22

1.5K 272 21
                                    

Naruto tiba di kantor kepolisian pukul dua siang, setelah menemani istrinya melalu pemeriksaan pagi dan siang hari di rumah sakit. Wanita itu belum menunjukan perkembangan apapun. Dia masih tak sadarkan diri dan belum melalui masa kritisnya.

Pria itu melangkah turun dari mobil dengan langkah lebar. Dia sudah dihubungi oleh kepolisian setempat terkait pertemuan hari ini. Untuk pelengkapan data laporan.

"Selamat siang, Tuan." Seorang anggota kepolisian menyambut dengan sopan seraya mempersilakannya masuk.

"Aku ingin menemui pelakunya." Ucap Naruto dengan raut dingin yang sulit dihindari.

"Baiklah." Petugas kepolisian lalu membawa Naruto ke sel. Itu adalah sel penahanan sementara sebelum nanti kasusnya dilimpahkan ke kejaksaan.

Naruto melangkah melalui lorong-lorong di kantor kepolisian, melewati beberapa sel dengan para tahanan di dalamnya.

Namun mereka berhenti di sel paling ujung, tempat di mana wanita pirang itu berada.

Ya, Shion ada di dalam sana, mengenakan kaus hitam dan celana panjang yang nampak jelas cipratan darah di bagian kaki dan lengannya.

Shion menoleh ke arah pintu saat merasakan seseorang menatap ke arahnya. Kala matanya menangkap sosok itu, tak ada lagi yang ingin dia katakan. Mata biru saphire itu menatapnya penuh amarah dan dendam.

"Puas kau melakukan ini hm?" Naruto berucap dingin kepada wanita gila itu.

Shion kembali menatap dinding sel. "Kau hancurkan hidupku dan sekarang kuhancurian kembali hidupmu."

Naruto berdiri di depan sel, kemudian memanggil wanita itu mendekat. "Kemarilah."

Shion kemudian bangkit dan menghampiri. Dia pun ingin melihat pria itu hancur sama sepertinya. Keduanya berdiri berhadapan sekarang dibatasi jeruji besi kokoh hingga atap.

"Kondisinya sekarat di rumah sakit sekarang." Ucap Naruto memberitahu wanita keparat itu apa yang telah dia lakukan.

"Dia akan mati sepertiku." Ucap Shion  sama tajamnya. Hidupnya telah berakhir sekarang, tak ada lagi yang dia miliki dan dia harap Naruto merasakan penderitaan yang sama.

"Hanya kau yang akan mati, Shion." Naruto menarik tengkuk wanita sialan itu dengan kasar, membuat kepalanya terbentur jeruji besi.

Shion terbelalak saat kepalanya dibenturkan kepada jeruji besi beberapa kali dengan kuat. "Tolong!" Dia berteriak.

Naruto menarik surai wanita itu dan membenturkan kepalanya terus menerus hingga petugas kepolisian datang dan menahannya.

"Tuan, hentikan!" Petugas kepolisian menahan bahu Naruto dan menariknya menjauh dari jeruji besi, namun dia tak melepaskan cekalannya dari leher Shion dengan mudah.

Naruto menatap marah kepada wanita itu. "Kuharap aku tak pernah mengenalmu, keparat!" Tak akan dia katakan kepada wanita sialan itu bahwa hidupnya benar hancur karenanya dan membuatnya merasa menang. "Kau harus ingat ucapanku hari ini."

Shion memejamkan matanya, dia meraskaan darah mengalir dari pelipisnya yang terluka akibat benturan dengan jeruji besi.

"Kau tak akan bisa menghancurkan hidupku dua kali. Kau akan membayar semua yang kau lakukan dan kupastikan kau membusuk di penjara." Naruto berucap tepat di hadapan Shion kali ini.

Shion mendapati kemarahan yang jelas nyata dari pria itu, pria yang selalu dia manfaatkan sepanjang sebelas tahun terakhir untuk uang dan hartanya.

Pria itu tak pernah nampak semarah ini sebelumnya, dia bahkan menutup mulut rapat-rapat selama enam tahun setelah dikacaukan hidupnya. Namun untuk kali ini, dia berbeda.

The TailorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang