pilihan ada di tanganmu

936 97 7
                                    

"Pilihan ada di tanganmu, tetap tinggal di sini atau memilih untuk keluar dan membiarkan tubuhmu dihancurkan oleh hewan buas," kata Ervin dengan tegas. Kafero berpikir keras setelah mendengar kata-kata tersebut. Kedatangan Kafero ke rumah ini hanya untuk mencari makanan, dan ia tidak berpikir bahwa ia bisa tinggal di Mansion ini.

Mereka berempat, Elvis, Ervin, dan Kenneth, menatap Kafero dengan penuh harap, menunggu jawaban yang akan keluar dari mulut kecilnya.

"Kami akan mengantarkanmu pulang. Kau hanya perlu menginap di Mansion ini untuk sementara waktu," kata Kenneth, mencoba membujuk Kafero agar tinggal di Mansion. Sepertinya, Kenneth juga mulai menyukai Kafero.

"Semua tergantung padamu. Jika kau memilih untuk keluar, aku akan memberitahu polisi bahwa ada seorang laki-laki yang tidak dikenal masuk ke Mansion kami secara diam-diam," ancam Elvis.

Kafero membulatkan matanya, menatap Elvis setelah mendengar ancamannya.

"Bang Elvis, Kafelo minta maaf jika Kafelo masuk ke sini secara diam-diam. Kafelo mohon, jangan melaporkan ke polisi ya," mohon Kafero. Baginya, tidak masalah jika ia harus masuk penjara karena kesalahannya sendiri, tapi yang menjadi masalah adalah jika keluarganya mengetahuinya, mereka akan sangat sedih. Meskipun Kafero tidak tahu di mana ia berada saat ini.

"Kalau begitu, kau harus tinggal di sini selama tiga hari," ujar Elvis.

Kafero menganggukkan kepalanya dengan cepat. Ia setuju untuk tinggal di Mansion ini bersama mereka selama tiga hari. Setelah itu, Kafero bisa pulang kembali ke keluarganya.

Sekarang Kafero berada di kamar Ervin, diikuti oleh Elvis yang juga ingin tidur bersama Kafero. Awalnya, Kafero menolak untuk berbagi kamar dengan Ervin dan Elvis, dengan alasan bahwa ia merasa tidak enak karena sudah merepotkan mereka bertiga. Kafero meminta untuk tidur di kamar pelayan atau kamar tamu, namun Ervin mengatakan bahwa kamar pelayan sudah penuh, sementara Elvis menjelaskan bahwa kamar tamu sedang dalam perbaikan.

Akhirnya, Kafero tidak memiliki pilihan selain berada di kamar Ervin. Elvis sendiri ingin mencoba tidur bersama Kafero, sehingga mereka akhirnya tidur bertiga di tempat tidur. Kafero berada di tengah-tengah, dengan Ervin dan Elvis memeluk tubuhnya. Kenneth memberitahu mereka bahwa ia memiliki urusan di luar dan meminta Elvis dan Ervin untuk menjaga Mansion.

Meskipun Kafero merasa tidak nyaman dipeluk oleh kedua sisi, ia mencoba memejamkan matanya dan berusaha untuk tidur. Setelah beberapa menit, akhirnya Kafero berhasil tertidur.

Tiba-tiba, pintu kamar terbuka perlahan, memperlihatkan seseorang yang masuk ke dalam kamar. Kenneth berjalan dengan hati-hati, berusaha untuk tidak membangunkan mereka bertiga. Ia menatap Kafero yang sedang dipeluk oleh kedua adiknya. Awalnya, Kenneth ingin langsung pergi untuk menyelesaikan urusannya, namun ia menundanya sejenak.

Kenneth mengeluarkan ponselnya dari saku, diam-diam memotret Kafero dan kedua adiknya. Entah mengapa, kali ini Kenneth meluangkan waktu untuk menunda pekerjaannya hanya untuk memotret mereka.

Kenneth menatap foto yang ada di ponselnya, melihat wajah Kafero yang sedang tertidur dengan ekspresi lucu dan cemberut. Ide langsung muncul dalam pikiran Kenneth, dan tanpa ragu ia membuka Grup Keluarga Graziano. Kenneth mengirimkan foto si kembar dan Kafero yang sedang tertidur dalam pelukan mereka. Dia yakin Grup Keluarga akan menjadi heboh dengan foto ini, termasuk Mommy, mamahnya, dan grandma.

'Ting!'

'Ting!'

'Ting!'

Pesan terus-menerus masuk ke ponsel Kenneth, dan ia menatap layar ponselnya dengan nama-nama anggota Keluarga Graziano yang tertera. Kenneth membuka grup lagi.

Grup Keluarga Graziano:

Kenneth - Foto

- .

Kenneth, anak siapa itu? Kenapa ada anak kecil di mansion?

- .

Apa kau menculik anak kecil itu, Kenneth?

Kenneth -
Dia masuk ke kamarku secara diam-diam.

- .

Lihatlah pipinya yang chubby.

- .

Apakah dia seorang penyusup?

- .

Aku akan pulang ke rumah sekarang.

- .

Mommy juga akan pulang.

Pesan terus-menerus masuk ke ponselnya. Sepertinya mereka semua akan datang ke mansion. Kenneth yakin mansion akan menjadi heboh karena kehadiran anak remaja yang sedang tertidur ini.

Kenneth tidak menjawab pesan lagi. Jam menunjukkan pukul 10, dan Kenneth keluar dari kamarnya dengan niat untuk menyelesaikan urusannya yang tertunda. Apakah kalian tahu apa urusan yang akan Kenneth lakukan di luar sana? Tentu saja, ia akan menghadapi dan menghukum para bajingan yang berani mengkhianatinya.

Kafero menggeliatkan tubuhnya, berniat mencari kenyamanan. Ia memiringkan tubuhnya ke kanan dan melihat Ervin yang sedang tidur. Diam-diam, Kafero membuka kancing baju Ervin. Setelah terbuka, Kafero langsung masuk ke dalam baju Ervin dan menduselkan kepalanya, lalu memeluk tubuh Ervin perlahan. Kafero mulai merasa nyaman dengan tidurnya.

Sementara itu, Ervin mulai terbangun dari tidurnya, merasakan badannya yang geli akibat ulah Kafero. Ervin melirik ke bawah dan melihat Kafero dengan wajah yang tak berdosa. Setelah itu, Ervin melihat jam di dinding, yang menunjukkan pukul 2. Karena masih malam, Ervin kembali merebahkan badannya dan memeluk tubuh Kafero lagi.

____

Cahaya masuk melalui celah-celah jendela kamar. Elvis adalah yang pertama bangun dari tidurnya. Ia mengedipkan matanya sebentar, lalu menatap ke arah Kafero dan Ervin yang sedang berpelukan dengan Kafero yang berada di dalam pelukan mereka.

Elvis melihat jam di meja, yang menunjukkan pukul 8. Untungnya, sekarang hari Minggu. Elvis dan Ervin masih bersekolah, sementara yang lainnya sudah bekerja.

Elvis bangun dari tempat tidurnya dengan hati-hati, takut membangunkan Kafero yang sedang tertidur. Ia langsung masuk ke kamar mandi setelah itu. Setelah selesai, Elvis keluar dari kamar mandi dan menuju ke kamarnya. Setelah selesai di kamarnya, Elvis kembali ke kamar Ervin dengan pakaian yang melekat di tubuhnya. Elvis berjalan ke arah Kafero, mengangkat tubuhnya perlahan, dan menggendongnya. Kafero sama sekali tidak terganggu dari tidurnya, ia membiarkan tubuhnya digendong oleh Elvis. Elvis membawa Kafero ke kamar mandi.

Elvis membangunkan Kafero yang sedang tertidur.

"Enghh..." lenguh Kafero, ingin mengucek matanya, tetapi tangannya dihentikan oleh Elvis.

"Jangan mengucek nya," ujar Elvis.

Kafero hanya menurut, dan Elvis memberikan sikat gigi dan pasta gigi ke Kafero.

Kafero mengambilnya dan mulai menyikat giginya. Elvis membuka baju Kafero, terpampang lah tubuh Kafero yang mulus, berbeda dengan tubuhnya sendiri.

Elvis mulai memandikan Kafero. Setelah selesai, Elvis keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melekat di tubuhnya. Namun, Elvis lupa bahwa Kafero tidak memiliki pakaian. Salah satu tangannya mengambil handphone yang ada di sakunya dan berniat untuk menelepon bodyguardnya.

"Siapkan semua baju yang dibutuhkan untuk adik baruku," ucapnya dingin setelah selesai menelepon. Elvis menatap Kafero yang juga menatapnya dengan ekspresi bingung. Kafero bingung siapa yang dimaksud oleh Elvis, padahal Elvis sudah menganggap Kafero sebagai adiknya sendiri.

Elvis mengecup dahi Kafero lalu menduselkan hidungnya dengan hidung Kafero sebentar.

"Sambil menunggu pakaianmu tiba, Kafero, pakailah baju Ervin terlebih dahulu, ya," ucapnya.

KAFEROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang