4 - Expire Racing Festival

3 1 0
                                    

"Hei, lihat-lihat kalau jalan!" Beberapa orang yang tak sengaja ditabrak Zora meneriaki dirinya.

Zora masih terus berlari sambil sesekali menengok ke belakang. Napasnya tersengal-sengal. Keringat turut bercucuran. Bayang-bayang kematian pun terlintas begitu saja. Zora tidak mau mati sekarang.

Sampai akhirnya, sosok pria serba hitam bertubuh besar sudah tidak terlihat lagi.

"Apakah kau barusan dikejar Holder?"

Zora terperanjat saat sebuah tangan menepuk pundak kanannya. Secara reflek, ia hendak melangkah pergi lagi. Namun, dengan cepat sosok yang ada di belakangnya ini menutup kepalanya dengan kain hitam, lantas menyeretnya menuju suatu tempat.

"Ini aku, Nezul." Kain penutup dibuka. Nezul meletakkan satu jarinya di depan mulut agar Zora tidak berteriak.

Sementara Zora mengatur tempo napasnya, Nezul memastikan bahwa tidak ada seorang pun di menguping di dekat ruangan mereka bersembunyi.

Zora menyandarkan punggung di dinding ruangan sambil meminum air yang diberikan Nezul.

"Apa yang terjadi denganmu, Zora? Apakah kau barusan dikejar Holder karena bolos kerja?" duga Nezul.

"Tidak ada Holder yang mengejarku," timpal Zora sambil membayangkan sosok para Holder yang mengenakan kostum serba hitam dan helm yang matanya bisa menyala di kegelapan.

Bukan hanya di planet Expire, Holder juga ditempatkan di beberapa wilayah galaksi Milky Way. Paling banyak ditempatkan di planet-planet yang dianggap penting atau berbahaya. Mereka adalah penjaga keamanan di bawah pengawasan Kerajaan Galaksi Milky Way. Tidak ada yang tahu pasti tentang sosok di balik Holder tersebut. Bisa jadi manusia atau makhluk dari ras lain.

"Kau ingat kejadian semalam?"

"Memangnya ada apa dengan kejadian semalam?" Nezul bertanya balik.

Zora meminta Nezul agar duduk lebih dekat. Kemudian berbisik pelan. "Barusan aku bertemu dengan dua orang itu."

"APA?" Seruan Nezul sampai-sampai membuat Zora harus bertindak menutup mulut si tikus besar ini.

"Pasti mereka yang telah membunuh Tuan Fredikson," ucap Nezul.

"Kupikir juga begitu. Sayangnya, kita tidak punya bukti bahwa mereka pembunuhnya," terang Zora.

"Gara-gara itu pula aku tidak jadi ikut pertandingan Festival Balap Expire." Nezul menunduk sedih. Dia tak menyangka kalau Tuan Fredikson yang sangat ia percayai sebagai ahli mekanik andalannya bakal terbunuh secara kejam.

"Jangan-jangan, mereka juga mengincar nyawamu, Zora!" Nezul tampak panik sambil mengguncang bahu Zora. "Ini sungguh gawat! Kita harus pergi dari planet ini."

"Ya, aku juga tengah memikirkannya."

Zora terdiam sejenak. Ia segera teringat dengan Galileo dan Riana.

Bagaimana kalau mereka juga mengincar anak-anakku?

Nezul bingung menyaksikan ekspresi Zora yang tak menentu. Ia melambaikan tangan di depan wajah pria paruh baya itu.

Sebuah ide tiba-tiba muncul di kepalanya. "Nezul, apakah kau punya pesawat luar angkasa?"

"Tentu saja aku tidak punya. Yang kupunya hanya 'si kumbang hitam' dan 'belalang hitam', hanya untuk kendaraan sehari-hari dan balapan. Tapi, aku bisa menjadi pilot dan mencarikan pesawat luar angkasa untukmu." Nezul berdiri dan melihat melalui celah-celah pintu sambil mendengarkan suara pemandu bahwa balapan akan segera dimulai.

Tatapannya beralih ke arah Zora. "Itu pun kalau kau mau."

"Tentu saja aku mau, Nezul. Katakan, di mana aku bisa mendapatkannya?" Zora ikut berdiri dan mengguncang tubuh Nezul. Si tikus besar merasa risi segera mendorongnya.

Nezul membuka knop pintu dan mengatakan sesuatu. "Kita harus menonton balapan Expire dulu agar bisa menemukan orang itu."

***

Zora menutup seluruh kepalanya dengan kain agar tidak ada yang mengenali, kecuali sepasang matanya. Balapan tengah berlangsung saat ini. Para peserta menunjukkan kemampuan kendaraannya masing-masing, bahkan diperbolehkan modifikasi senjata untuk mengalahkan lawan. Mulai dari kendaraan terbang berbentuk serangga, burung, binatang melata, pengerat, bahkan ada juga yang mirip piring terbang atau bentuk yang tidak biasa. Bukan hanya peserta, bahkan para penonton dari berbagai ras turut memeriahkan festival hari ini. Semua tampak mencolok di mata Zora.

Satu hal yang mengganjal dalam pertandingan ini adalah adanya peserta seorang bocah lelaki kecil dengan helm mirip kepala anjing dan kacamata besar. Bentuk kendaraan yang dimilikinya amat tidak terduga. Bagian depan kendaraan terbang yang ditumpanginya berbentuk seperti peluru dengan ujung runcing. Sedangkan bagian belakangnya terdapat dua silinder berukuran sebesar bagian depan yang ditumpanginya. Zora merasa takjub dengan kemampuan bocah lelaki itu.

"Siapa bocah lelaki dengan dua tabung silinder itu?" tanya Zora kepada Nezul.

"Scott, dia peringkat kedua balapan tahun lalu. Ayahnya sangat berambisi agar dia menang. Tapi, aku tak yakin ayahnya mau meminjamkan pesawat luar angkasa untuk kita," ujar Nezul.

"Jadi, ayah Scott yang kita cari?" tanya Zora lagi.

Nezul mengangguk. Ternyata para peserta balapan sudah menempuh tiga putaran. Tersisa dua putaran lagi untuk menang. Peserta juga masih tersisa beberapa. Ternyata, Scott masih bertahan.

Zora memicingkan mata untuk melihat ke arah layar visual besar yang dibentangkan. Sepertinya ia pernah melihat benda yang mirip dua silinder itu sebelumnya.   

THE LAST MESSAGE FROM STELLARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang