"ini kamar kalian"
Aerin membuka pintu. Terlihat lah sebuah ruangan dengan 2 buah kasur tingkat dan sebuah meja dengan lampu tidur diatas nya. Ada juga sebuah lemari pakaian di sudut ruangan.
4 pemuda hybird itu menatap kagum seisi ruangan yang akan mereka tempati selama mereka ada Disini itu.
"I-ini..., Benar ruangan kita tuan ??" Ujar doyoung.
Aerin mengangguk. "Maaf isi ruangan nya terlalu simpel karena aku sendiri jarang masuk ke kamar ini. Kakak-kakak kalian juga dapat ruangan yang sama. Atau kalian mau mengganti cat ruangan nya ? Biar lebih bagus?"
Doyoung menggeleng cepat. Sungguh, ini jauh lebih baik dari pada kurungan besi yang mereka tempati dulu.
"KAK ! LIHAT ! KITA PUNYA TEMPAT TIDUR !!"
Si bungsu terpekik senang sembari memeluk guling nya. Haruto menggulung diri nya di dalam selimut dan merebah kan tubuh nya ke kasur, membuat nya terlihat seperti ulat bulu. "Hangat~ haru suka~~".
"Haru suka ?"
Pemuda alpaca itu mengangguk. Aerin tertawa dan mengusap rambut pemuda yang terbungkus selimut itu. Jeongwoo berputar-putar, menelisik seluruh sudut kamar mereka.
Langkah nya sangat gesit. Ekor nya bergerak ribut begitu pula telinga nya yang ikut bergerak ketika ia menemukan sesuatu yang baru.
"Tuan !"
Aerin menoleh kan kepala nya. Di sana ada jeongwoo yang tengah memegang sebuah lampu tidur—Berbentuk domba. Gadis itu dapat melihat kalau mata nya berbinar melihat benda kecil itu menyinarkan cahaya kekuningan.
Ia mengalihkan pandangan nya dan menatap aerin.
"Tuan... Domba nya bersinar"
"Hahaha, iya woo. domba nya bersinar...."
Jeongwoo mengusap-usap lampu itu lembut. Ekor nya masih bergerak walau tak se-ribut tadi. Aerin merasa hati nya menghangat ketika jeongwoo menatap nya polos disertai senyum manis nya.
Mungkin seperti ini rasanya memiliki adik. Dirinya yang terlahir sebagai putri tunggal itu selalu mendambakan saudara kecil yang dapat ia ajak bermain setiap hari. Tapi keinginan itu tidak dapat terwujud.
Dan sekarang tuhan memberikan nya kepercayaan pada dua belas orang sekaligus.
Ia tak akan menyia-nyiakan hal ini.
Dengan semangat aerin membawa sebuah boneka shinchan ke kamar hyunsuk dan yang lain, bermaksud menemui salah satu penghuni kamar itu.
Sembari mengusap-usap boneka itu agar bersih dari debu yang menempel disana.
Dia menemukan boneka itu di gudang. Melihat junkyu, ia jadi teringat betapa ia sangat menyukai kartun yang sama saat ia kecil.
Ia sampai menangis, merengek minta di belikan boneka shinchan pada ibunya.
Aerin mengetuk pelan kamar itu. "Sebentar~~" aerin mengulum senyum terbaik nya ketika mendengar suara yang menyahut dari dalam. Pemuda koala itu pun menyembulkan kepala nya.
"Eoh ? Tuan ? Apa yang membuat mu kemari ?" Tanya junkyu.
Seperti biasa, senyum manis nya tak sedikit pun luntur mengingat apa yang sudah koala itu lalui. Mata yang selalu bersinar itu menangkap boneka yang aerin sedang peluk.
Shinchan.
Mata nya langsung berbinar. Telinga nya bergerak-gerak senang. Aerin dapat mendengar suara gesekan ekor kecil nya yang bergerak ribut di belakang sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
「𝙿𝚁𝙾𝙹𝙴𝙲𝚃𝟶𝟷𝟸」|| 𝑻𝑹𝑬𝑨𝑺𝑼𝑹𝑬
Fanfiction"kalian akan aman bersamaku, aku janji" . . . . "TUAN !!" "Yeayy !! Tuan sudah pulang~!" "Biar ku bantu tuan" "TUAN ! HARU NGERUSAKIN BUNGA !!" "JONGU JANGAN CEPU KE TUAN !!"