Ayumi Ratasya, gadis belia yang memiliki bola mata coklat yang indah,tubuh mungil serta ciri khas suara serak halus yang nyaman didengar. dengan hijab yang menutup mahkotanya memberikan aura positif disetiap orang yang memandangnya.
Ia putri sulung dari keluarga kurang mampu. Ia duduk dibangku kelas 2 SMA saat ini. ayahnya buruh becak keliling, ibunya sudah sekitar 3 tahun mengidap penyakit kanker dikepalanya dan difonis sudah memasuki stadium 4.
Ayumi mempunyai 2 adik kembar laki-laki yang masih berusia 3 tahun.
Untuk membantu kebutuhan keluarganya agar tercukupi, ayumi berdagang disekolahannya. ia menitipkan keripik pisang keseluruh kantin, berharap dagangan ia laku dan pulang mendapatkan uang yang banyak.Tetapi, apa yang ia inginkan dan pikirkan tidak sesuai kenyataan. Ayumi selalu saja membawa sisa dagangannya yang masih tersisa banyak. ia terpaksa berkeliling terlebih dahulu dikampung untuk menjualkan sisa dagangan tadi.
Terkadang ia merasa lelah dan dagangannya pun masih tersisa, Ayumi terpaksa memberikan kepada anak-anak yang ia temui karena jika dagangnnya diinapkan akan melempam dan sudah tak enak untuk dikonsumsi
(Inilah kisahku yang penuh dengan
lika-liku kehidupan).***
Seperti biasanya,aku sekolah sambil berdagang. Aku kelas 11 mengambil jurusan IPA
Pengalaman berdagangku sejak kelas 5 SD sampai sekarang, Tak heran ada saja yang mengejek dan menghinaku.tapi aku tak mempermasalahkannya, toh aku berjualan dengan halal dan tak merepotkan mereka. Sampai pada satu hari ada yang mencari masalah denganku
"Eh ada embak keripik" ,ucap salah satu siswi dengan nada meledek
"Kalian mau beli?" ,tanyaku sambil memperlihatkan
"APA? GAK SALAH DENGAR NIH? HAHAHA OGAH. Gak level tau gak makanan kayak gini!"
"Kalau kalian tidak mau membeli tak apa" ,jawabku tersenyum
"Heh anak kampung! gak usah sok muna deh lo. gue tau kok anak kayak Lo itu butuh duit kan. nih Lo mau berapa" ucap mereka sambil memamerkan uang ke muka ku
"Aku bukan pengemis,aku masih bisa cari uang dengan caraku ini" jawabku lagi
"Sok jual mahal Lo!"
(Brakkkk) daganganku dibuang kelantai sambil diinjak-injak oleh mereka
"Kalian apaan sih, kenapa daganganku kalian hancurkan?" rintihku sambil mengangkati dagangan yang sudah hancur tak tersisa
"Mangkanya jadi anak itu gak usah belagu,terima tuh akibatnya" (sambil tertawa jahat)
Orang-orang disekitar hanya memperhatikan kejadian itu. malahan ada yang membicarakanku
"Sabar Ayumi sabar,kamu harus sabar.anggaplah ini ujian kehidupan yang kamu jalani" gumamku sambil menahan air mata yang sudah tergenang
•••
Bel pulang berbunyi,aku bergegas pulang sambil membawa wadah daganganku yang rusak
"Bagaimana ini, daganganku rusak semua. Yang laku terjual juga hanya 5. Bagaimana aku menjelaskan kepada orang tuaku nanti".
•••
Aku tiba dirumah, suasananya sepi sekali.
Tidak lama kedua adikku menyambut dengan suka cita berharap aku membawakan makanan
"Yey kak Ayumi datang", ucap rafka
"Kak bawa makanan apa hari ini?" ,Saut Rifki
Diriku ingin menangis mendengar ucapan mereka berdua.
"Aduh kakak lupa lagi, nanti deh kakak belikan ya"
"Oke kak, jangan lama-lama ya soalnya kami sudah lapar banget" ,ucap kedua adikku
Tuhannn, aku sungguh tidak tega .
***
Hari jumat adalah kesukaanku.
dimana jam pelajaran lebih banyak diluar ruangan, sehingga aku bisa sambil menjual daganganku
pukul 08.15 waktu untuk senam bersama di lapangan sekolah
karna sedangan waktunya melakukan KBM, jadi dagangan ku taruh dikelas tepatnya dibawah meja tempat duduk
KBM selesai. murid dipersilahkan untuk beristirahat dan itulah kesempatanku untuk menjual daganganku
"Ya ampun, daganganku dimana" ,ucapku sambil mencari disekitar
"Embak keripik lagi kehilangan sesuatu ya" ,saut beberapa orang dikelasku ( seperti ada yang di sembunyikan )
"Kalian ada yang lihat daganganku gak?" ,Tanyaku
"Gak tuh" ,jawab seseorang dirombongan itu
Ya ampun daganganku dimana...
"Eh kalian ada yang melihat daganganku gak" itu yang aku tanyakan kesemua orang yang ada didalam kelas
Ayumi masih sibuk mencari dagangannya yang hilang. Sampai dia melihat ada banyak sekali siswa yang menggerombol dilapangan
"Disana ada apa ya?, ramai sekali" ,gumamku
Aku mulai mendekat. Hampir sampai dikerumunan itu. Tak kusangka apa yang sedang kulihat ini, Mereka mengerumuni daganganku yang sedang dibagikan cuma-cuma
" DAGANGANKU " ,ucapku dengan nada yang agak lumayan tinggi
Mereka melihat kearahku dengan pandangan tak merasa bersalah sedikitpun.
Beberapa orang menghampiriku, ya yang sudah membagikan daganganku
Mereka bukan lain orang-orang yang menggangguku Minggu lalu
"Heh anak kampung!" ,Ucap salah satu dari mereka
Aku melihat kearahnya
"Gimana? Enak gak?!!!Mangkanya jadi anak itu gak usah belagu, gak usah sok muna. INI AKIBATNYA!"
"Aku punya salah apa sama kamu?"
"Aku gak pernah ganggu kamu"
"Kenapa kamu tega ngelakuin ini semua"
Ucapku sambil menahan air mata"Ah sudahlah gak usah drama. muak gue dengernya" ayo guys kita pergi dari sini"
Semua bubar meninggalkan aku seorang.
Aku tak tahan lagi
Aku sudah tidak kuat menyembunyikannya
Aku berlari kebelakang kelas, dimana tak ada seorang pun yang dapat melihatku
Aku menjerit tidak karuan
"Tuhannn ..."
"Apa lagi ini?"
"Cobaan apa lagi yang engkau berikan kepadaku?"
"Daganganku habis. Tapi tak ada sepeserpun uang yang kudapat"
"Aku harus bagaimana..."
"Aku harus bagaimana Tuhannn"Aaaaaaaaaaaaa
Aku menangis. Terus dan terus menangis.
Aku harus bagaimana? Aku harus apa?
Ntahlah,Pikiranku berasa sedang beradu. Aku tak bisa berfikir jernih
ATAU...Aku Bunuh Diri Saja???
Yah, aku bunuh diri saja. Tapi ...
Bagaimana dengan keluargaku? Pasti mereka akan sangat sedih
Gak Gak Gak. Aku gak boleh sampai berfikiran seperti itu. Aku pasti kuat.
Ya! Aku pasti bisa. Semangat Ayumi! Semangat.
***