
KAMU SEDANG MEMBACA
DAKARA
Teen FictionMembangun rumah tangga atas dasar cinta atau menikah dengan orang yang dicintai merupakan impian semua orang. Namun, hal ini tidak berlaku bagi pasangan yang akan melaksanakan pernikahannya, antara Dipta Yashaskar dengan Jesvhara Esha Kalanar. Kedua...