"Lim Hyunjin !" Teriak Yeji
Hyunjin yang baru saja keluar dari kamar tentu saja di buat bingung. Seperti baru di teriaki seperti maling.
"Aku tidak tuli. Ada apa ?"
"Mina Eomma menelfon, katanya dia mengirim pesan padamu tapi tidak kau baca."
Hyunjin masuk lagi kedalam kamar untuk mengambil ponselnya. Memang dia belum menyentuh ponselnya sejak pulang sekolah tadi. Antara sibuk, lupa dan malas menjadi satu.
"Park Woojin ?"
Hyunjin berjalan kearah sofa, dan duduk disana sambil menelaah pesan yang ibunya kirim dari sejak tadi siang.
"Wae ?"
"Orang bernama Park Woojin itu yang mana ?"
"Park Woojin ?"
Yeji nampak ikut berpikir, namanya tidak asing tapi visualnya tidak bisa tergambarkan.
"Dia kaka tingkat kita."
Jeno baru saja keluar dari kamarnya, dan ikut duduk di sofa bersama Hyunjin.
"Ada urusan apa ?"
"Eomma meminta untuk berhati - hati kalau bertemu denganya. Aku saja tidak tau wajahnya yang mana."
Jeno mengeluarkan ponselnya, seperti mencari sesuatu disana. Sampai akhirnya ponsel itu dia berikan pada Hyunjin.
"Park Woojin, elemen api. Kelas 3-3, kelompok silver. Masuk daftar 10 besar siswa terkuat di tingkatnya. Seorang petarung yang agresif dan abisius, menyerang lawan tanpa memberikan jeda. Pergerakanya juga sangat cepat dan lincah."
"Yak ! Aku penghafal semua murid yang ada di sekolah ?"
"Tidak secara langsung."
"Kenapa harus berhati - hati denganya ? Keluargamu ada masalah internal ?"
"Entahlah, aku bahkan baru mendengar namanya sekarang. Eomma hanya bilang, intinya sebisa mungkin hindari orang itu."
"Apa karena dia sekuat itu ?"
"Aku rasa dia sebanding dengan Hyunjin. Mungkin maksudnya dia bisa berbuat lebih, diluar kekuatanya."
"Curang dalam hal tertentu maksudmu ?" Tanya Hyunjin
Jeno mengangguk sebagai jawaban.
"Dari berbuat curang, atau membuat rumor bisa saja dilakukan."
"Jeno ada benarnya juga."
"Ya, sebisa mungkin kalau tidak ada urusan yang bersangkutan resmi dari sekolah hindari saja."
"Kau tau sendiri anak itu apinya cepat membesar."
"Bercerminlah !"
Mereka bertiga mendengar seseorang masuk kedalam unit, satu orang yang memang belum pulang sejak tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Strongest
Fiksi PenggemarOrang lain menganggap kami seegois itu. Orang lain menganggap kami selalu berbuat kecurangan. Orang lain menganggap kami hidup dengan kemudahan. Tapi mereka tidak tau, kalau kami menanggung beban yang begitu berat. Secara tidak langsung banyak hal y...