Benang Sari

1.7K 63 2
                                    

Pernah tidak terbayangkan memiliki dua kehidupan yang berbeda, seperti dua mata koin yang berbeda pada satu wajah yang sama. 

Membayangkannya saja begitu rumit, apa lagi jika benar benar menjalaninya.

Setahun ini aku menemukan diriku terpecah di antara  Marsha dan Aura, Dalam hitungan menit, aku bisa melihat Marsha yang manis berubah menjadi Aura yang mengoda, dua gadis yang berbeda dalam satu tubuh yang sama, luar biasa bukan.

Aku ingat sedang duduk dikantin, kala itu memesan ice jeruk, lalu duduk di meja terjauh. Ya, Aku adalah Marsha, gadis yang pintar di sekolah, cantik namun lugu, Pandangan itu yang mereka lihat.

Tepat setahun lalu aku berada di sekolah ini, menjadi siswi baru yang tidak banyak membuat tingkah,

Namun sepertinya kisah Di SMA ku tidak semonoton itu.

***

Jam pulang sekolah sudah satu jam lalu terdengar.. Dengan mobil bertitel Civic ini pak Rudy mengantarku menuju taman bunga, sekarang aku menikmati satu cup ice cream lalu duduk di  kursi favorit ku di bawah pohon rindang, dan siang ini cukup panas namun sejuk.

Aku menutup mata,
saat itulah aku merasakan seseorang duduk di sampingku, tepat di bagian kosong kursi panjang ini.

"Apa semuanya baik-baik saja?"

"Jangan khawatir," aku mencoba tersenyum.

"kamu tidak baik-baik saja. Maaf kalau lancang, Kamu bisa berbagi degan ku? Aku rasa kamu butuh seorang pendengar" kata wanita itu menyentuh pundakku.

Mengapa seseorang yang sama sekali tidak aku kenal tertarik pada kehidupanku? Aku menatap wanita di depanku, dia tetap terfokus kepadaku, entah mengapa itu membuatku mulai percaya.

"Nama ku Mutiara, nice to meet you"
Kata wanita itu mengulurkan tangannya.

Dengan takut,  aku mengulurkan tangan dan menjabatnya. "Nama ku Marsha kak"

"Jadi, Marsha, kenapa kamu menangis? "

"Aku rasa kakak tidak akan tertarik dengan ceritaku" aku tersenyum sedih

"Kenapa?  lebih baik bercerita kan? Dari pada menyimpannya sendiri" dia berkata dan setengah tersenyum.

"Maaf kalau ceritaku tidak bagus" Aku mulai menceritakan keluh kesahku tentang keluarga, dan kak Mutiara menatapku dengan seksama, mendengarkan setiap detail ceritaku. satu dua pertanyaan  yang kak Mutiara tanyakan,

Ia jadi lebih banyak tau tentangku, kami bercerita selama beberapa jam. Kini kak Mutiara sudah tau segalanya tentangku.

"Ya. Sekarang aku harus kembali ke rumah dengan keadaan tidak ada siapa siapa kecuali pekerja di rumah"

Aku masih sangat mengingat matanya yang menelisik, membuat aku seketika gugup, ada kebingungan besar mengapa aku duduk di sini menceritakan kesepian ini kepada orang asing?

"Aku harus pergi,"
Terimakasih kakak sudah mau mendengar ceritaku!"  Aku berdiri kemudian melangkah

"Tunggu dulu"
"Akan aku beritahu di mana tempat yang membuatmu tidak merasa sendirian lagi, dan akan banyak yang menyayangimu nantinya" suaranya tegas meyakinkan.

Muncul harapan dan ketakutan dalam diriku, aku berhenti dan memandangnya.

" Apa kakak bisa membantuku?"

Aku melihat senyuman kak mutiara, dia menghampiri

"Ikut aku, akan ku tunjukan padamu."

Di malam indah bercahaya bulan purnama sempurna. Seorang gadis tengah menuntun seorang gadis lain yang tampak lebih muda darinya, kedua gadis itu menampilkan wajah yang berbeda, gadis yang terlihat lebih muda itu tampak gusar.

"Malam ini rahasia ya, kamu tak boleh bilang siapa siapa" gadis yang dua tahun lebih dewasa itu memperingati.

"Datang kesini juga rahasia, terus sekarang mau apa?"

Tak ada jawaban,
Gadis yang lebih dewasa itu memiringkan senyum di bibirnya.

"Ayo, kesini" gadis itu mengulurkan tanganya

"Apa yang kau mau"

"Ke taman bunga para gadis"

Kami meningalkan taman bunga di sore itu, mobil yang di kendarai bodygurd sekaligus supirku itu mengikuti, beliau yang selalu menjagaku

aku bisa merasakan angin dingin menembus kulit di tubuhku,  Menutupi tubuh dengan kardigan untuk lebih hangat. Kak Mutiara berjalan di depanku, sampai kami tiba di tempat parkir, ketika kami menemukan mobil robincon hitamnya yang indah.

Terdiam sepanjang jalan, kepalaku berseru kemana wanita itu akan membawaku?

"Tenang Marsha, aku tidak berniat menculikmu, atau hal negatif yang kau fikirkan" dia tertawa seakan bisa membaca fikiranku.

Aku tidak menjawab aku tetap diam, sampai kami mencapai tujuan, sebuah bangunan yang besar Dan di depannya ada papan neon dengan nama "Immoral" di atasnya, Itu Klub malam.

Aku mengikuti langkah kak Mutiara, begitu penjaga keamanan membukakan pintu begitu saja. Jika di luar bangunan ini terlihat megah, di dalam bangunanan ini lebih megah, tempat ini ramai, ada pria dan wanita di mana mana.

Irama musik yang heboh menyebar dengan sendirinya keseluruh ruangan, Ini mengejutkan.

Aku mengamati seluruh tempat, hitam, merah dan gold adalah warna dominan, di langit-langit permainan cahaya terdiri dari lampu-lampu kuning besar.

Di setiap sudut, aku bisa melihat sofa dengan pria dan juga wanita yang duduk di atasnya.

di depan mereka ada panggung kecil. Dengan para penari mengenakan pakaian dengan belahan pendek dan para lelaki mengenakan jas, minum dan mengagumi mereka yang menari di sekitar mereka

Kak Mutiara terus berjalan dan aku hanya mengikutinya, aku berjalan di antara lautan orang orang yang ada di sana, kemudian menaiki tangga dan memasuki kantor yang ada di sana.

"Buat dirimu senyaman mungkin Marsha"

Dengan takut-takut aku berjalan mengitari ruangan berjalan ke panel kaca besar yang ada di ruangan itu, dari sana aku bisa melihat seluruh klub. Aku belum pernah berada ditempat ini sebelumnya, ini cukup menarik dan menyenangkan.

Di panggung utama sekelompok Wanita menari dengan memikat, pakaian yang terbilang unik hampir tidak menutupi tubuh mereka, Di sekitar sana mata penonton terpesona.

Mereka berteriak dan meminta lebih, lampu sorot mengarah pada lima penari itu. Lantunan lagu arabian Night memenuhi lantai bawah, aku bisa melihat tarian itu dari sini.

Badan sang penari meliuk dengan indah, tarian yang mengikuti lantunan gendang seirama
Ya tuhan kak Mutiara adalah pemilik klub Arabian Night?! Tarian perut ?

"Ku rasa kamu sudah tau kalau aku pemilik semua ini, kan " aku mendengar kak mutiara berbicara di belakangku

"Aku tidak tau apa aku cocok dengan semua ini?"

"Kau suka menari kan ? dan aku memberikan  mu kesempatan yang luar biasa , Marsha. Tetapi Menerimanya atau tidak ada di pilihanmu"

"Kau ingin aku menjadi.."

"Tidak tidak, aku ingin kau menjadi salah satu penariku, aku ingin satu yang bisa di lihat dan tidak tersentuh, tetapi semua orang menginginkannya, aku membutuhkan satu yang membuat mereka kehilangan akal.

Dan aku percaya kau orangnya Marsha, di taman tadi, aku sudah melihat pandangan mereka terbunuh melihatmu."

"Tapi ini Arabian Night kak," kataku dengan canggung.

"Kau akan belajar, dan aku yakin kau akan Menjadi yang terbaik.

Tetapi seperti yang kukatakan, aku tidak memaksa Marsha, pilihan ada di tanganmu.

"Kalau begitu, Apa jawabanmu?"
Dia bertanya dengan senyuman riangnya.

"Aku akan melakukannya, aku akan menjadi penari terbaikmu.!!"

Taman Bunga Para GadisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang