14. Si Mandiri Yang Dianggap Beban II

245 28 5
                                    

Proses menjadi mandiri untuk seorang INFP tidak mudah. Ada yang lebih cepat, ada yang lebih lama. Tergantung bagaimana mereka menyadari dan belajar akan situasi yang mereka hadapi. Dalam perjalanannya mereka mengalami beberapa kali kecewa dan terluka karena dipatahkan oleh orang-orang terdekat juga keadaan.

Rasa takut akan sesuatu yang baru membuat INFP bergantung pada orang lain. Meskipun ia penasaran dan sangat ingin mencoba hal itu, di sisi lain kekhawatiran tidak lepas dari pikirannya. Oleh karena itu INFP butuh untuk didampingi. Dalam hal ini sudah jelas orang mungkin berpikir INFP hanyalah beban yang tidak bisa melakukan sesuatu sendiri.

People come and people go mungkin ini yang pada akhirnya membuat INFP sadar tidak selamanya mereka bisa menggantungkan hidup pada orang lain. Mereka berjuang melawan rasa takut, malu dan kekhawatiran hingga membuat mereka melahirkan pribadi baru yang mampu berdiri sendiri.

Sembari belajar memahami bagaimana dunia bekerja, seorang INFP yang terlanjur merasa sendirian dan kesepian. Merasa dunia tidak adil dan kejam berusaha dengan keras mengasah kekuatan agar bertahan walau harus sendirian.

Namun, ketidak cakapan dalam mengungkapkan keinginan secara lisan membuat orang lain berpikir INFP masih tetap sama. Bahkan ketika mereka sudah sukses sekalipun setidaknya ada satu yang berpikir INFP sukses atas bantuan orang lain, ada orang yang direpotkan.

Bukan hanya tidak mahir berbicara, rasa welas asih (kasih sayang yang tidak terhingga), tidak enakan, mudah terhanyut, empati dan hal-hal sejenis itu membuat orang berpikir INFP lemah dan mudah diperdaya.

*Every INFP needs sincere people in their lives.

THINK ABOUT INFP (In My Opinion) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang