(24) : The Wedding Gown

1.5K 200 8
                                    

"Mulai hari ini lo tinggal bareng gue"

Nayla mengangkat pandangan dari makanan di atas meja dan menatap ke depan dimana Gio duduk, pria tampan itu menampilkan ekspresi serius.

"Kenapa gitu?" Bingung Nayla.

"Gue cuma mau mastiin kandungan lo baik-baik aja, lo tinggal bareng gue dan gue jadi mudah ngawasin elo" ujar Gio.

Lagi, untuk kesekian kali perhatian Gio datang dan hanya tertuju pada janin yang dikandung oleh Nayla. Si wanita terdiam sejenak, berusaha menetralkan raut wajah juga getaran ngilu yang mampir ke hati. Nayla harus lebih sering mengingat kalau Gio hanya akan memperhatikan 'calon anak' yang ada di rahim-nya, bukan untuk Nayla tapi untuk kandungan-nya.

"Gue bakal jaga diri, gue bakal jaga kandungan gue.. gausah khawatir, anak lo bakal baik-baik aja" sahut Nayla tersenyum, bertolak belakang dengan yang ada di dalam benak.

"Nay, gue tau lo bakal jaga diri tapi--"

"Bisa ga, lo gausah terlalu berlebihan?" Nayla menyela, raut wajah-nya berubah.

"Hah?" Gio termangu untuk beberapa detik. Nayla mengatupkan bibir, nafsu makan-nya hilang. Wanita cantik itu menghela nafas lalu menggeleng.

"Lupain aja" Nayla mengibaskan tangan, ia beranjak dari ruang makan meninggalkan Gio.

"Nayla!" Si pria buru-buru menyusul Nayla.

Sret

Gio berhasil meraih lengan putih itu dan berdiri di depan Nayla, oke, Gio harus bertanya hati-hati karena ia takut Nayla tersinggung. Emosional ibu hamil itu menyeramkan, sangat sensitif dan bisa meledak kapan saja.

"Nay, lo gapapa, kan?" Gio bertanya, pelan dan lembut.

"Ga" jawab Nayla singkat, ia membuang wajah ke samping.

"Lo gamau ikut ke rumah gue?" Gio kembali bertanya.

"Ga" jawab Nayla lagi.

"Kenapa? Gavin pasti seneng kalo mama-nya tinggal bareng dia" ujar Gio, Nayla menoleh seketika.

"Kalo emang lo gamau karna ajakan gue, lo mau kan kalo buat Gavin? Dia pengen deket terus sama lo" Gio tersenyum.

'Cuma Gavin aja ya? Padahal gue berharap lo juga gitu'

Nayla mengalihkan pandangan, ia lemah jika telah mendengar nama Gavin. Anak kecil itu adalah sosok yang Nayla sayang sepenuh hati, Nayla tak tega menolak jika Gavin yang meminta sesuatu.

"Mau, kan?" Gio bergumam, Nayla menghela nafas pelan sebelum menganggukkan kepala.

"Thanks, Gavin beruntung banget disayang ama lo" Gio kembali tersenyum, ia mengusap lembut surai panjang Nayla.

'Lo juga, Gio.. gue juga sayang sama lo'

'Emang cuma Gavin aja ya, Nay? Lo nolak ajakan gue dan langsung ngangguk waktu gue bilang Gavin yang ngajak, segitu-nya lo sayang sama dia.. semoga satu hari nanti, hati lo bisa kebuka buat gue'

💙💙💙

Naren menatap datar secarik kertas berkualitas bagus di atas meja kerja-nya, itu adalah undangan. Undangan pernikahan Gio-Nayla yang akan dilangsungkan 10 hari ke depan, dalam waktu singkat menuju hari H, akankah Naren bisa membuat pernikahan mereka batal? Terlebih Dila sendiri masih susah untuk mendekati Gavin, Nayla juga kini tinggal bersama Gio sehingga Naren sulit untuk bertemu dengan wanita itu. Juna sendiri mengatakan, 'Lupain Nayla, Ren, dia pasti bakal tetep milih Gio karna dia lagi hamil anaknya Gio. Mending lo cari yang lain atau lo ama Dila aja deh, cocok kalian'. Apaan Juna itu?

CHOISE [On Going-Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang