Italia

1.1K 32 2
                                    

𝘼𝙪𝙩𝙝𝙤𝙧 𝙥𝙤𝙫

Lalisa Nikolo tidak memiliki hubungan yang baik dengan saudari tirinya, yaitu rose.
Rose adalah anak kandung dari keluarga Nikolo, namun Lalisa lah yang selalu dipercaya oleh keluarga Nikolo, karena Nikolo sudah menganggap Lalisa anaknya sendiri. Semua itu karna Nikolo memberi kepercayaan lebih terhadap Lalisa, dan ingin mempertanggung jawabkan kejadian di masa lampau yang menimpa kedua orang tua angkat lalisa.
tentu Rose tidak akan tinggal diam,dia akan melakukan sesuatu untuk mendapatkan kekuasaan, ibunya sudah tiada, dan tinggal ayahnya seorang.

Tengah malam saat ayahnya tertidur, dengan langkah pelan dan mengindap indap Rose masuk ke kamar ayahnya yang sudah tua itu, dan mencekik nya, hingga moek.
dia kemudian kembali ke kamar nya seolah olah tidak terjadi apa apa.

Keesokan harinya.....

Lalisa begitu terkejut hingga tersentak dari tidur nya saat mendapatkan kabar duka ini.
mayat Nikolo akan diletakkan di rumah, yang sudah disiapkan tempat spesial, agar jika keluarga rindu, mereka bisa datang kapan pun.

𝙍𝙤𝙨𝙚 𝙥𝙤𝙫

Pagi yang cerah namun langit mendung
"panggil Lalisa kemari, aku menunggu nya" memberi perintah terhadap pengawalnya kemudian aku duduk dan meminum secangkir teh yang disediakan sambil menunggu kedatangan saudari tiriku itu.

"kenapa kau memanggilku kemari?"
tanya Lalisa sambil berjalan menghampiriku.
"Sekarang aku yang menjadi bosnya, tunduklah dan hormati aku, pria tua itu sudah mati" jawabku sambil meminum teh.

"kau akan kuhormati jika kau pantas dihormati"
Jawab lalisa dengan tatapan penuh kearah ku, dia bahkan tidak duduk.

"Aku selalu pantas untuk dihormati, jangan berlagak kau pemiliknya" ancam ku, kali ini aku beranjak dari kursiku dan menghadap ke arah nya.

"tidak ada waktu berbicara dengan sampah sepertimu, aku tidak membunuhmu karna aku menghormati nikolo, ingat itu"balasnya dengan tatapan tajam dan meninggalkan ku

" Jangan mencariku, dan jangan pernah menggangguku atau kau akan mati" teriaknya sambil berjalan perlahan menjauh dari ku.

𝙇𝙖𝙡𝙞𝙨𝙖 𝙥𝙤𝙫

kini aku sedang berada di bandara dan akan menuju ke Korea, sebelum aku benar benar pergi, aku sudah menyiapkan hadia untuk adiku Rose. Aku menelponnya
" hai adiku, aku peringatkan sekali lagi jangan mencari ku okey, dan aku juga sudah menyiapkan hadiah istimewa atas pembunuhanmu terhadap ayah" ucapku melalui saluran telepon "lihat lah ke arah mobil kesayangan mu itu" sambung ku.

mobil itu sudah ku pasang alat peledak dan akan meledak dalam hitungan 3......2........1.

"siallll, aku tidak akan memaafkan mu jalang bodoh" teriaknya, dan ku matikan telepon tanpa menjawab sepatah kata pun.

𝘽𝙖𝙣𝙙𝙖𝙧𝙖 𝙄𝙣𝙘𝙝𝙚𝙤𝙣 13:50

yaa welcome to korea...
"dimana kau" tanyaku kepada seseorang yang sedang menungguku

"parkiran bandara, kemarilah" jawab jiso

"baiklah" balas ku menuju parkiran

"ya, aku merindukanmu,tanpa mu aku tidak akan bisa hidup saat ini, aku berhutang kepada mu" ucapnya menghampiri ku dan memelukku

"aku juga sangat merindukanmu dan harta itu" ucapku membalas pelukannya

"jadi kemana kita sekarang? " tanya ku melepas pelukannya, dan memasuki mobil

"Kita akan ke............ "

 

........



𝘿𝙖𝙣𝙜𝙬𝙤𝙣-𝙜𝙪, 𝘼𝙣𝙨𝙖𝙣

"ini tempatnya" ucapnya sambil memberhentikan mobil.

"apakah aku akan tinggal disini jiso?" tanyaku keluar dari mobil sambil melihat gedung.
ya ini adalah gedung yang dijadikan plaza, tempat para penyewa berjualan, plaza ini disebut plaza wusang.

"tentu, aku akan mengantarmu ke tempat mu" balas jiso, berjalan didepanku sambil membawa koper ku.

𝙋𝙤𝙫 𝙟𝙞𝙨𝙤

Kami masuk ke dalam plaza wusang.
Aku memperlihatkan apa yang ada didalamnya, para penyewa melihat kami dengan tatapan tidak menyenangkan, tibalah kami di gereja dalam plaza, gereja inilah tempat dimana harta atau lebih tepatnya emas itu berada, ya dibawah gereja, aku memberitahunya dan dia hanya mengangguk memperhatikan gereja lalu mengajakku ke tempat selanjutnya, entah apa yang sedang ia pikirkan atau rencanakan orang ini sangat sulit dipahami, jika bukan karna aku pernah berutang budi kepadanya, aku tidak akan ingin bekerja sama dengan orang sesulit dimengerti seperti dia.

sampai akhirnya kita tiba di ruang 601 , tempat lisa akan tinggal.
"Ini kamarmu,ada ruang tamu ,dapur, satu kamar tidur, dan satu kamar mandi, aku sudah menyiapkan apa yang kau mau, uang dan barang barang mu yang kau kirim" ucapku memberi tahu lisa jika aku sudah menyelesaikan tugasku sesuai dengan keinginannya.

"Oke terimakasih jiso"balasnya sambil memperhatikan ruang
" Apa ada yang kau butuhkan lagi? "
"tidak, ini sudah cukup"

"Jika tidak aku akan pergi, permisi"
aku meninggalkan tempat lisa dan kembali ke mobil untuk pergi, dia tidak memberi tahu ku tentang rencana selanjutnya, atau apa yang harus ku lakukan, aku berharap dia betah disana.

𝙇𝙞𝙨𝙖 𝙥𝙤𝙫

Aku membereskan barang barangnya, kemudian pergi  mandi kamar mandi disana agak bermasalah dan jiso tidak memberitahu lisa, hahaha, saat ia ingin menyalakan shower, air tidak keluar, mencoba menyalakan lagi dengan air keluar tapi itu sangat dingin, aku kesal dan bertanya tanya apakah tidak ada air panas?
aku mengotak atik benda itu dan air sangat panas keluar dari shower, itu mengejutkan ku, tubuhku terasa melepuh astagaa.

Mandi penuh drama akhirnya selesai, aku menggunakan celana hitam longgar dan hoodie berwarna putih.

aku pergi keluar mencari tempat menjual makanan karena aku lapar, sampai lah aku di resto lezate, resto yang menjual masakan italia.
aku memasuki resto tersebut.

"ohh, selamat datang nyonya"ucap pemilik resto sambil menyambut ku
aku duduk dikursi sebelah pintu dan si pemilik resto menyodorkan menunya, ada beberapa masakan italia, dan aku memesan risotto.

" ini Risottonya, apakah kau penghuni baru?Aku belum pernah melihat mu sebelum nya" tanyanya sambil meletakan Risotto dimeja tempat ku berada

"ya, aku penghuni baru disini" jawabku, mencicipi risotto, dan aku terkejut bahwa......
"risotto ini seperti kuah basi yang dihangatkan" ucapku melepeh makanan itu, mengeluarkan uang lalu membayarnya.

Muka pemilik resto sangat kesal dan kecewa terhadap ku, dia juga tampak sedih.

........

aku berjalan sendirian masih melihat lihat dan memperhatikan plaza ini, tampak tua dan tidak bagus, banyak kebocoran di sepanjang jalan.

𝙅𝙚𝙣𝙣𝙞𝙚 𝙥𝙤𝙫

aku pergi ke kantor ayahku berada dengan wajah kesal dan marah, sepanjang jalan aku menyusun kalimat kalimat yang harus ku lontar kan kepadanya, itu bukan kalimat makian, tapi lebih tepatnya kalimat rasa kecewa, aku akan melupakan kekecewaan ku kepadanya.

saat aku menuju kantor ayahku itu, aku melihat gadis dengan pakaian santai berjalan sendirian, aku belum pernah melihatnya sebelumnya, apakah dia penghuni baru plaza ini? ah masa bodoh aku ingin segera sampai di kantor ayahku.







                             𝙏𝙊 𝘽𝙀 𝘾𝙊𝙉𝙏𝙐𝙉𝙀







𝙇𝘼𝙉𝙅𝙐𝙏 𝙂𝘼 𝙉𝙄𝙃𝙃
𝙆𝘼𝙇𝙊 𝙇𝘼𝙉𝙅𝙐𝙏 𝘽𝘼𝙉𝙏𝙐 𝙑𝙊𝙏𝙀 𝘿𝘼𝙉 𝙆𝙊𝙈𝙀𝙉 𝙔𝘼
𝘼𝙐𝙏𝙃𝙊𝙍 𝙋𝙀𝙈𝙐𝙇𝘼 𝙂𝙀𝙎𝙎
𝙈𝙊𝙃𝙊𝙉 𝘿𝙐𝙆𝙐𝙉𝙂𝘼𝙉𝙉𝙔𝘼 𝙔𝘼 𝙏𝙀𝙈𝘼𝙉 𝙏𝙀𝙈𝘼𝙉
𝙏𝙀𝙍𝙄𝙈𝘼𝙆𝘼𝙎𝙄𝙃



Lalisa Manoban [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang