DUDA 15

205 43 6
                                    

Selesai bermain, berjalan-jalan di Kota Bandung, nggak terasa waktu sudah mulai sore. Sehun, Seulgi dan Sean menuju rumah Seulgi terlebih dahulu sebelum kembali lagi ke Jakarta.

Sudah sore hari Bandung sangat sejuk apalagi dibalut dengan perasaan kedua sejoli ini didalam mobil. Entah apa yang membuat Seulgi dan Sehun menjadi canggung seperti ini, padahal nggak terjadi apa-apa?

Apa karena Sehun bilang dia selalu mikirin Seulgi atau karena ada hal yang lain?

Menurut Seulgi, nggak ada salahnya Sehun bilang selalu mikirin Seulgi, nyaman didekatnya karena selama ini yang Seulgi rasakan pun sama.

"duh, masa jadi pake perasaan gini, sih?" Ucap Seulgi dalam hati.

Seulgi menoleh kebelakang melihat Sean yang ternyata sudah tertidur lelap, mungkin karena seharian ini lelah bermain dan mengelilingi Bandung.

"Besok kereta yang jam berapa pak?" Tanya Seulgi mencairkan suasana.

Sehun yang sedang menyetir sedikit terkejut lalu menoleh ke arah Seulgi, kemudian kembali lagi melihat jalanan didepan.

"Jam sembilan, Gi."

Seulgi mengangguk-ngangguk, "Udah dipesen tiketnya?"

"Udah tadi pas saya ke kamar mandi." Jawab Sehun singkat.

Seulgi tambah bingung, ada apa lagi dengan Sehun? Tidak seperti tadi dan tidak seperti biasanya. Seulgi diam sesaat, lalu bertanya lagi kepada Sehun,

"Kenapa, pak?"

"Kenapa apanya?" Jawab Sehun.

"Bapak kenapa ko diem aja? Beda dari tadi gitu.." Tanya Seulgi sambil sedikit tersenyum.

Sehun lagi-lagi cuma menoleh sekilas kearahnya, "Capek saya, ada yang dipikirin." Jawab Sehun sambil mengacak-acak rambutnya.

"Hah? mikirin apa pak?"

"Kamu." Jawab Sehun singkat padat dan jelas.

Seulgi terdiam, bingung mau jawab apa. Akhirnya selama perjalanan menuju rumah Seulgi mereka berdua sama-sama diam. Hanya terdengar suara kendaraan yang diluar.

Setelah sampai dirumah Seulgi, Sehun langsung masuk ke kamar. Sama sekali nggak mikirin Sean ada dimana. Seulgi pun juga nggak berkata apa-apa. Mereka masih sama-sama diam. Seulgi juga bingung sama apa yang dia rasain. Menurut Seulgi terlalu cepat untuk menyukai Sehun, Sehun selama ini emang baik, tapi bukannya terlalu cepat untuk menyukai Sehun?

Seulgi pusing.

Sehun juga suka Seulgi.

Tapi yang membuatnya bingung, Sehun beneran suka Seulgi atau Sehun suka Seulgi karena kesepian semenjak pisah sama mantan istrinya?

Sehun masih ingat dulu bagaimana ia bisa pisah dengan mantan istrinya, Sehun ingat jelas. Sehun takut kalau harus kehilangan Seulgi. Harus kehilangan orang yang ia sayang untuk kedua kalinya.

Sehun masih ingat jelas saat Sean mengigau setiap tidur mencari keberadaan mamanya.

Sehun sangat terpukul mengingat Sean saat dulu se-sedih itu mencari mamanya. Sedangkan sang mama nggak pernah mau bertemu dengan Sean lagi.

Sehun selalu mengemis-ngemis dan memohon-mohon kepada mantan istrinya untuk bertemu Sean setidaknya sekali agar Sean nggak sedih lagi. Tapi tetap nggak mau.

Sehun nggak pernah mikirin perasaannya sendiri, tapi Sehun sangat memikirkan perasaan Sean. Toh, dulu, Sehun nggak sayang-sayang banget sama mantan istrinya karena dijodohin sama neneknya padahal Sehun udah bilang kalau dia nggak sesempurna itu. Sampai akhirnya kebongkar sendiri busuknya gimana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 01, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DUDA [next chapter]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang