BAB 7. Emosi

146 14 0
                                    


WARNING 🔞

Alisa terkejut tak kala Jevan menggendongnya tiba-tiba, kemudian dengan tak berperikemanusiaan dia melemparnya ke ranjang.

"Kau gila!" Teriak Alisa terkejut.

"Sayang, aku malas keluar lagi. Kita disini saja ya?" Alisa melotot kala bibir Jevan mendarat di lehernya, memberi kecupan lembut disana.

"Lepas Jevan, acara belum selesai." Ujar Alisa seraya berusaha untuk mendorong pria itu agar menjauh. Sepertinya Tuhan memberinya kebaikan.

tok tok

Pintu kamar di ketuk membuat aktivitas mereka terhenti dengan kesal Jevan membuka pintunya.

"Hei Jev... long time no see."  Jevan yang mendengar seseorang menyapa nya mendecih sinis.

"Kenapa kau kemari Ardan Telix." Pria yang bernama Ardan itu tersenyum manis hingga matanya hilang.

"Tentu saja bertemu kakak ipar." Alisa yang mendengar ada seseorang segera menghampiri suaminya.

"Ada apa?" Mendengar suara seorang wanita Ardan segera memberikan tangannya untuk berkenalan.

"Hai, I'm Ardan, you can call me honey." Perkenalan yang pria itu berikan membuat Alisa menatap ke arah Jevan.

"Anggap saja orang gila." Ujar Jevan seraya menepis tangan Ardan yang masih menggantung, karena Alisa yang tidak menyambutnya.

"Perkenalkan, aku Alisa. Kau bisa memanggilku Lisa." Ujar Alisa seraya tersenyum kaku.

"Wow kakak ipar, kau memang cantik." Jevan melotot kesal pada pria dihadapannya ini.

"Kau pergi lah dari sini, jika tidak ada hal penting." usir Jevan.

"Maaf kakak ipar, bolehkah aku meminjam suamimu sebentar?" Tanya Ardan yang langsung di balas dengan pelototan Jevan.

Alisa yang mengerti akan ucapan Ardan, memilih untuk pergi dari kamar dan kembali ke tempat dimana acara masih berlangsung.

"Beraninya kau mengusir istriku." Marah Jevan dengan tangan terkepal, seperti ingin meninju wajah tampan pria itu.

"Calm down bro, we can talk about this slowly." 

...

Jevan dan Ardan duduk di sebuah kursi yang ada di balkon. Keduanya tengah menghisap nikotin dengan mata menatap kearah depan.

"Jadi apa yang akan kau lakukan, Jev?" Mendengar itu Jevan mematikan rokoknya kemudian menatap Ardan dengan alis terangkat.

"Menurutmu?" Ardan paham dengan apa yang Jevan katakan. 

"Kau yakin dengan tindakan mu itu? Bukankah kau mencintainya?" Jevan menatap Ardan aneh.

"Apa maksudmu?" 

"Bukankah kau mencintai Alisa?" Jevan tertawa membuat Ardan bertanya-tanya 'apa yang lucu?'

"Kau pikir aku mencintai nya?" Jevan mendekat kearah Ardan kemudian menepuk pundak pria itu dan membisikan sesuatu ke telinga Ardan. "Ya,  aku mencintainya sampai-sampai ingin ku hancurkan tubuhmu, Ardan Telix." 

Srek

Pisau yang entah dari mana itu berhasil merobek lengan Ardan sampai pria itu meringis kesakitan. "Kau! Apa yang kau lakukan Jevan." Teriak Ardan kala pria itu berhasil membuat lengannya terluka.

"Kau bertanya aku mencintai Alisa? Harusnya kau paham, bagaimana pentingnya Alisa untukku. Kau tak berhak mempertanyakannya." Jevan pergi dari sana meninggalkan Ardan yang masih kesakitan.

Always Be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang