Part 08

741 27 4
                                    

Pagi ini berasa berbeda dari pagi sebelumnya, liona beberapa kali menghela nafasnya saat akan keluar dari taksi online yang dia pesan.

"Mbak udah sampai loh"

"Sabar pak saya mau ngumpulin mental saya untuk turun" sang sopir taksi hanya mengerutkan keningnya dan membiarkan liona untuk menghela nafasnya berkali-kali.

"Okay liona lo cuma perlu turun gak perlu nanggapin komentar orang, masuk kelas terus belajar" liona meyakinkan dirinya untuk keluar dari mobil. Baru saja menampakan wajahnya semua orang sudah menatap ke arah liona.

Dengan tergesa-gesa liona masuk ke dalam gedung fakultasnya tanpa memperdulikan tatapan mahasiswa lainnya.

"Liona" liona menghentikan langkahnya saat seseorang memanggil namanya. Segerombolan wanita yang di ketahui teman kelas dan penggemar berat grey menghampiri liona.

"Gila yaa kok gak bilang-bilang sih kalo pacaran sama pak grey?"

"Li lu beruntung banget amalan lo apa sampe dapet calon suami macam pak grey?" Liona menghela nafasnya karena pastinya akan ada pertanyaan lainnya yang menyusul.

"Duuh gue buru-buru duluan ya" liona memencet tombol lift. Saat lift terbuka semua orang menatap ke arah nya tak terkecuali salah satu dosen yang kebetulan ada di dalam lift.

"Gimana rasanya jadi calon istri dosen senang?" Tanyanya dengan nada ketus, liona lagi-lagi menghela nafasnya dan kali ini tidak mungkin menghindar

"Biasa aja bu"

"Biasa apanya, semua cewek disini mengidamkan menjadi istri grey. Kamu sengaja kan menggoda pak grey? Bisa kasih saya tips untuk menggaet suami konglo?" Liona hanya diam percuma saja dia membantah

"Kenapa diam? Senang?"

"Liona tidak menggoda saya bu" semua orang menoleh ke arah belakang, mereka terkejut melihat grey yang ada di belakang.

"Saya yang meminta liona untuk menjadi istri saya, saya yang lebih dulu mendatanginya. Kalo ibu ingin tips bisa tanyakan ke saya" ucap grey yang sudah  berada di samping liona dan mengenggam tangan liona.

"Ayoo" grey menarik tangan liona keluar dari lift tersebut. Sepanjang koridor menuju kelas grey tidak melepaskan tangan liona.

"Pak lepas maluu ih" grey melepas genggaman tangan liona sedangkan liona melihat ke sekelilingnya yang sudah memperhatikan mereka berdua.

"Kenapa harus malu semua orang di dunia ini tau kalo kamu CALON ISTRI saya" grey sengaja menekankan kata calon istri untuk membuat liona semakin malu.

"Iih apansih udah ah mau masuk kelas" liona masuk ke kelas tanpa memperdulikan grey.

"Cieeeee" sorak semua mahasiswa saat grey dan liona masuk ke dalam kelas. Pipi merah yang awalnya sudah hilang kini bertambah merah padam karena sorakan teman-temannya.

"Sudah sudah, liona ke tempat kamu" liona tidak melirik ke arah grey dan langsung berlari ke mejanya dengan pipi merah padam akibat malu.

"Tidak ada yang berubah di kelas saya, siapapun yang melanggar aturan yang saya buat pasti kena konsekuensinya walaupun itu calon istri saya sendiri" liona memutar bola matanya malas mendengar kata-kata yang di lontarkan oleh grey.

"Kita lanjutkan pembahasan yang kemarin....." grey menjelaskan panjang lebar tentang materi yang sudah dia ajarkan kemarin.

"Tugasnya di send ke email saya, saya tunggu sampai jam 10 malam nanti kalo ada yang tidak mengumpul terima hukuman dari saya, kita akhiri kelas hari ini terimakasih atas perhatiannya. Dan liona tolong kumpul tugas yang saya minta kemarin ke ruangan saya" liona menghela nafasnya kasar liona tidak siap melihat tatapan para dosen nantinya.

"Mati gue" ucap liona menenggelamkan wajahnya di meja

"Li jangan bilang lo belum buat?" Namun liona semakin menenggelamkan wajahnya bahkan saat ini liona berfikir untuk menenggelamkan dirinya di danau buatan yang ada di kampusnya.

"Anjirrr li, sumpah yang kali ini gue gak bisa bantu lu" liona menatap ke arah ayu dengan tatapan yang melas hampir menangis.

"Gimana dong, lagian ini tuh gara-gara tu dosen juga dadakan bikin acara kan gue jadi lupa buat"

"Yaudah lo bilang aja kayak gitu lagian pak grey kan calon suami lo masa dia gak maafin lo" liona menggeleng kepalanya, walaupun baru seminggu lebih kenal dengan grey tapi liona tau grey tidak mudah memaafkan begitu saja.

"Liona lu di panggil calon suami tuh"

"Hah?" Tanya liona pada sekar yang memanggilnya

"Calon suami lo pak grey ege"

"Hah iya iya thanks kar" ucap liona dengan tidak semangat

"Semangat beb, kalo lo kenapa- kenapa itu nasib lo sih" liona menghela nafasnya dengan gerakan yang lambat liona menarik tasnya. Selama di perjalanan liona selalu merapalkan doa agar grey sedikit berbaik hati hari ini.

Liona menghela nafasnya saat sudah di depan pintu ruangan grey. Hingga dengan sangat pelan mengetuk pintu ruangan grey.

"Masuk" liona mendorong pintu ruangan grey, grey yang sedang fokus ke laptopnya menatap ke arah liona yang masih di ambang pintu.

"Pak..." grey masih tetap menatap layar di laptopnya, sedangkan liona sedang mati-matian untuk menghilangkan rasa takutnya. 

"Duduk, kenapa bengong" dengan ketakutan liona duduk di kursi yang ada di depannya. 

"Mana tugasnya?" 

"yaah... kan kemarin dadakan buat acaranya mana sempet buat" ucap liona dengan gugup dan sedikit takut. 

"Itu bukan alasan Liona, kamu bisa buat setelah acara kan?" 

"diih acaranya kan sampai tengah malam lagian ini bukan hanya salah saya" liona menundukan kepalanya yang karena takut setelah mengatakan itu. 

"terus ini salah saya?" 

"yaiyalah kalo saja bapak tidak membuat acara dan kita tidak masuk lambe murah saya gak akan begadang dan kepikiran komentar netizen" ucap liona dengan lantang, marah mendengar pertanyaan grey yang sangat tidak bermutu. 

"kamu saja yang bodoh" mendengar itu liona bangun dari tempat duduknya. mengambil tas nya dengan kasar lalu pergi meninggalkan grey begitu saja. 

sedangkan grey hanya menghela nafasnya menatap punggung gadis yang terlihat sangat marah saat meninggalkan ruangannya. 

di sisi lain ayu menatap liona dengan wajah kesalnya keluar dari ruangan grey dan menghampirinya 

"anjing tu dosen, ngapain manggil gue ke ruangannya kalo cuma buat ngatain gue" 

"li.." belum sempat ayu melanjutkan omongannya liona sudah memberikan kode untuk ayu diam dan merebut minuman ayu dari tangannya, ayu hanya menatap keheranan ke arah sahabatnya. 

"udah? laper gak? makan yuk" ayu sangat mengenal sahabatnya dan dengan mengajaknya makan akan membuat moodnya kembali baik. 

liona dan ayu berjalan ke arah kantin untuk mencari makanan. Ayu memesan baksao dan beberapa cemilan untuk mengembalikan mood sahabatnya. 

"Lu kenapa sih tadi?"

"Gak usah nanya tu dosen sialan" 

"Itu calon suami lo li"

"KONTRAK inget itu" ayu menghela nafasnya dan menyunggingkan bibirnya sedikit ayu memiliki feeling yang berbeda mengenai pertunangan kontrak ini. 

"Ini neng cantik pesenannya" ucap mbak penjaga kantin yang menghampiri mereka 

"Makasih teh" ucap liona dan ayu ramah, ayu mulai memberikan pesanan liona dan memisahkan pesanannya

"Makan dulu, gue tau lo laper" 



Halooo guys maaf ya baru update lagi soalnya baru ada ide niihh dan kebetulan gue ada kesibukann beberapa bulan belakangan semoga kalian mengerti hehe, mulai hari ini gue usahakan gue akan update secepatnya  

with love 

Ade Intan 

Penghujung SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang