AGreement(1)

240 15 2
                                    

SImulation(?)

Ruangan bernuasa putih yang sangat luas membuat suasana hening sangat terasa dan menusuk. Furnitur dan aksesoris dengan warna hitam mengartikan keseriusan dalam Sang pemilik ruangan.

'Ini bukan tempat main-main.' Mungkin itu yang dikatakan si ruangan bila bisa bicara.

Empat orang gadis yang sedang bertamu hanya bisa bungkam mengagumi ruangan. Mata mereka menyapu bersih tiap-tiap sisi ruangan, seakan tak mau melewati setitik detail-pun.

Cklek! Pintu terbuka sedikit kasar.

"Maaf, aku lama." Sudah dikejutkan dengan suara pintu yang terbuka tiba-tiba kini, para gadis terpana dengan suara bariton yang cukup berat. Mungkin lebih ke bas bila bicara dalam musik.

"Nggak pa-pa, nii-san." Dia, adik si pemilik ruangan. Bangkit dari duduknya, kemudian berjalan mendekati nii-san nya itu.

"Ada apa?" Kini si bariton-bas telah duduk di kursi kerjanya. Tangannya dengan cepat meraih tumpukan dokumen lalu membukanya satu per satu. Tak mempedulikan tamunya yang sedang dilayani sekretarisnya.

"Ayolah.. masa aku dah ke sini tapi nii-san malah lanjut kerja." Mendengar rengekan adiknya, si nii-san menutup dokumennya sambil menghela napas pasrah.

Kini tatapannya menuju tiga gadis yang lainnya, mereka masih duduk tenang di sofa.

"Hah.." lagi, nii-san dengan surai panjang yang diikat cukup rapi itu menghela napas. Meyandarkan punggungnya ke kursi kerja nya, kemudian memejamkan matanya. Malas melayani para gadis. Entah apa yang mereka inginkan, pasti itu hal yang merepotkan.

"Jadi, ada apa?" Tanpa berpindah ke sofa, ia menanyakan tujuan para gadis itu. Kini tatapannya menuju ponsel nya, jarinya bergerak mengirim email pengunduran jadwal rapat yang akan mulai beberapa menit lagi.

Tak mau menyia-nyiakan kesempatan, salah satu gadis dengan rambut cokelat bangkit dari sofa.

"Kamu belum ada kekasih, kan?" Tahu pria di depannya tak suka basa-basi, ia pun langsung bertanya tanpa basa-basi.

"Nggak tertarik." Ucapnya cuek dengan tatapannya yang masih fokus pada ponselnya.Sangat jeas kalau ia tak mau memperpanjang masalah yang sangat dibencinya itu.

"Bagus. Kalau begitu Neji-san bisa jadi pacar simulasi nya Sakura, kan?" Kini giliran si pirang yang berucap sambil memeluk sahabat bersurai merah muda di sampingnya yang ia panggil Sakura.

"Ya?"

"Cuma simulasi, kok. Neji Nii-san juga udah kenal Sakura-chan. Nggak apa, kan? Nii-san juga dapet manfaat nya, kan?" si adik membujuk. Kini tangannya sudah terulur mengambil ponsel Nii-san nya itu.

"Aku sibuk, Hinata. Kamu seharusnya tahu itu." Tatapannya menatap malas si adik bandel yang berani-beraninya merebut barang berharganya itu.

"Habis Nii-san kerja kan bisa.." Hinata memohon.

Melihat tekad adik nya yang tak biasa ini, Neji hanya kembali menghela napas. Kemudian menatap si Sakura yang juga sedang mengharapkan persetujuan darinya.

"Hm." Neji, si kakak hanya bergumam tak jelas. Mengejutkan si adik yang menganggapnya sebagai persetujuan tak langsung.

BRAK!

"Iya? Beneran?" Setengah memastikan, setengah tak percaya dengan persetujuan tak jelas abangnya, Hinata menggebrak meja dengan tangannya yang masih menggenggam ponsel berharga sang kakak.

"Iya. Kembalikan ponselku. Cepat." Neji menatap Hinata tajam. Setengah marah karena khawatir pada barang berharganya, ia langsung mengambil ponselnya yang buru-buru diletakkan begitu saja oleh Hinata.

"Sudah, kan? Aku mau keluar lagi." Neji langsung bangkit dari kursinya dan membereskan barang-barangnya. Sekretarisnya sudah siap siaga di ambang pintu dengan tangannya yang sudah membawa mantel pria yang siap dipasangkan kapan saja bila pemiliknya sudah menghampirinya.

"Tunggu sebentar! Ini. Jangan lupa! Nii-san udah setuju." Tak menunggu respons balik sang kakak, Hinata langsung buru-buru keluar bersama tiga temannya. Mengabaikan raut wajah Neji yang sudah menahan kesal dan tak bisa berkata-kata.

.

.

to be continued


1:33 [17 Mei 2021]

543 kata. 
Sengaja dibuat pendek biar gak bosen aja. 
Trus mungkin lama-lama bakal panjang-pendek nggak jelas. Mohon dimaklumi.. :>

Thanks dah mau baca :)


SImulation(?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang