Part 3

181 29 0
                                    

Alisa kini tengah berada di sebuah minimarket yang memang lumayan dekat dengan apartemennya. Dia memang sudah sukses sekarang. Namun, ia tetap menjalankan hidup sederhana.

Gadis itu hanya memakai kaos oversize dan celana pendek sepaha. Dia juga menggunakan masker hitam, agar tidak di kenali oleh orang-orang.

Namun ketika Alisa akan keluar dari minimarket tiba-tiba ia di kejutkan dengan pria berperawakan tinggi dengan jas hitam yang sepertinya dia mengenal pria itu.

"Kau? Sedang apa di sini? " tanya Alisa kepada pria itu yang ternyata adalah Jevan.

Pria itu hanya diam saja. Dan dengan tiba-tiba CEO perusahaan Alfred Corp itu merangkul pinggang Alisa membuat gadis itu melotot kaget.

"Kau sudah gila. " ujar Alisa seraya melepaskan rangkulan dari Jevan.

Pria itu hanya tersenyum pada Alisa lalu berbalik pergi. Sebelum itu Jevan mengatakan kata yang membuat Alisa bingung.  "Selamat."

"Dasar, Pria gila! "

~•~

Saat ini Jevan dan keluarganya tengah menikmati makan malam. Tak lupa disana ada Ellena dan ayahnya — Tuan Ghanix.

"Kita sudah memutuskan pernikahan kalian akan diadakan besok lusa. " ujar Devan memecah keheningan yang dari tadi menyelimuti meja makan itu.

Jevan hanya diam tak menanggapi hal tersebut. Ia fokus pada handphone nya yang dari tadi terus ia otak-atik. Entahlah apa yang sedang dilakukan pria itu, yang jelas dari raut mukanya begitu kentara jika dia tengah mengerjakan hal yang serius.

"Jev,  kau dengar kan apa yang ayah katakan. " ujar Devan yang sadar jika sedari tadi Jevan fokus dengan benda persegi panjang itu.

"Hm. " dehem Jevan sebagai balasan untuk sang ayah.

"Besok kau dan Ellena —" ucapan Devan terpotong tak kala Jevan berujar.

"Besok aku sibuk." Devan menghela nafas kasar.

"Kau keterlaluan Jevan. " ujar pria paruh baya itu sudah cukup lelah dengan sikap putra semata wayang nya tersebut.

"Aku tidak peduli, jika makan malam nya sudah selesai aku akan pergi. " ujar Jevan seraya meninggalkan tempat itu.

Melihat sikap Jevan yang terkesan tidak sopan. Membuat Devan tak enak. "Maafkan sikap Jevan, dia memang begitu. Namun, kala dia sudah mencintai seseorang, dia akan melakukan apapun demi orang yang dia cintai, bahkan dia akan menurut pada orang itu. Dan semoga suatu hari kau akan menjadi orang yang Jevan cintai, Ellena. "

"Terimakasih Tuan Alfred. " ujar Ellena dengan malu-malu, karena ia yakin Jevan akan takluk padanya.

"Tidak, panggil saja saya ayah. Sebentar lagi kau akan menjadi menantuku. " ujar Devan.

"Baiklah ayah. " jawab Ellena seraya tersenyum miring yang tidak di sadari siapapun.

"Lihat saja Jevan, kau akan tunduk oleh ku. " batin Ellena.

~•~

"Lisaaa. " Teriak Maya saat memasuki apartemennya.

"Ada apa? Kau berisik sekali. " ujar Alisa kala mendengar suara Maya yang membuatnya bangun dari tidur lelapnya.

"Liat berita sekarang. " ujar Maya membuat Alisa mengerutkan alisnya aneh.

Always Be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang