***
Areka merasa gelisah, ia sedari tadi ingin sekali mengirimkan pesan ke ratasya namun selalu mengurungkan niatnya
"duh gua chat ga ya"
"tapi takut ganggu, dia udah tidur belum ya jam segini"
"yaudahlah ya chat aja gasih? toh kalau udah tidur besok bakal dibales sama dia"
"ehhh tapi..."
"yang kemarin aja ga dibales. jangankan dibales, dibaca aja kagak"
"memang beda banget ya, orang yang sibuk sama yang sok sibuk kek gua ini wkwk"
"ah udahlah dari pada gua pusing mikirin ginian mending gua belajar biar nanti masuk UGM. hahayy ugm i'm coming" ,seruu areka sambil menaikan tangannya dengan semangat.
areka dengan bersunguh-sungguh membaca buku serta mengisi soal-soal yang telah ia dapat dari temannya. meskipun areka anak yang nakal namun tekad ia untuk masuk universitas tinggi ditengah pulau jawa sana sangatlah besar. ia ingin sekali membuktikan bahwasnya walaupun ia anak yang nakal, namun ia memiliki prestasi dan dapat membanggakan keluarganya.
jika kita dalami sosok areka ini, ia adalah anak kedua dari dua bersaudara. orang tua beserta kakak pertamanya yang telah pergi meninggalkan ia keluar sumatra entah hilang kemana, bahkan sampai detik ini pun ia masih bertanya-tanya kemana sebenarnya keluarganya pergi.
sejak umur 10 tahun areka telah hidup bersama bibinya yang setia menemani hingga saat ini. ia selalu bertanya kepada sang bibi mengapa ayah, ibu beserta kakaknya tak pernah kunjung datang. namun sang bibi tak bisa berkata, ia hanya diam dan menenangkan areka bahwasanya mereka akan segera datang.
areka telah bosan mendengar kalimat itu, ia selalu menanyakan kepada bibi apakah ada nomor yang dapat dihubungi, namun bibi selalu mengganti topik pembicaraan ataupun pura-pura tak mendengarkan dan pergi meninggalkan areka kedapur.
areka semakin yakin jika ada hal yang disembunyikan darinya.
diumur yang telah beranjak 18 tahun ini, areka telah kehilangan rasa sabarnya. ia bertekat untuk mencari tahu keberadaan orangtua beserta kakaknya.
walaupun informasi yang ia dapatkan belum terlalu banyak namun ia selalu mencari, berharap keluarganya pun begitu olehnya.
areka yang selalu bertanya kepada kerabat dekatnya, entah kerabat dari sang papa ataupun sang mama bahkan tak heran ia sering menanyakan kepada tetangga sekitar. tapi apa boleh buat semua masih nihil.
areka yang tertidur lelap dimeja belajarnya, tak kerap selalu dimimpikan oleh sosok papa dan mamanya dengan gambaran waktu ia ditinggalkan paksa oleh mereka dan areka menangis sambil mengintip dari jendela.
"MAMAAA!" ,teriak areka terbangun
air mata mengalir dipipinya, sangat terbayang sekali bagaimana rasa sakitnya pada saat itu.
"kenapa gua selalu dimimpiin sama mereka terus"
"kalau kalian rindu gua, kenapa kalian ga pernah datang hingga saat ini"
"KENAPAAAAAAA"
suasana areka pecah dimalam ini, ia merasa seperti anak yang telah dibuang. pertanyaan-pertanyaan yang mengerubungi pikirannya tak ada satupun jawaban yang ia tahu.
"TUHANNN, DIMANA KEAJAIBAN ENGKAU????"
***
satu minggu berlalu, ujian semester pun sedang berlangsung
tak disangka ujian kali ini kelas akan diacak dengan kelas angkatan yang berbeda. ayumi yang sudah datang pagi lebih awal pun sibuk mencari kelasnya. namun ia sedari tadi tak menemui nama dan nomor yang tertera dikertas yang ditempel dijendela.
terlihat dari kejauhan ada pria yang menggunakan hodie hitam sedang berjalan kearah ayumi
didalam hati ayumi berkata seperti tak asing pria yang ia lihat itu dan benar, pria itu adalah areka
"hey, lagi cari nama?" ,Tegur areka
"eh, i-iya kak" ,saut ayumi
"jadi kelas lu dimana? disini?"
"bukan kak. aku juga masih cari-cari dari tadi tapi belum ketemu"
"udah coba cek dikelas atas belum? kelas gua diatas si kebetulan ada sekelas sama anak kelas sebelas juga. mau gua temenin nyari?"
"em yaudah kak kalau begitu aku mau coba cek keatas dulu, kakak lanjut aja aku bisa sendiri kok. makasih sebelumnya"
"oh yaudah kalau begitu, gua kekantin dulu"
hanya senyum tipis yang ayumi berikan sebelum areka pergi, lalu ayumi melanjutkan mencari kelasnya diatas
benar saja. nama ia terpampang dijendela kelasnya areka, ayumi segera masuk lalu mencari nomor dibangku yang sesuai.
betapa terkejutnya, tak disangka ia duduk berdampingan dengan areka dikursi depan
"duhh kok bisa" ,gumamnya
bel masuk berbunyi
semua siswa siswi masuk untuk mengikuti ujian, ayumi yang sedari tadi tak tenang akhirnya melihat areka yang sudah mendekat
"heii, kita sebangku ya. ga nyangka hhe" ,ucap areka
ayumi yang hanya bisa terdiam dan membeku melihat situasi ini segera mencoba untuk menenangkan diri.
"udah belajar belum" ,sapa areka
"u-udah" ,saut ayumi dengan kepala tertunduk kebawah dan nada yang begitu kecil
"sip, jangan lupa berdoa sebelum memulai sesuatu"
"i-iya k-kak"
***