Part 5

205 26 0
                                    

Kini Alisa dan Jevan berada di mansion Alfred. Gadis itu terlihat tak nyaman kala manik mata dari perempuan yang merupakan ibu tiri dari Jevan menatap tajam kearahnya.

"Kenapa kau membawanya kerumah, Jev?" Ujar Veronika dengan nada tak sukanya.

"Ada yang salah? " ujar Jevan seraya menaikan alisnya. "Aku berhak membawa siapapun kesini termasuk dia. " Lanjutnya seraya merangkul punggung Alisa.

"Dimana Tuan Jonh Devan?" tanya Jevan pada Veronika.

"Kau belum menjawab pertanyaan ku Jev, mengapa kau membawa gadis ini? Kau akan menikah dengan Ellena. "

"Ada apa ini ribut-ribut." ujar Devan yang baru saja turun dari tangga.

Melihat putranya ada disana bersama gadis yang ia ketahui merupakan seorang yang di beritakan berkencan dengan Jevan.

Devan segera menghampiri mereka. "Kau mengapa membawanya kesini?" cercanya melihat sang putra Membawa gadis yang tak pernah ia sangka-sangka akan datang ke mansionnya.

"Berita yang tengah booming sekarang tak benarkan Jev? " tanya Devan.

"Apakah kedatangan ku dengan membawanya membuatmu tak percaya dengan berita itu? " jawab Jevan masih merangkul gadis yang sedari tadi hanya diam saja.

"Putus kan dia Jev! Dia bukan perempuan baik untukmu" suruh Devan tegas.

Jevan hanya mengangkat alisnya. "Kau siapa berani berkata seperti itu pada istriku? " geram Jevan mendengar hinaan yang keluar dari mulut ayah nya itu.

Terlihat sepasang suami istri paruh baya itu terkejut mendengar penuturan Jevan.

"Apa?! Dia istrimu? " kaget Veronika. "Dev, lihat putra mu itu, dia sudah menikah dengan wanita bukan pilihanmu. " lanjut wanita itu pada suaminya.

Sedangkan Devan hanya menatap sang putra dengan pandangan yang tak dapat diartikan.

"Kau sungguh sudah menikah dengan putraku? " tanya Devan pada Alisa setelah lumayan lama terdiam.

Gadis yang ditanya Devan itu terlihat kaget, Alisa melihat Jevan kemudian kembali menatap pria paruh baya itu seraya menghembuskan nafas pelan.

"Ya! Kami memang sudah menikah, Tuan. " ujar Alisa pelan. Gadis itu terlihat lelah dengan wajah pucat yang terlihat jelas.

Devan menatap gadis itu lamat-lamat membuat Jevan kesal karena istrinya di tatap seperti itu oleh ayah nya.

"Jaga pandangan anda, Tuan Jonh Alfred Devan. " ujar Jevan kesal.

Namun Devan mengatakan hal yang membuat pria itu bingung.

"Jev, bawa istri mu ke kamar dia sepertinya sedang tidak sehat. "

Jevan segera melihat sang istri dan benar gadis itu tampak pucat pasi. "Sayang kau baik-baik saja hem?" tanya Jevan seraya menggendong Alisa.

"Panggilkan dokter! Cepat!" Teriak Jevan panik kala melihat Alisa yang tiba-tiba pingsan di gendongannya.

~•~

"Bagaimana keadaannya Dok?" tanya Jevan setelah dokter memeriksa Alisa.
"Nona Alisa hanya kelelahan. Dia perlu istirahat saja. Setelah nona siuman berikan obat ini padanya." ujar sang dokter kemudian pergi meninggalkan ruangan itu.

Jevan menatap gadis yang tengah terbaring dengan wajah pucat itu dengan lama. Kemudian mengecup kening sang istri. Lalu pergi ke kamar mandi.

Ceklek

Setelah beberapa menit Jevan habiskan untuk mandi. Ia keluar kamar mandi hanya terbalut handuk yang menutupi bagian bawahnya saja.

Dia melihat ke arah ranjang yang masih terdapat Alisa tengah tertidur pulas. Jevan pergi ke wardrobe untuk berpakaian.

Setelah berpakaian pria tampan itu berjalan menuju ranjang yang terdapat istri cantiknya.

"Dia masih belum bangun juga. " gumam Jevan khawatir karena Alisa tak kunjung bangun setelah di periksa dokter tadi.

"Emhh. " Lenguhan dari sang empu membuat Jevan tersenyum.

"Sayang, ada yang sakit hem? " Ujar Jevan lembut.

Alisa membuka matanya mendengar suara pria itu. "Aku ada dimana? " tanyanya.

"Di kamarku." jawab Jevan singkat.

"Aku kenapa?"

"Kau tadi pingsan sayang. " jawab Jevan mengelus pipi Alisa dengan lembut, setelahnya pria itu cium.

Cup ~

"Kau imut sekali ketika bangun tidur. " gemas Jevan melihat wajah bantal Alisa yang sangat menggemaskan.

Gadis itu hanya mendelik mendengar ucapan Jevan.

"Makanlah dulu, kemudian minum obat ini." perintah Jevan menggeser makanan yang tadi ada di meja sebelah ranjang kemudian memberikan dua tablet berwarna putih dan kuning itu pada Alisa.

Gadis itu terlihat enggan meminum obat yang ada di tangan Jevan. "Tidak! Pahit. " tolaknya seraya memperlihatkan wajah seperti ingin muntah.

"Minum, Alis! " tegas Jevan melihat penolakan gadis itu.

Dengan terpaksa Alisa meminum obat yang di berikan Jevan padanya.

"Kita akan tinggal disini untuk sementara. " ujar Jevan. "Lalu kita akan mengadakan pesta pernikahan besok. " lanjutnya membuat Alisa tersedak.

Jevan mengelus punggung gadis itu dengan lembut. "Hati-hati kalau minum. "

"Bukankah kita harus merahasiakan pernikahan ini? " tanya Alisa bingung. Sebab pria ini bilang padanya jika akan merahasiakannya terlebih dahulu setelah ayahnya memutuskan kerja sama dengan perusahaan Ghanix.

"Ayah sudah memutuskan kerja sama dengan perusahaan Ghanix. Dia juga yang mengusulkan hal ini. Lagi pula ini lebih baik. Kita tidak tahu kan, bisa jadi jika dia akan datang cepat. " ujar Jevan seraya mengelus perut Alisa.

Gadis itu menepis tangan Jevan. "Ck! Menyebalkan! "
.
.
.
.
.

TBC

[Selasa, 16 Mei 2023]

spm_

Always Be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang