the-PARTy (8)

70 10 1
                                    

the-PARTy (8)

Dekorasi indah tanpa berlebihan yang memenuhi aula besar membuat orang-orang terpana sejenak ketika melihatnya.

Terkecuali pesaing perusahaan yang datang hanya untuk masalah bisnis dan sama sekali tak tertarik dengan pesta yang sedang terlaksana ini.

"Kupikir kamu akan datang dengan Haruno. Akhir-akhir ini kalian dekat bukan?" Sahabat masa kecil Neji, Uchiha Itachi menyapanya yang baru masuk dan langsung mencari si tuan rumah.

"Di mana Fugaku-san?" Mengabaikan pertanyaan Itachi, Neji langsung mengubah sapaan hangat ini menjadi sedikit tegang. Dua saudara laki-laki Itachi yang berdiri di belakangnya sedikit mengangguk bermaksud menyapa Neji.

"Hah.. ini pesta tahu??" Itachi menghela napas. Berapa lama pun mengenal pria ini, ia tak pernah bisa memahaminya.

"Aku tahu." Neji menjawab mantap. Ia tak berniat untuk menarik kembali ucapannya.

"Aku di sini. Maaf." Uchiha Fugaku, ayah dari Empat Uchiha bersaudara dan juga direktur perusahaan tiba-tiba datang entah dari mana dan langsung duduk di kursi meja di sebelah Neji berdiri.

"Bagaimana kalau kita duduk dulu, nak?" Fugaku memulai dengan tenang. Ia tahu betul apa tujuan anak muda ini datang dan mencarinya.

Tak mengabaikan sopan santun, Neji duduk di hadapan Fugaku.

Fugaku memainkan gelas wine nya. Mengambil napas dalam-dalam sebelum meletakkannya di atas meja, lalu menatap pemuda di depannya.

"Lima puluh persen. Itu yang bisa kami tawarkan." Fugaku akhirnya bicara setelah lama berpikir.

"Tujuh puluh." Neji berucap tegas.

"Tidak bisa, nak.. Keuntungan untuk Hyuuga sudah cukup besar bukan? Ayolah.." Fugaku mencoba membujuk Neji. Entah mana yang benar dan mana yang salah, ketiga putranya hanya bisa berdiri mendengarkan.

"Fugaku-san, aku menjualnya secara pribadi pada anda. Kalau anda tidak tertarik dengan tawaranku, aku pribadi tak masalah." Neji mengambil jalan tengah. Ia tak suka pelanggan yang ragu-ragu. Ia masih punya banyak pengusaha di luar sana yang mau menerima desain beserta proposal belanjanya. Apa yang kurang?

"Tidak ada campur tangan perusahaan Hyuuga? Ha ha ha...!" Fugaku tertawa cukup keras.

"Cara kerjamu tak masuk akal, Neji-kun. Memonopoli dunia bisnis, eh? Ini sudah berapa kali, nak?" Fugaku terdiam sebentar. Menatap dalam-dalam pria yang disebut-sebut genius ini.

"Enam puluh. Bagaimana?" Akhirnya Fugaku menyerah, menaikkan tawarannya. Kemudian dengan penuh harap mengulurkan tangannya, berharap disambut dengan baik.

"deal" Neji menyambut uluran tangan Fugaku, menjabatnya.

"Kontrak dan uangnya akan kukirim besok." Fugaku kembali berucap.

Neji hanya mengangguk sambil bangkit dari duduknya. Menyerahkan sebuah amplop coklat ukuran standar ke atas meja dari kocek jasnya.

"Ini apa?" Fugaku kebingungan.

"Sedikit hadiah dariku. Data-datanya akan kukirim lewat email." Neji sedikit membungkukkan badannya, berniat untuk pamit dan langsung pergi meninggalkan pesta ini. Yah.. inilah dia yang notabene-nya pria pendiam tidak suka keramaian dan kericuhan macam ini.

"Kalau begitu, nikmatilah pesta kami." Fugaku cepat-cepat bicara. Sedikit khawatir suaranya tak akan terdengar bila Neji sudah melangkah lebih dulu.

"Maaf aku--"

"Tiga puluh menit?" Shisui, putra sulung Fugaku memutus ucapan Neji, mengangkat dua buah gelas wine. Mengajak Neji minum bersamanya, seraya menunjuk meja kosong di sudut ruangan. Kalau sudah begini seharusnya tak ada alasan lagi untuk menolak.

SImulation(?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang