[8] lavender

438 31 1
                                    

warn: bxb content!

pagi itu si manis park haechan melangkah terburu-buru di dalam kediamannya. dari dalam kamar, area dapur, dan sekarang di depan rak sepatu depan pintu. raut panik tidak absen terpasang semenjak ia sadar jika jam sudah menunjukkan pukul 7.10 pagi.

ya haechan telat, lagi.

entah sudah keberapa kali dalam beberapa bulan terakhir. dengan alasan yang sama, kesiangan. jika saja bunda park tahu, haechan pasti akan diseret untuk kembali pulang dan tinggal di rumah utama. fyi, haechan memang tinggal sendiri. disalah satu apartemen yang dekat dengan sekolahnya. jarak sekolah yang cukup jauh dari rumah utama membuat seorang haechan yang cukup manja nekat hidup sendiri.

tentu saja awalnya tidak mudah. apalagi untuk mendapat izin dari bunda park yang sangat tidak bisa dikalahkan itu. haechan bahkan mendrama dengan tangis tersedu saja tidak mampu meluluhkan hati baja sang bunda. dan akhirnya ayah park lah mencoba ikut turun tangan dengan dalih: haechanie kan sudah besar. biarlah dia mengambil keputusan yang baginya benar. lagipula tidak salah juga untuk hidup sendiri itung-itungkan mandiri. nanti kalau dia macam-macam ayah sendiri yang gotong buat pulang. memakan waktu hampir seminggu bunda pun setuju dengan berat hati.

seharian haechan memeluk pria tampan yang ia panggil ayah itu erat. memang tanpa ayah, haechan hanya butiran debu.

brak!

menutup pintu cukup brutal dan menguncinya, si manis park itu pun berlari kearah lift.

"tolong tahan!"

haechan berteriak cukup nyaring sampai sosok yang sudah di dalam lift reflek menahan pintu lift yang hampir tertutup setengah.

"m-makasih," haechan yang masih ngos-ngos san tidak sadar bagaimana ia ditatap lekat dengan senyum maklum.

"telat lagi huh."

haechan yang kini mulai tenang menoleh. seketika mata beruang lucu itu berbinar terang. "kak san?!"

choi san―pria bersurai hitam lekat itu terkekeh. tangan besar nya mengambil sesuatu di kantong celana sekolah miliknya. "ngadep sini dulu, chanie," pintanya. dan tanpa protes haechan berdiri berhadapan dengan san. "baru pagi udah keringetan aja," dengan telaten san menyeka peluh yang membanjiri kening haechan menggunakan sapu tangannya.

haechan tersenyum lebar. "hehe makasih kak san."

san terlihat mengangguk. tmi, choi san ini merupakan senior haechan di sekolah yang merangkap juga sepupunya dari pihak ibu. san duduk di kelas sebelas, sedangkan haechan di kelas sepuluh. san juga tinggal di gedung apartemen yang sama dengan haechan, yang pasti usulan sang bunda. bedanya hanya jarak kamar mereka yang cukup jauh. tapi setiap weekend mereka selalu menghabiskan waktu bersama dimana itu membuat keduanya cukup akrab.

lagipula haechan sangat menyukai san. ia pria yang baik dan mampu membuat haechan yang terbilang pemalu itu nyaman. ah, pokoknya san ini kakak sepupu kesayangannya!

"bangun jam berapa jadi bisa telat?"

haechan mengusap tengkuknya. senyum malu ia berikan pada san yang menatapnya gemas. "tujuh kurang? chanie lupa pasang alarm."

san mengusap surai abu-abu haechan. "begadang kamu ya? main game lagi? telat terus nih, aku laporin bunda kyung nanti," ucap san. pria itu tertawa melihat bagaimana bibir sepupu imutnya cemberut. lucu sekali.

"ih nda kok! chanie tuh malem tadi keasikan baca novel yang kakak kasih. seru banget eh keterusan deh," ucap haechan masih dengan bibir manyun. "kak san juga telat uw, ntar chanie aduin ke mama lay!"

gummy bear Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang