Part 02

1.9K 84 4
                                    

Pagi-pagi sekali grey sudah bangun karena pagi ini grey harus mengajar. Gama masih belum bisa masuk ke sekolahnya karena masih ada yang harus di urus.

"Yah" grey kaget melihat putranya pagi-pagi sekali sudah bangun bahkan sudah berkeringat.

"Udah bangun, kok pagi bangunnya"

"Masih nyesuain kan sama jam indonesia, gama kebangun mulu"

"Eleeh cuma dua jam ini" ucap grey sambil memasukan roti yang dia buat. Gama ikut duduk di samping ayahnya dan makan bubur yang dia beli tadi saat lari pagi.

"Bubur lagi? Setiap kamu ke rumah ayah kamu selalu beli bubur"

"Yakan di korea gak ada yah" grey memilih diam dan melanjutkan sarapannya. Grey meletakan pirin bekas makanannya. Grey memang tidak memiliki art tetap di rumahnya yang ada hanya art yang membersihkan rumahnya, ya karena grey merasa tidak nyaman tinggal bersama orang lain.

"Nanti ada art baru dateng, karena kamu disini dan ayah diminta oma kamu buat ngasih kamu makan yang bergizi jadi mulai hari ini akan ada art yang nginep di rumah kita"

"Hmmm" ucap gama yang masih sibuk dengan bubur ayamnya. Setelah dari rumah zyzy. zyzy bawel untuk meminta grey mencarikan art untuk gama, karena zyzy tau selama 15 tahun grey selalu makan dan sarapan di luar.

"Ayah mau mandi, kamu juga mandi kamu ikut ayah ke kampus"

"Diih ngapain?"

"Udah ikut aja liatin ayah kerja daripada disini kan kamu sendiri" gama menghela nafasnya rencananya untuk tidur seharian gagal hari ini. Grey hanya tersenyum tipis sebenarnya grey hanya ingin ada waktu bersama dengan anaknya sebelum gama mulai sekolah. Karena pastinya setelah gama sekolah grey akan jarang punya waktu berdua gama akan sibuk dengan urusan sekolahnya dan grey akan sibuk bekerja.

Dengan langkah yang malas gama masuk ke dalam kamarnya walaupun rasa malas namun gama tetap mengikuti perintah ayahnya. Setelah mereka selesai mereka mulai masuk ke dalam mobil dan menjalankan mobilnya membelah jalanan jakarta yang macet hari ini.

Mobil BMW mereka mulai memasuki area kampus, gama menatap sekelilingnya yang sudah banyak mahasiswa dan mahasiswa yang berkeliaran di sekitarnya. Saat gama turun dari mobilnya semua menatap ke arah gama dan grey.

"itu siapa ganteng banget" bisik salah satu mahasiswi dari banyaknya mahasiswa yang mempertanyakan anak remaja yang datang bersama grey pagi ini. grey hanya tersenyum tipis tidak menghiraukan tatapan dan bisikan para mahasiswa.

" Pagi pak"

"pagi" ucap grey singkat bahkan dengan ekspresi datar yang selalu dia tunjukan pada siapa pun yang menyapanya.

"pagi pak..." ucap seorang dosen muda dan cantik dengan senyuman lebarnya.

"pagi bu nadia" ucap grey yang mencoba ramah, gama yang mengetahui ayahnya terpaksa melakukan itu hanya tertawa geli melihat ayahnya yang berusaha untuk ramah pada dosen wanita yang bernama nadia.

"Kamu mahasiswa apa kok saya baru liat yah?" tanya nadia ke arah gama yang sejak tadi berada di belakang grey.

"Bu ini anak saya"

"Aaa yang tinggal di korea?" gama tersenyum sambil menganggukkan kepalanya canggung ke arah nadia, sedangkan nadia terdiam sejenak menatap gama dari atas sampai bawah masih tidak percaya.

"saya kira anak pak grey masih anak-anak ternyata sudah remaja yaa ganteng lagi persis kayak bapak" grey hanya tersenyum tipis malas menanggapi nadia yang memang sering mencoba mendekatinya namun grey merasa sangat risih.

"Makasih tante"

"Mari bu saya masuk dulu" pamit grey sebelum masuk ke dalam ruangannya, sebagai pewaris ravindra group dan pemilik kampus ini grey memang memiliki ruangannya sendiri sebagai pemilik yayasan walaupun sekarang dia merangkap sebagai dosen pengganti.

"Kamu disini dulu ayah ngajar"

"Kalo gitu kenapa harus ikut sih"

"sudah ayah hanya sebentar, atau kamu bisa lihat-lihat sekeliling kampus ini dulu..." gama menghela nafasnya dan membiarkan grey untuk mengajar.

Di sisi lain seorang gadis lari-larian dari arah parkiran karena sudah terlambat untuk masuk ke kelas pagi ini, dan tanpa sengaja menabrak seseorang laki-laki tinggi di depannya.

"eeh maaf maaf ya gue buru-buru" ucapnya lalu pergi begitu saja, sedangkan laki-laki yang di tabraknya hanya tersenyum dan mengikutinya dari belakang tanpa sepengetahuan gadis itu.

"Dalam konteks bisnis, manajemen keuangan bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan dan mengurangi risiko keuangan manaje..." belum selesai grey menyelesaikan penjelasannya tiba-tiba seorang gadis masuk dengan terburu-buru tanpa mengetuk pintu dahulu.

grey menatap ke arah gadis itu dengan tatapan dingin membuat siapapun yang melihat merasa ter intimidasi.

"Pagi pak hehe..."

"Liona ayuningtyas sudah seminggu saya menjadi dosen pengganti di kelas ini dan sudah 4 kali kamu terlambat di kelas saya, sekarang apalagi alasan kamu? kucing kamu melahirkan?" liona menundukkan kepalanya walaupun sebenarnya ingin sekali liona berteriak dengan keras di wajah grey.

"Maaf pak"

"Sudah sering saya kasih kamu kesempatan dan kali ini tidak liona. Setelah perkuliahan saya selesai ke ruangan saya, sekarang kamu duduk dan jangan membuat masalah!" ucap grey tegas liona yang ketakutan dan jengkel berlari ke arah tempat duduknya, sedangkan seseorang yang sejak tadi melihat dari kejauhan hanya tersenyum tipis lalu meninggalkan ruangan itu.

Setelah 1 jam mengajar grey kembali ke ruangannya, grey mendapati gama yang sedang asik bermain game di laptop miliknya. Namun selang beberapa menit seseorang mengetuk pintu ruangan grey.

"Permisi pak" seorang gadis cantik masuk ke dalam ruangan yang sangat luas dengan nuansa hitam, memiliki sofa, dan seorang remaja sedang sibuk dengan laptopnya. Namun saat gadis itu masuk grey dan gama sontak menatap ke arahnya.

"Duduk" liona menuruti perintah grey dengan tidak nyaman melihat tatapan grey yang begitu menusuk jantungnya.

"haii kak" ucap gama ke arah gadis cantik yang sedang menekuk wajahnya karena kesal.

"ha...i"

"Tadi kakak gak sengaja nabrak aku" ucap gama karena menyadari ekspresi liona yang bingung karena gama yang tiba-tiba SKSD dengannya.

"kamu nabrak anak saya?" ucap grey dengan nada marah namun dengan cepat gama mendekati sang ayah untuk menenangkannya.

"Yah kakaknya gak sengaja kok"

"iyaa pak saya gak sengaja, lagian mana saya tau dia anak bapak"

"kamu ngelawan saya" liona menghela nafasnya berat dan merasa jengkel dengan duda satu ini.

"lagian bapak emosian, kesabaran kok setipis tissue bagi 4" gama terkekeh melihat pertengkaran grey dengan liona. Grey yang menyadari gama menertawakannya lalu memberi tatapan maut ke arah gama.

"Sabar ayah, sabar. Maaf ya kak"

"gak papa, bapak nyuruh saya kesini cuma liat anak bapak?" tanya liona dengan nada jengkel dan tidak suka berada di dekat grey. Grey berjalan ke arah rak bukunya lalu meminta liona mendekatinya.

"mana tangan kamu?" liona mengulurkan satu tangannya ke arah grey

"dua-duanya" dengan malas alana mengulurkan kedua tangannya, grey memberikan beberapa buku yang tebalnya setebal kitab suci, liona yang merasa keberatan tanpa sengaja menjatuhkan salah satu bukunya.

"kamu buat, kamu baca, dan kamu rangkum"

Penghujung SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang