BAB 3

26 5 0
                                    

Kini dobby sedang berjalan menuju kamarnya yang berada di lantai dua, setiap kali selesai menaiki anak tangga ke lantai 2 dobby selalu di buat penasaran dengan ruangan Miss Aruna, yang berada tepat di sebelah tangga menuju ke lantai satu, ruangan dengan pintu kayu yang hampir menyentuh langit-langit dengan ukiran sebuah penyerangan beberapa laki-laki dewasa kepada seorang anak kecil, gambar yang cukup menyeramkan bagi anak usia 8 tahun seperti dirinya, namun hal tersebut tak membuat rasa penasarannya mengecil, dobby malah di buat semakin penasaran kemudian ia mendekati pintu tersebut, untuk mengintip apa yang ada di dalam ruangan tersebut, ruangan yang selalu tertutup, sejak miss aruna masih ada di panti ini untuk merawat mereka semua, sampai pada saat ia menghilang entah kemana meninggalkan 12 anak laki-laki itu hidup di panti tua ini tanpa orang dewasa dan pemilik panti, untuk bertanggung jawab kepada mereka yang masih anak-anak.

Nafas dobby tercekat saat ia mulai mendekatkan wajahnya lewat sela-sela pintu kayu ruangan miss aruna, sebab ada sebuah tangan yang tiba-tiba menyentuh pundaknya.

"Arthur! Kau mengagetkan ku, kenapa kau masih berkeliaran di Lorong ?" protes dobby kesal dengan mata yang melotot kepada Arthur.


"kenapa kamu belom tidur ?"  bukannya menjawab Arthur malah balik bertanya kepada dobby, yang berhasil membuat dobby tambah kesal.


"bukannya di jawab malah nanya balik" ucap dobby kesal dengan isyarat tangan agar si Arthur paham.


"aku mau ke kamar mandi" balas Arthur.


"sebaiknya kamu cepat pergi ke kamar mu"  usirnya kepada dobby dengan isyarat tangan untuk berbicara, dobby yang di perlakukan seperti itu hanya bisa mendengus kasar kemudian meninggalkan Arthur di Lorong dekat tangga itu sendiri, pikirnya Arthur itu anak yang aneh, masa pergi ke kamar mandi yang ada di lantai satu tanpa membawa lilin untuk penerangan, gimana kalo dia terjungkal dari anak tanga, sementara dia tidak bisa berteriak karena keistimewahan nya itu, lantas siapa yang akan menolongnya? , tapi dobby mengabaikan pertanyaan di dalam kepaianya itu, biarkanlah Arthur itu anaknya istimewah.

Kini dobby sudah berada di kamarnya, dia sekamar dengan panji, arthur, mahesa, dan wildan

"mahesa tidak bersama mu ?" belom sempat dobby mendudukkan dirinya di atas ranjang, sebuah lontaran pertannyaan dari panji sudah menerpanya lebih dulu.


"dia bilang mau mandi terlebih dahulu bersama kak jerry"  jawabnya dan panji hanya mengangguk-ngauk sebagai respon nya.


Suasana di dalam kamar begitu hening setelah percakapan singkat antara dobby dengan panji barusan, dobby belum tidur dia hanya memandangi langit-langit kamar dengan banayaknya pertannyaan di kepalanya, panji pun juga belum tidur ia hanya duduk di ujung ranjangnya sambil menatap pintu kamar sepertinya ia sedang menunggu mahesa atau arthur masuk ke dalam kamar.


Kini dobby merubah posisi tidurnya dari terlentang ke menyamping ke sebelah kiri agar ia segera tidur, hal bertama yang ia lihat adalah wildan yang tidur dengan damai, anak paling muda di panti asuhan ini sangat gampang sekali tertidur dan lapar, ketika dobby mulai memejamkan matanya ia melirik ke arah pintu, mahesa sudah selesi mandi dan ingin tidur, terdengar oborlan singkat antara panji dengan mahesa, tapi dobby heran kenapa mahesa langsung menutup pintu bukannya arthur masih di luar ?, dan lagi kenapa mahesa datang sendirian ke kamar seharusnya jika ia dari kamar mandi, dia akan bersama arthur, dobby pun membalikan tubuhnya menghadap sebelah kanan dan ia sangat terkejut sampai berteriak kemudian menutup wajahnya dengan selimut, tentu terikan dobby membuat penghuni kamar pada terkejut termasuk wildan yang langsung terbangun.


Panji dan mahesa pun segera menghampiri dobby yang bergetar dan terisak di dalam selimut, kemudian panji mengangkat tubuh dobby untuk ia pangku dan mengelus punggungnya agar berhenti menangis.


"ada apa dobby ?" tanya panji sambil mengusap kepala adeknya itu.


"a a arthur" jawabnya terbata sambil menunjuk ranjang Arthur tanpa memalingkan kepalanya yang bersembunyi di dada panji.


Hal itu membuat panji segera menatap kearah Arthur yang terlihat binggung dan mengeleng-gelengkan kepalanya, karena dobby tidak berhenti menangis dan sekarang wildan ikutan menangis karena terbangun dari tidurnya membuat panji segera mengendong dobby untuk ia tidurkan di kamar danny dan yang lain.






tbc...







hallo aku up eisode baru nih

jangan lupa vote dan comment biar author tambah semangat.

RUN AWAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang