4. Hukuman

1.9K 131 2
                                    

Pukul 6

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pukul 6.45 Hago baru saja bangun dari tidurnya. Ia melirik jam di atas nakas dan seketika ia mengusap matanya, ternyata benar dirinya kesiangan.

Semalam Hago tidak bisa tidur dan memutuskan bermain game sampai tengah malam tak ingak waktu. Dan akhirnya ia bangun kesiangan saking ngantuknya.

Dengan cepat Hago pergi mandi, buru buru menggunakan pakaian seragamnya. Terlihat acak acakan apalagi dengan rambut yang masih belum tertata rapih.

Hago tinggal di kostan, walaupun Hago masih SMA ia sudah jauh dari orang tuanya dengan alasan agar lebih mandiri.

Sebenarnya di kostan ini Hago tak sendiri, ada juga sepupunya yang di kamar lain bersebelahan dengannya. Namanya Aheng.

Aheng umurnya jauh lebih tua di bandingkan Hago. Jika Hago masi kelas 11 maka Aheng sudah kuliah. Hanya beda beberapa tahun saja.

Balik lagi ke Hago, dirinya sudah tancap gas penuh menuju sekolahnya. Tak sempat untuk sarapan.

Benar dugaannya.

Sampai di sekolah gerbangnya sudah tertutup, pas menunjukan waktu jam 7. Mau tak mau Hago harus menerima hukuman lagi.

"Kenapa bisa telat?”

Seperti biasa suara itu adalah milik Malv, setiap pagi malv yang menjaga gerbang dengan anak osis lainnya.

“Kesiangan pak"

"Alasan klasik"

‘Ngeselin banget, untung sayang’ batin Hago

"Lari 7 keliling lapangan" titahnya dengan tegas

Kali ini hago tidak melawan, lebih baik mengerjakannya daripada hukumannya makin di tambah.

Baru awal menjalankan hukuman, Hago masih terlihat baik baik saja. Namun saat putaran 3 mata Hago sudah tak bisa melihat dengan jelas.

Matanya berkunang kunang, apalagi dengan perutnya yang masih kosong belum terisi apapun sedari tadi karena terburu buru.

Kepalanya berdengung nyeri dan merasakan pusing, Hago tetap memaksakan diri untuk menyelesaikan hukumannya dengan jalan yang sempoyongan tapi naas ia malah terjatuh tergeletak tak sadarkan diri.

Saat murid lain melewati lapanagan, ia langsung teriak bahwa ada siswa yang pingsan di lapangan. Perlahan siswa yang berlalu lalang menghampiri Hago dan mengerubunginya.

Sabian baru saja keluar dari toiletnya, ia mendengar suara bising di lapangan. Dengan penasaraan Sabian menghampiri kerumunan itu.

Seketika Sabian membelakkan matanya melihat temannya-Hago pingsan di tengah lapangan.

Saat ia hendak membopong tubuh Hago untuk di bawa ke ruang UKS tapi terhenti karena suara seseorang mengintrupsi "Minggir"

Sabian menoleh ternyata itu si guru bk alias Pak Malv.

Guru BK   | markhyuck Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang