Bab 4

669 96 9
                                    

"Kak Stela tuh She, pacar laki lo,” bisik Tami ketika mendapati Stela dan teman-temannya yang baru saja memasukki kantin.

Shevana mengedik bodo amat. “Terus urusannya sama gue apa?” balasnya tak acuh, usai menelan mie ayam yang merupakan pengganjal perutnya setelah mata kuliah selesai.

“Ye lo mah! Masa nggak cemburu! Kalo gue nih ya, sumpah demi apa pun gue nggak sudi dimadu, meski dalam bentuk apa pun.”

“Kalau-kalau lo lupa, bahkan gue aja pacaran sama Bara!” balasnya yang sontak saja membuat Tami manggut-manggut.

Perempuan itu kemudian menyengir dengan polos. “Eh, bener juga ya.”

Shevana mendelik tajam, merasa gemas sendiri dengan sahabatnya ini. “Kepinteran sih, Mbaknyahhh!”

Tami mencibir, sebelum kembali berseru saat melihat Bara sedang berjalan ke arah mereka.

Shevana lantas menoleh ke arahnya dan tersenyum sambil melambaikan tangan. Sebenarnya sedikit gugup, mengingat semalam dia kelupaan dengan permintaan Bara untuk video call. 

“Hei,” sapanya, sementara Bara yang baru saja duduk di sisinya itu hanya bergumam menanggapi.

Shevana berdecak, karena mendapati tanggapan singkat pacarnya itu. “Ngapain ke sini coba, kalo cuma bikin aku kesel!” singgungnya langsung.

“Kamu kesel?” tanya Bara, akhirnya membuka suara, yang langsung Sheva angguki.

“Lebih kesel mana sama aku yang semalaman telepon kamu, tapi sama sekali nggak diangkat?”

Sheva seketika mengerucutkan bibir, sambil memperlihatkan ekspresi menyesalnya. Karena sungguh, dia lupa semalam. “Soriiiiiii, kan aku udah kirim pesan tadi pagi kalo aku ketiduran. Masa masih marah sih, Bar?”

Ekhem!

Tami berdeham keras dengan sengaja, yang sukses mengalihkan perhatian dua anak manusia di depannya yang tengah bertengkar kecil itu.

“Aduh tolong ya Mas, Mbak, kalo mau ngurusin urusan rumah tangganya jangan di sini. Saya kan lagi makan nih. Cacing-cacing di perut saya menggerutu nggak bisa makan dengan tenang, karena Mas sama Mbaknya yang ribut. Aduh, Tami nggak bisa diginiin!” ocehnya.

Baik Sheva maupun Bara menatap Tami dengan malas, sebelum keduanya memutuskan untuk menyingkir yang langsung Tami angguki dengan senang hati. Bahkan perempuan itu dengan senang hati melambaikan tangannya sambil berkata, “Jangan balik kalo belum selesai!”

Setelahnya, perempuan itu meraih ponselnya yang terletak di sisi mangkuk mie ayam miliknya dan mulai mengutak-atiknya. Tami mengadu pada Ricky, pacar tiga bulannya.

Tami : My Ky, makan siang Tami ambyar!

My Ky : Kenapa Sayangku?

Tami : Masa Sheva sama Bara siang-siang gini ribut di kantin.

My Ky : Kamu nggak tahu aja, kalo di sini juga ada orang galau, yang udah mau ngalahin orang gila. Saking frustrasinya.

Tami : Kavi?

My Ky : Huum. Nih anak sok iye bgt. Si Stel marah gara-gara mencyduk Kavi yang nganterin Sheva tadi pagi.

“Eh anjir, pantesan muka Kak Stela jutek-jutek gitu,” gumamnya, seraya melirik ke arah Stela yang duduk tak jauh darinya.

Iseng, Tami pun mengarahkan kameranya pada Stela dan mengirimkan foto tersebut pada pacarnya, berharap Ricky memperlihatkannya pada Kavi.

My Ky : Bisa minta tolong bilang sama Stela buat balas pesan gue nggak, Tam? Gue Kavi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 01, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Accidental Romance Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang