Teaser Ketiga

267 41 10
                                        

Jati Diri

Tahun berganti dengan begitu cepat di alam dunia ketiga. Tak terasa, anak anak telah tumbuh dengan begitu saja. Tak terasa, dua abad berlalu begitu saja. Usia malaikat memang panjang hingga akhir jaman. Begitu pula dengan anak anak yang telah tumbuh dewasa. Tanpa disadari, Lalisa terlah bertransformasi menjadi anak muda yang sangat cantik dan menawan.

Purti Ariadne dan Panglima Xavier sebentar Lagi menjadi Dewasa seutuhnya. Ia rupawan, Semampai dengan kaki indah, pinggang yag kecil, tetapi tubuhnya berisi dan bugar. Rambut hitam legamnya itu telah panjang sepunggung.

Kulitnya sangat putih bak porselen, Wajahnya kecil, Alisnya tebal dan rapih, terlebih Lalisa punya bibir sensual yang berisi penuh dan berwarna merah. Sungguh teramat rupawan anak Ariadne itu.

Hari ini adalah hari dimana Ia akan berusia 225 Tahun, bagi malaikat dan iblis, usia begitu sama dengan usia diawal 20-an Manusia. Usia dimana seseorang sedang mekar dengan indahnya.

Lalisa duduk diatas kursi, Ibu tercintanya membantu untuk menyisir rambut hitam tebal yang panjang itu - Lalisa hanya pasrah saja disisir oleh Ariadne rambut panjangnya. "Lalisa ? Sepertinya rambut hitam mu sudah terlalu panjang."

"Apa kau berkenan jika ibu memotongnya ?" Tanya Ariadne pada sang putri.

"Rambutmu sudah terlalu panjang, ini akan mengganggu sayapmu yang akan tumbuh nanti malam"

Lisa tak banyak membantah, "Terserah Ibu bagusnya seperti apa. Aku akan menurut saja."

"Lagi pula, aku juga tak begitu menyukai rambut ini, dua ratus tahun lamanya orang orang benci karena aku memiliki rambut ini Ibu"

Ariadne menangkup wajah Lalisa, lalu ia kecup dahi putrinya itu. "Ingatlah, bahwa dari sekian banyak orag didunia ini. Ibu yang paling mencintai rambut hitam mu ini"

Tiba tiba Lalisa bertanya serius pada ibunya itu. "Ibu, anak anak lain seusiaku menyambut hari tumbuhnya sayap mereka dengan merayakannya di Taman Eden"

"Mengapa aku tak di perbolehkan oleh ayah untuk keluar, Bahkan ayah memintaku agar tetap dirumah saja, dan tak boleh bertemu siapapun"

Ariadne terdiam, ia tahu alasan dibalik Suaminya membuat peraturan itu, ini demi melindungi Lalisa, dan juga melindungi orang lain. Xavier ingin menjaga agar Lalisa tak di amuk oleh para malaikat. Sedangkan, ia dan suaminya pun tak tahu, Bagaimana anak ini akan bersikap setelah sayapnya tumbuh.

Lalisa adalah putri kandung Lucifer, mau bagaimanapun darah iblis itu ada padanya. Setelah Iblis menumbuhkan sayap, maka ia akan menjadi iblis sempurna.

Ia akan kehausan, butuh dosa, butuh darah. Bahkan Xavier telah menyiapkan ruangan yang khusus untuk Lalisa nanti malam. Seandainya putri mereka berubah, maka Lalisa tidak akan menyakiti orang lain.

"Mungkin ayahmu hanya ingin melindungimu Lalisa, Bukannya kami tak tahu apa yang kau lalui selama ini Nak. Kami tahu bahwa putri kami di kucilkan"

"Ayah dan ibu tak tega, jika kau harus di hina oleh anak anak malaikat lain. maka lebih baik jika kau tetap dirumah saja menunggu sayapmu muncul. Ibu dan ayah akan menemanimu"

"Lalu ? sampai kapan aku akan menutup kedua mataku dengan kain tipis ini ibu ?"

"Sampai kapan aku menyembunyikan kedua mataku?"

Lagi-lagi Ariadne terdiam, Ia merasakan kesedihan yang telah ditanggung oleh putrinya itu selama bertahun tahun. Lalisa tidak pernah hidup bebas, alih alih menjaganya, Xavier malah membuat Lalisa hidup seperti dipenjara.

Ariadne berpikir, mungkin ada baiknya sesekali ia memberi putrinya kebebasan. "Baiklah, Ibu akan membolehkanmu melepas kain dimatamu" Ia sentuh kepala belakang putrinya, lalu ia lepas simpul kain emas di mata Lalisa.

SWITCH (JL EBOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang