11

1.6K 278 24
                                    

Bertemu dengan Hinata adalah keberuntungan terbesar yang pernah Naruto dapati dalam hidupnya. Saat dia tak lagi percaya bahwa sepasang manusia bisa menyatukan isi hati dan kepala, Hinata datang kepadanya memberi arti yang sesungguhnya soal cinta.

Semakin hari mengenalnya, rasanya semakin jatuh hati. Berbagai hal dalam diri wanita itu selalu membuat Naruto tergelitik ingin memiliki.

Maka hari ini Naruto meminta Hinata di hadapan Tuhan, keluarga, dan teman-teman untuk memulai perjalanan panjang bersama.

Naruto menyematkan cincin berlian indah itu untuk mengikat Hinata secara resmi sebagai istrinya. Matanya tak berhenti menyoroti wajah cantik wanita itu, mempelainya yang tak dia duga adalah Hinata pada akhirnya, namun dia sangat-sangat bersyukur wanita itulah yang ada di hadapannya di atas altar hari ini.

"Aku mencintaimu." Ucap Naruto seraya mengecup punggung tangan istrinya dengan lembut.

Hinata menggenggam erat tangan Naruto yang juga sudah ia sematkan cincin pernikahannya. Meski menangis bukan hal yang ingin dia lakukan di hari pernikahannya, Hinata tak mampu menahannya sama sekali.

Sejak kepergian ayah dan ibu, Hinata selalu sendirian. Dia terbiasa mengurus hidupnya sendiri, tinggal di dalam rumah yang hanya ada dirinya sendiri, kesepian tanpa ada yang melindungi, tapi hari ini seorang pria berdiri di hadapannya meminta untuk hidup bersama selamanya.

Dan saat dirinya sudah sebegini jatuh cintanya, tak ada jawaban lain yang bisa Hinata berikan selain, ya.

Bagi Hinata, Naruto memiliki segala hal yang dia butuhkan dari seorang pria. Dia hangat, tegas, namun juga lembut di saat yang bersamaan. Kala semua orang mengatakan Naruto sempurna karena tampilan luar atau uangnya, Hinata telah menelisik lebih jauh daripada itu.

Semua keraguan yang sempat tersemat di hati Hinata, akan dia enyahkan seutuhnya mulai hari ini. Dia percaya pada Naruto, pria itu tak akan menyakitinya. "Aku mencintaimu."

Semua tamu yang menghadiri acara pernikahan itu turut bersukacita. Mengantarkan doa paling tulus untuk ke dua mempelai yang nampak berbahagia di atas altar.

...

Acara berlangsung sangat menyenangkan setelahnya, pemotongan kue, penyampaian ucapan selamat dari teman serta keluarga, dan tentu saja dansa.

Meski pesta pernikahan itu digelar di rumah, acaranya tak bisa disebut sederhana sama sekali. Seluruh dekorasi, pakaian, makanan, souvenir, bahkan kue disediakan dalam kualitas premium.

Semua tamu dijamu dengan layak. Layak dalam standard pesta keluarga Uzumaki.

Alunan musik live mini orchestra di sudut taman mengudara dengan lembut, memeriahkan suasana pesta pernikahan itu.

Namun sepasang pengantin yang baru menikah itu sudah tak terlihat lagi di pekarangan, entah pergi ke mana. Keluarga dan teman sibuk menikmati pesta yang menyenangkan itu sehingga tak menyadarinya.

Naruto membuka pintu kamar paviliun sambil mendekap Hinata dengan ke dua tangannya.

Tidak, mereka bukan ingin bercinta di tengah pesta pernikahan yang belum selesai, namun sang mempelai wanita mendadak mual parah yang tentu saja akibat kehamilannya.

Hinata melepaskan dekapannya di tengkuk Naruto begitu tubuhnya dibaringkan di atas ranjang.

Sekarang wanita yang masih mengenakan gaun pengantin itu berbaring di atas ranjang dengan wajah lelah meski cantiknya tidak luntur sedikitpun.

Syukurlah Hinata memilih gaun pengantin dengan lace dan satin lembut yang pas di tubuh, tidak terlalu besar dan berat sebab Naruto telah mewanti padanya untuk berhati-hati, altar memiliki beberapa anak tangga, gaun yang terlalu besar hanya akan membuat Hinata kerepotan.

The TailorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang