(13) : Mama-nya Gavin?

2K 192 6
                                    

Gio-Nayla selesai dengan urusan check up di rumah sakit, keduanya kini dalam perjalanan pulang dan tak ada yang bersuara selama di mobil. Gio menarik sudut bibir mengingat perkataan dokter kandungan tadi.

"Si kecil baik sekali, sepertinya istri anda sangat menjaga kandungan-nya.. ini bagus, pastikan si mama memakan makanan yang bernutrisi, jangan terlalu sering bergadang dan juga jaga pikiran karna itu bukan cuma bikin si mama stres tapi janin-nya akan ikut terganggu kesehatan-nya. Lakukan check up rutin selama 3 minggu sekali, kita pantau perkembangan si kecil dengan seksama dan kita lihat pertumbuhan si kecil lebih detail.. intinya, kandungan si mama baik-baik saja dan sangat sehat. Kita bisa tahu jenis kelamin-nya ketika kandungan si mama berusia 6 bulan"

Gio melirik Nayla yang diam menatap ke luar jendela, si wanita bersandar ke kursi dan membawa tangan untuk mengusap perutnya sendiri. Ia tersenyum dalam diam, rasanya Nayla tak menyesal karena mempertahankan janin ini. Bukan karena Gio, bukan juga karena saran Sella tapi Nayla merasa ada euphoria yang meletup-letup di rongga dada ketika mendengar perkataan si dokter tentang kondisi si anak di dalam sana.

"Dia baik, janin si mama sangat baik dan sehat, terus dijaga ya? Usia kandungan yang baru 2 bulan sangat rentan dengan yang namanya keguguran, jangan terlalu banyak ber-aktifitas dan usahakan tidur yang cukup. Jika memang harus ber-aktifitas, usahakan bukan aktifitas yang berat. Si kecil akan tumbuh sehat, saya yakin dia akan berkembang dengan sangat baik dan sempurna"

Tiba-tiba Nayla merasakan pipinya panas, retetan kata dari dokter kandungan yang memeriksa-nya membuat Nayla malu.

"Dalam usia kandungan yang muda, si mama akan sering merasa lapar terus-terusan dan sebaiknya diperbanyak makan buah juga sayuran. Jangan pernah makan makanan cepat saji, itu tidak baik dan juga kehamilan muda meningkatkan hormon seksualitas si mama. Jadi si papa gausah kaget kalo si mama mendadak manja apalagi pengen main, itu hal yang wajar, sikapi dengan tenang dan jangan main kasar ya.. pelan-pelan aja main-nya"

Nayla menghembuskan nafas dan mengipasi wajahnya yang memerah, mendadak terasa panas mengingat perkataan si dokter. Apa iya Nayla akan bersikap seperti itu pada Gio? Dia dan Gio belum menikah, bagaimana bisa ia berhubungan dengan lelaki ini sejauh itu apalagi sampai bercinta ketika hormon hamilnya muncul? Nayla menggeleng, semoga ucapan sang dokter tak terjadi padanya, jika terjadi sekalipun maka Nayla juga tak akan bisa melakukan itu lagi dengan Gio kecuali mereka telah terikat resmi dalam sebuah pernikahan.

"Nayla" panggil Gio.

"Y-Ya?" Si pemilik nama berjengit kaget.

"Lo gapapa?" Gio melirik Nayla sekilas.

"Gapapa, i'm fine" gumam Nayla.

"If you need something, just call me, okay?" Nayla menoleh pada Gio, ucapan-nya membuat hati si wanita berdebar hebat.

'Stop it, Nay, dia perhatian karna lo hamil anaknya! Gausah baper, please!'

"Okay" Nayla mengangguk, Gio tersenyum dan mengulurkan tangan untuk mengusak pelan pucuk kepala si wanita.

"Jaga kesehatan, selama lo-nya sehat pasti dia juga sehat"

Lagi, hati Nayla berdebar tak karuan menerima perlakuan manis dari Gio namun ia hanya mengangguk mencoba untuk bersikap biasa di depan papa dari calon anak-nya itu.

CHOISE [On Going-Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang