Villain's 15

25.8K 2.6K 21
                                    

"Apa anda baik-baik saja, Yang Mulia Ratu?" tanya Rosemary sembari menatap Livi khawatir.

Livi tersenyum. Menganggukkan kepalanya.

Tadi, Rosemary masuk ke kamar Livi karena gadis ini tidak menjawab ketika dipanggil. Begitu Rosemary masuk, pemandangan pertama yang dia lihat adalah majikannya yang tengah berdiri dengan pandangan mata kosong. Seolah jiwanya sedang berada di alam lain. Alhasil, Rosemary langsung mengguncang tubuh Livi sembari memanggil namanya dengan panik.

Beberapa saat kemudian, tubuh Livi tersentak. Nampak seperti jiwanya kembali masuk dalam tubuh kosongnya. Hal pertama yang Rosemary lakukan saat melihat Livi kembali sadar adalah menuntunnya untuk duduk di sofa. Rosemary menuangkan teh dalam teko yang selalu bisa menjaga kehangatan cairan di dalamnya. Lantas, meminta Livi meminumnya agar lebih tenang.

Setelah menunggu selama 10 menit, Livi akhirnya bisa tenang.

"Ray, apa pendapatmu jika seorang manusia yang diberi kesempatan hidup untuk kedua kalinya justru memilih mati dan memberikan kesempatan itu kepada orang lain?" tanya Livi.

Ini sebenarnya adalah pertanyaan yang sensitif. Karena menyangkut dengan kematian Lilyana. Andaikan Rosemary tahu jika Lilyana sudah mati dan justru menjual jiwanya pada iblis agar Livi bisa mengisi tubuh kosongnya, akan seperti apa jawaban Rosemary atas pertanyaan Lilyana? Livi ingin tahu apakah Rosemary setuju dengan apa yang dilakukan oleh Lilyana atau tidak. Karena selama ini, dia adalah orang yang selalu ada untuk Lilyana di istana yang terasa seperti neraka ini.

"Saya tidak tahu kenapa anda tiba-tiba menanyakan hal yang mengerikan seperti itu. Tapi, jika menurut anda pendapat saya adalah hal yang penting, saya akan menjawabnya." Rosemary menatap lukisan keluarga Lilyana yang terpampang jelas di dinding kamar Lilyana, "Mendapatkan kesempatan hidup untuk kedua kalinya adalah hal yang sangat hebat, Yang Mulia. Namun, saya rasa tidak semua orang ingin hidup untuk kedua kalinya. Bukankah hidup sekali saja sudah sangat menyesakkan? Saya bahkan yakin kalau semua manusia lebih memilih untuk dilahirkan menjadi tanaman saja dibandingkan manusia." kata Rosemary sembari tersenyum manis.

"Jika hal itu terjadi padaku, apa kau akan memarahiku karena memilih untuk mati dan memberikan hidupku pada orang lain?" tanya Livi lagi.

Rosemary tersentak. Senyum di wajahnya menghilang sebelum akhirnya kembali muncul. Dia menatap Livi penuh kasih. Persis seperti tatapan seorang ibu pada putrinya. Sangat teduh.

"Saya tidak bisa marah atas pilihan yang anda buat, Yang Mulia Ratu. Karena anda lebih tahu soal apa yang anda inginkan. Apapun pilihan yang anda pilih, saya harap itu membuat anda bahagia." kata Rosemary dengan senyum manis di wajahnya.

Mata Livi berair. Dia memeluk Rosemary dan menangis dalam pelukannya. Livi tidak mengerti. Kenapa Rosemary harus mati karena melindungi Lilyana? Kenapa Rosemary tidak melindungi dirinya sendiri? Apapun yang Rosemary lakukan, toh Lilyana akan tetap mati.

"Ray, aku harap pilihan yang kau buat juga membuatmu bahagia." kata Livi.

"Saya selalu berpikir sebelum membuat pilihan. Jadi, anda tenang saja! Apapun pilihan yang saya buat, itu akan tetap membuat saya bahagia." kata Rosemary sembari mengusap punggung Livi. Berusaha menenangkan majikan yang dengan tidak tahu dirinya dia anggap sebagai putrinya sendiri.

Rosemary tidak tahu apa yang terjadi pada gadis manis dalam pelukannya ini. Mungkin dia baru saja mengalami mimpi buruk.

Livi melepaskan pelukannya. Dia menatap Rosemary yang tersenyum. Rosemary mengusap bahu Livi. Masih berusaha menenangkannya.

Tok! Tok! Tok!

Terdengar suara pintu yang diketuk. Rosemary berdiri. Membuka pintu kamar Lilyana. Ah, rupanya pelayan dari istana kaisar. Apa yang membuat orang yang hampir tidak pernah kemari sejak Lilyana menikah dengan Vrenderick datang? Apa pada akhirnya kaisar menyetujui keinginan Lilyana untuk bercerai?

Beberapa hari lalu, Rosemary diam-diam mengirim surat ajuan perceraian yang dibuat oleh Lilyana. Gadis itu terlalu takut untuk mengirim surat itu pada suaminya. Jadi, Rosemary-lah yang melakukannya.

Apapun yang terjadi, orang yang harus meminta perceraian adalah Lilyana. Karena di kekaisaran ini, istri yang diceraikan oleh suaminya akan dianggap sebagai istri yang gagal.

"Ada apa?" tanya Rosemary ketika melihat pelayan itu hanya diam.

"Ah, anu... itu... Yang Mulia Kaisar meminta Yang Mulia Ratu untuk menghadap pada beliau." jawabnya sembari menundukkan kepalanya.

"Katakan pada Yang Mulia Kaisar jika Yang Mulia Ratu sedang tidak enak badan dan tidak bisa diganggu." kata Rosemary tegas.

"Ba-baik, Nyonya." balas pelayan itu dengan suara bergetar.

Keadaan Livi sedang tidak baik sekarang. Matanya jadi sedikit bengkak karena dia habis menangis. Jika Livi menemui Vrenderick, Rosemary khawatir kalau Vrenderick akan menghinanya meski hal itu tidak pernah terjadi. Tapi, tetap saja Rosemary merasa takut. Perasaan majikannya jauh lebih penting dibanding apapun.

"Tidak apa-apa, Ray! Aku akan menemui Yang Mulia Kaisar 10 menit lagi." kata Livi yang entah sejak kapan sudah berada di belakang Rosemary.

"Baik, Yang Mulia Ratu!" Pelayan itu membungkukkan badannya, "Kalau begitu saya pamit undur diri!"

Livi mengangguk. Pelayan itu pergi.

"Apa tidak masalah, Yang Mulia? Anda kelihatan tidak sehat." kata Rosemary khawatir.

"Tidak apa-apa. Lagipula, ada yang ingin aku katakan pada Yang Mulia."

Rosemary menganggukkan kepalanya. Jika majikannya sudah bicara seperti itu, tidak ada yang bisa Rosemary lakukan untuk melarangnya.

"Saya akan membantu anda bersiap-siap."

Kali ini giliran Livi yang menganggukkan kepalanya.

Setelah menutupi bengkak di matanya dengan serbuk mutiara yang dibuat menjadi concealer, Livi keluar dari kamarnya dan berjalan menuju ruang kerja Vrenderick. Tidak ada ksatria atau pelayan yang berjalan di belakangnya karena Lilyana memang tidak suka dengan orang asing.

Untung saja ingatan Lilyana tentang denah istana kekaisaran masih tertinggal di tubuhnya. Lilyana jadi bisa pergi kemanapun tanpa takut akan tersesat.

Livi mengetuk pintu ruang kerja Vrenderick. Seorang pria berusia 40 tahun membukanya. Dia adalah Michael Van Lewis, asisten pribadi Vrenderick. Orang yang selalu bersifat netral dan lebih mengutamakan logika. Michael tidak menyukai Lilyana. Tapi, dia juga tidak menyukainya. Meski begitu, Michael selalu memperlakukan Lilyana selayaknya ratu. Karena memang itulah posisi Lilyana dan tugas Michael. Haha..

"Silakan masuk, Yang Mulia Ratu!" kata Michael.

Livi mengangguk. Dia berjalan masuk. Michael kemudian keluar. Memberikan ruang dan waktu bagi pasangan ini untuk bicara dalam empat mata.

"Apa anda ingin bicara soal surat yang saya buat, Yang Mulia?" tanya Lilyana tanpa basa-basi.

Livi ingat jika Rosemary diam-diam memberikan surat pengajuan perceraian yang ditulis oleh Lilyana pada Vrenderick. Dulu, Vrenderick menolak perceraian itu. Tentu saja karena dia menyukai Lilyana dan berharap bisa membuat gadis berhati dingin itu juga menyukainya. Tapi, Vrenderick gagal. Alih-alih membuat Lilyana menyukainya, dia malah membuat gadis itu mati sia-sia.

Sekarang, Vrenderick tidak punya alasan untuk menolak perceraian itu karena ingatan soal dia yang menyukai Lilyana menghilang. Begitu juga dengan perasaannya.

Iya, Livi sudah memantapkan hatinya untuk bercerai dengan Vrenderick. Alasannya? Sederhana.

Vrenderick yang jatuh cinta dengan Lilyana saja bahkan membiarkan wanita yang dia cintai mati begitu saja. Apalagi, sekarang Vrenderick kehilangan ingatan dan perasaannya pada Lilyana.

Vrenderick yang seperti itu...

Tidak mungkin bisa membuat Livi bahagia. Sebaliknya, Livi hanya akan menderita di sini dan menunggu akhir cerita ini tiba. Jadi, daripada menunggu Arrandele dan Vrenderick bersatu _seperti apa yang tertulis dalam buku kehidupan Lilyana_ layaknya orang bodoh, lebih baik Livi pergi saja dari sini dengan si kembar.

"Apa maksudmu surat di perapian itu?" tanya Vrenderick.

Lilyana menoleh. Menatap bayangan hitam dalam api yang seketika berubah jadi abu.

"Kenapa anda_"

"Aku menolak perceraiannya." kata Vrenderick tegas.

I'm The Villain's And Hero's Mom✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang