Flashback

367 14 0
                                    

𝙅𝙚𝙣𝙣𝙞𝙚 𝙥𝙤𝙫

aku pergi ke kantor ayahku berada dengan wajah kesal dan marah, sepanjang jalan aku menyusun kalimat kalimat yang harus ku lontar kan kepadanya, itu bukan kalimat makian, tapi lebih tepatnya kalimat rasa kecewa, aku akan melupakan kekecewaan ku kepadanya.

saat aku menuju kantor ayahku itu, aku melihat gadis dengan pakaian santai berjalan sendirian, aku belum pernah melihatnya sebelumnya, apakah dia penghuni baru plaza ini? ah masa bodoh aku ingin segera sampai di kantor ayahku.

"appa!!!" panggilku dari pintu masuk menuju mejanya.

"Ayah, kenapa kau mempersulit hidup putrimu, terimalah saja kompensasi, dan semua akan berakhir, kenapa kau mempersulit mereka" ucapku merengek membujuk ayahku.

"kembalilah ke tempat mu dan jangan ganggu ayahmu ini, ayah sedang sibuk" balasnya, tidak melihatku sama sekali.

"jadi ayah akan tetap melawan ku? kau hanya membuang buang waktumu" balas ku dengan wajah meyakinkan nya.

dia mengusir ku, kali ini dia menatapku tanpa memikirkan ucapanku "pergilah" balasnya dengan raut wajah lelah, sebenarnya aku kasian pada nya, dia tampak sangat lelah, tetapi dia tidak akan pernah menyerah.

aku memutuskan pergi karna tidak ada hasil.
keluar dari kantornya, berjalan menuju luar plaza dan kembali ke apartemenku, ya aku tidak lagi tinggal bersama ayahku dan ibuku.

......

07:30

Aku memasuki ruangan ku, dan melihat ada dokumen terletak diatas meja ku, aku mengambilnya dan ternyata itu adalah surat permintaan penolakan kompensasi dan melakukan sidang ulang.

Aku tau itu pasti dari ayahku, aku langsung bergegas mengambil tas ku dan keluar dari ruangan ku, menuju kantornya

"ayahhh!!, apa apaan kau ini, kau sama  sekali tidak mendengarkan ucapan putri semata wayangmu ini? " kataku dengan nada kesal marah semua campur aduk.

"kebenaran harus diungkap, jika kau ingin terus menutupi kesalahan dari perusahaan sampah itu, lakukanlah ayah tidak akan menyerah" balasnya dengan wajah serius.

"Ta-tapi...., oke ayo kita lakukan sidang ulang dan melihat kekalahan mu ayah" balasku, memberi hormat dan keluar ruangan nya.

saat aku keluar aku mendengar suara keributan di Koridor, aku berjalan menuju koridor karna ingin tau keributan apa yang terjadi sepagi ini.

.....

𝙇𝙞𝙨𝙖 𝙥𝙤𝙫

08:00

Aku terbangun dari tidurku karna mendengar kebisingan didalam plaza, suara mereka menggema masuk ke tempatku. Ini memang sudah pagi, tapi urusanku masih santai, tidak ada yang harus dikerjakan buru buru.

aku keluar dari kamarku menuju pintu luar, dan mengecek apa yang terjadi disana. Terdapat banyak penghuni plaza, sedang ribut di Koridor bersama dengan para preman yang tampak tidak menakutkan.

Aku bergabung dengan mereka dan menanyakan ada masalah apa sepagi ini, salah satu dari mereka menjawab ku, ia mengatakan bahwa plaza ini akan dibeli secara paksa, dan mereka meminta tanda tangan para penghuni plaza untuk persetujuan juga diberikan kompensasi.

mereka tampak menolak dengan hal itu, tampak dari raut wajah mereka bahwa mereka tidak ingin menjualnya. keributan mulai memanas, mereka bertengkar.

"BERHENTI SEMUANYA!" teriakku dengan lantang, "kalian tidak dibolehkan melakukan kekerasan terhadap penghuni plaza, kalian bisa dipenjara atas itu" kataku dengan tegas dihadapan bos para preman.

Lalisa Manoban [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang