Part 6. Pernikahan

198 31 1
                                    

Hari ini adalah hari dimana kedua pasangan yang memang sudah menikah itu akan melakukan pernikahannya lagi. Meresmikan hubungan mereka kepada publik.

Terlihat suasana disana begitu ramai. Keluarga Alfred tak pernah main-main jika melakukan sebuah acara. Mereka akan melakukannya secara besar-besaran. Apalagi ini adalah pernikahan satu-satunya pewaris Alfred Corp.

Saat ini Jevan tampak menawan menggunakan Tuxedo hitam dengan dasi kupu-kupu serta rambut yang di tata rapi menunggu sang pengantin wanita yang sebentar lagi akan berjalan di altar bersama adiknya.

Trek

Semua orang langsung menatap kearah Altar yang disana terdapat perempuan cantik menggunakan gaun putih tanpa lengan, tak lupa rambut yang di sanggul bak putri bangsawan.

"Sangat cantik. " ucap Jevan yang tak sabar menerima tangan Alisa.

Wajah pria itu sedari tadi tersenyum melihat sang pujaan hati begitu menawan. Karena sudah tak sabar Jevan berjalan ke arah Alisa dan menggenggam tangan nya menuju sang pemuka agama untuk mengucap janji pernikahan.

"Baik saudara Jonh Alfred Jevan, apakah anda bersedia menjadikan saudari Alisa Laynamberly sebagai Istri anda selama hidup anda dan suka duka bersama sampai maut memisahkan." ujar sang pemuka agama.

"Bersedia! " jawab Jevan tanpa ada keraguan di sana.

Pembuka agama pun mengucapkan hal yang sama kepada Alisa dan janji pun selesai. "Sekarang kalian sudah sah menjadi suami istri. Silahkan untuk keduanya berciu—"

Sebelum selesai mengucapkan hal itu Jevan langsung mencium Alisa di depan semua orang. Gadis itu tampak terkejut dengan kelakuan suaminya tersebut.

Disana semua orang riuh bertepuk tangan. Mungkin diantara mereka memang ada pro kontra untuk pernikahan Jevan dan Alisa. Namun, mereka tak bisa menyerukan pendapatnya.

Memangnya siapa mereka?! Jika saja ikut campur, bisa-bisa besok mereka gulung tikar.

~•~

Saat ini Jevan dan Alisa tengah duduk di kursi yang memang sudah di sediakan untuk mereka berdua. Terlihat kursi tersebut bak singgasana milik sebuah kerajaan. Sangat indah dan mewah.

Devan yang sedari tadi hanya melihat mereka dari kejauhan pun mendekat pada dua pasutri itu.

"Kau memang putraku." ujar Devan tepat di depan pasangan muda tersebut.

Jevan hanya mendelik mendengar penuturan sang Ayah.

"Selamat atas pernikahan kalian. " ucap Devan membuat Jevan mengerutkan alisnya.

"Jangan menatap ku begitu. Kau seperti orang yang penuh curiga terhadap ayah mu sendiri." ucap Devan diiringi tawa kecilnya.

"Aku tidak menyangka, kau dapat menemukan dan menikahi wanita ini. Kau memang pria tangguh Jev. " Jevan melotot kala ayah nya berujar seperti itu.

"Sebaiknya anda pergi saja Tuan Alfred Devan. " mendengar penuturan sang putra. Devan tertawa seraya meninggalkan kedua pasutri itu.

Alisa bingung dengan pembicaraan dua pria yang berbeda generasi itu.

"Jangan terlalu di pikirkan sayang. " ujar Jevan kala melihat raut muka Alisa.

"Kalian memang aneh. " ujar Alisa membuat Jevan tertawa.

"Aku tidak aneh sayang, pak tua itu saja yang aneh. " ujar Jevan kemudian mengecup pipi tembam Alisa.

"Kau! Ishh. " Alisa yang di kecup melotot marah seraya menghapus kasar bekas kecupan yang ada di pipinya.

"Mau kemana? " Tanya Jevan kala melihat Alisa berdiri.

"Aku ingin mengambil handphone di kamar. " Jawab Alisa.

"Suruh saja pelayan untuk membawakannya. " perintah Jevan

"Aku bisa mengambil nya sendiri. " Jevan kemudian ikut berdiri.

"Aku akan mengantarmu. " final Jevan.

Alisa yang akan membantah pun tak bisa. Karena wajah Jevan yang terlihat mengerikan.

Saat mereka akan ke kamar tiba-tiba datang perempuan cantik dengan baju ketat berwarna hitam memeluk Jevan.

"Hai Jev, how are you? I miss you so much. " ujar wanita itu seraya masih memeluk Jevan.

Pria itu mendorong perempuan tadi. "Kau apa-apaan! " Jevan terlihat marah dengan sikap gadis di depannya itu.

Sedangkan Alisa hanya menatap mereka tak minat.

"Aku ke kamar duluan. " ujar Alisa yang akan pergi namun Jevan menahan tangannya.

"kita pergi bersama. " kemudian meninggalkan gadis tadi yang menatap mereka dengan penuh kekesalan.

"Lihat saja Jev,  pernikahan mu tidak akan berlangsung lama. Kau sudah mencampakkan aku dengan membatalkan pernikahan kita dan malah ingin menikahi gadis itu. Cih! " ujar gadis itu.

Ya! Dia adalah Ellena Ghanix. Walau pernikahan dan kerja sama mereka batal namun, Devan tetap mengundang mereka. Dan Tuan Ghanix pun menerima nya.

Mereka tetap bisa berteman walau bukan menjadi rekan kerja. Karena Jevan memang tak mau berurusan lagi dengan perusahaan itu.

~•~

Saat ini kedua pengantin tesebut tengah cekcok sebab tadi kala melihat Handphone nya. Alisa dikejutkan dengan panggilan telepon dari Maya.

"Kau! Aku sudah bilang kan padamu waktu itu, kenapa kau tak mengundang sahabatku hah? " geram Alisa kala tahu jika sahabatnya sekaligus manajernya itu tak di undang di pesta pernikahannya.

Maya yang marah-marah karena tak diundang terus saja meneleponnya. Kemudian Alisa memarahi Jevan karena dia lupa memberikan undangan itu pada Milan yang nanti akan di berikan pada Maya.

Alisa memang tak mengundang Maya langsung karena saat itu dia merasa tidak enak badan dan memutuskan untuk istirahat total. Dia juga mengatakan pada Jevan untuk mengundang Maya lewat undangan saja.

Tapi pria itu malah lupa. Dan berakhir Maya marah padanya.

"Yasudah suruh saja dia kesini sayang. Acaranya juga belum selesai." ujar Jevan lembut. Karena takut Alisa akan marah lagi.

Heol! Sejak kapan seorang Jevan takut pada seseorang. Ckck! Definisi suami takut istri ini mah!

"Mana mau dia! ish Kau memang menyebalkan! " ujar Alisa kemudian pergi dari sana. Namun, saat akan pergi kamar itu di kunci.

"Kenapa sayang? Susah di buka ya? " tanya Jevan yang sudah berada di belakang Alisa membuat gadis itu terlonjak kaget.

"Kau kenapa mengunci pintu. Buka! " panik Alisa kala melihat Jevan tersenyum miring.

"Mau apa kau, Aaaaaa"
.
.
.
.
.
.

TBC

[Kamis, 18 Mei 2023]

spm_

Always Be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang