***
Fufufu...
Suara siulan areka yang sedang mengacak rambutnya sehabis mandi.
"Eh gua chat dia sekarang aja kali ya" ,gumamnya
Selepas ia menghubungi gadis itu,ia pun melemparkan handphone kearah kasur dan lekas pergi meninggalkan kamarnya.
Ayumi yang sibuk tak menengok handphonenya sedikitpun. Ia masih sibuk mengurusi pekerjaan yang tiada habisnya selepas pulang tadi.
"Kak enaknya kita malem ini makan apa ya" ,tanya Rafka
"Iya kak,dimeja makan juga belum ada apa-apa. Apa kk mau beli makan diluar untuk aku,Rafka,ayah sama ibu?" Sahut Rifki dengan nada sedikit berharap
Ayumi langsung terdiam mendengar omongan dari kedua adiknya.
Tidak ada salahnya juga,karna memang malam ini mereka belum makan apa-apa, hanya ada air putih yang menemani kekosongan ini
"Nak"
"Ayuu"Terdengar suara sang ibu dan ayahnya yang memanggil dari dalam kamar
"Sebentar ya dek,KK dipanggil nih sama ayah ibu" ,ucap Ayumi ke kedua adiknya
Ia menemui kedua orang tuanya
"Iya ibu ayah, ada apa manggil ayumi"
"Kamu punya simpanan uang nak? Ayah minta maaf ya belum bisa ngasih uang. Becak hari ini sepi sekali jadi ayah engga membawa uang sepeserpun"
Ayumi tertegug didalam hatinya, ia sangat ingin membantu namun sama saja tak ada sepeserpun uang yang sedang disimpan. Mengingat kejadian dagangan yg dibagikan cuma-cuma kemarin tak dapat membalikkan modal yang sudah ia gunakan.
"Maaf ayah ibu, tapi Ayumi tidak memegang uang sepeserpun juga" ,sahut Ayumi sambil menunduk merasa bersalah
"Apa kita hutang ke warung depan lagi aja ya Bu?" ,Ucap ayah Ayumi
"Jangan, hutang kita sudah cukup banyak disana, tidak enak kalau berhutang terus"
Mereka hening, sehening heningnya didalam ruangan itu.
Mungkin jika kita bisa melihat, sangat betapa berantakannya isi kepala mereka untuk memikirkan ini semua.Sang ayah yang mengambil usaha becak keliling namun tak ada pemasukan sedikitpun.
Ayumi yang membantu berdagang keripik namun banyak sekali rintangan yang menghadang.
Sedangkan sang ibu..
Sang ibu hanya bisa terbaring lemah ditempat tidur dan mengandalkan obat-obatan yang puas ia minum dengan harapan ia akan cepat pulih.Namun hingga saat ini harapan itu masih menjadi harapan.
Ayumi mencari jalan keluar untuk permasalahan ini, hingga ia mendapatkan jalan keluar sesaat.
"Oh iya" ,ide pun muncul didalam pikiran Ayumi
Ayumi bergegas keluar dan pergi kerumah tetangga sebelahnya
"Assalamualaikum" ,ucap Ayumi sambil mengetuk-ngetuk pintu rumah tetangganya
"Waalaikumussalam,eh dek ayu. Ada apa dek?" ,Sahut seorang ibu yang membukakan pintu rumahnya
"Bu, ayu boleh minta singkong yang ada dihalaman belakang? Nanti kalau ayu udh punya uang, ayu bayar Bu"
"Memang untuk apa dek ayu? Lagi pengen makan singkong ya?" ,Senyum sang ibu
"Hhe iya Bu, ayu lagi pengennnnn banget. Boleh Bu?"
"Boleh, ambil aja semau dek ayu ya"
Kedua mata ayumi langsung terbuka lebar ketika mendengar perkataan itu.
Ia sangat senang sekali dan tak bisa berkata selain terima kasih"Alhamdulillah makasih ibu, makasih banyak. alhamdulillah ya Allah" ,sahut Ayumi sambil menyalam tangan ibu itu tiada henti
Ia pun bergegas mengambil singkong dan membereskannya untuk segera dimasak
Yaa menu makan malam hari ini adalah singkong rebus ala Ayumi ratasya.
Jam sudah menunjukkan pukul 20.37 wib
Singkong yang sudah direbus pun telah dihidangkan diatas meja beserta air putih untuk menyegarkan dahaga.
"MAKAN MALAM SUDAH SIAPPP"
itu yang diteriakan oleh Ayumi dengan gembira.
Kedua adik kecilnya pun langsung berlari menuju ke meja makan,dengan harapan yang sangat tinggi akan hidangan malam ini
Sang ayah yang sedang memijat kepala istrinya pun terkejut mendengar ucapan anaknya tadi, ia bergegas menghampiri ke arah sumber suara
"Yeyy KK masak apa, kok lama banget. pasti banyak ya yang di masak" ,ucap Rifki dengan harapan tinggi
"Kak?" ,Suara lemah yang langsung terdengar oleh Rafka ketika sudah melihat menu makanannya
"Maafin KK ya semuanya,KK cuma bisa usahain ini untuk makan malam. Insya Allah besok-besok kita makan enak, okee?"
Sang ayah yang tak tega melihat anak sulungnya sudah membantu cukup keras
"Makasih ya nak,tidak seharusnya kamu sampai seperti ini. Diumurmu yang sekarang, tak sepantasnya kamu diberatkan oleh beban seperti ini. Ayah merasa gagal nak menjadi kepala rumah tangga. ayah merasa gagal menjadi ayah kalian saat ini. ayah merasa tidak berguna nak" rintih sang ayah yang matanya sudah berkaca-kaca
"Ayah..."
"Gak seharusnya ayah bilang begitu. Bahkan menurut Ayumi ayah itu udah paling terbaik. baik dalam menjadi kepala rumah tangga atau menjadi sosok ayah untuk kami. Ayah ga gagal, Ayah udah berhasil menjadi orang tua yang baik. Ayah sama ibu udah berhasil mendidik kami sampai saat ini, sampai ayumi jadi seperti sekarang ini. Semua ini kan berkat ayah dan ibu juga. Jadi, stop berpikiran begitu ya ayah"
Ayumi yang tak bisa menahan air matanya pun segera memeluk sang ayah dan membisikkan kata-kata manisnya
"AYUMI SAYANG SAMA AYAH. AYUMI SAYANG SAMA KALIAN SEMUA. AYUMI JANJI BAKAL JADI WANITA YANG SUKSES. AYUMI BAKAL PUNYA UANG YANG BANYAK DAN BAWA IBU BEROBAT KEMANAPUN SAMPAI IBU SEMBUH. AYUMI AKAN TEPATIN ITU SEMUA, ITU JANJI AYUMI KE KALIAN"
Makan malam hari ini pun berjalan cukup panjang, banyak tangis dan tawa yang bertumpahan dirumah itu.
Mereka sangat menikmati satu persatu singkong rebus yang diberi sedikit garam ataupun gula. Sampai akhirnya mereka tertidur lelap dengan keadaan perut yang telah terisi.
***
Jauh Dari kata kemewahan,
Namun keluarga yang utuh jauh lebih membahagiakan...***