Part 5

1.3K 37 0
                                    

"Liona Ayuningtyas ayo menikah" mata liona membulat sempurna, begitu dengan mulutnya yang membentuk huruf o saking terkejutnya mendengar ajakan grey yang begitu mudahnya melontarkan kata menikah.

"Bapak gila yaa! Kok gampang banget ngajakin nikah, nikah itu bukan perkara mudah pak lagian saya gak cinta sama bapak"

"Yang bilang saya cinta sama kamu siapa?"

"Terus ngapain ngajak nikah" grey menghela nafasnya meletakan handuk kecil ke dalam baskom yang ada di mejanya.

"Marriage with benefit" liona mengerutkan dahinya masih tidak mengerti dengan ucapan grey.

"Kita nikah bukan untuk jadi keluarga seutuhnya. Ada kontrak diantar kita, kamu bisa lepas dari orang tua kamu, dan saya bisa memuaskan orang tua saya untuk menikah lagi"

"Jadi maksudnya kita nikah bohongan gitu?"

"Gak litteraly bohongan sih, kita akan tetap nikah secara agama dan secara negara. Tapi jika suatu saat nanti kamu bertemu dengan seseorang yang kamu cintai kamu bebas memilih dia" liona masih mencerna semua penjelasan grey walaupun ini seperti menentang perasaanya.

"Gak mau saya masih mau kuliah saya masih mau kerja, saya masih mau senang-senang"

"Saya tidak akan merenggut kebebasan kamu, yang berubah hanya status di KTP kamu. Jadi kamu bebas melakukan apapun itu, bagaimana?"

"Saya boleh keluar sampai malam dengan teman-teman saya?" Grey mengangguk

"Saya boleh melakukan apapun yang saya mau?"

"Boleh asalkan kamu kuliah yang rajin"

"Bapak bisa melindungi saya dari papa saya?"

"Bisa, selama kamu jadi istri saya kamu tanggung jawab saya" liona mengembangkan senyumannya kebebasan ini yang liona inginkan selama ini.

"Oke baik saya mau menikah dengan bapak, dengan satu syarat saya tidak mau satu kamar dengan bapak"

"Besok kita bicarakan dengan pengacara saya, kita akan buat perjanjian diatas materai" liona menganggukan kepalanya. Lalu menjabat tangan grey atas perjanjian yang baru saja mereka buat.

"Kamu mau saya antar pulang?"

"Tidak, saya boleh menginap disini saja pak?"

"Boleh nanti saya minta mira menyiapkan kamar untuk kamu" liona mengangguk sedangkan grey berjalan menuju ruangan kerjanya untuk menghubungi pengacaranya.

Keesokan paginya, pagi liona terganggu karena matahari masuk ke dalam kamarnya. Liona menghela nafasnya. Liona kembali mengingat perjanjian yang dia buat semalam dengan grey.

"Mau nyesel juga percuma" gumam liona, liona bangun dari tempt tidurnya menuju ke kamar mandi untuk membasuh wajah dan menggosok giginya.

Liona turun masih menggunakan piyamanya dengan mata yang sebenarnya masih sangat mengantuk.

"Pagii liona" liona yang mendengar suara perempuan sontak membuat matanya terbuka lebar rasa kantuknya sirnah begitu saja. Liona melihat azyla, grey, gama berada di meja makan.

"Pa—gi tante" ucap liona gugup lalu menatap grey dengan tatapan bertanya namun grey acuh malah kembali memakan makanannya.

"Ayook sarapan dulu, tadi bunda nganter gama karena hari ini hari pertamanya sekolah dan kebetulan seragamnya ada di rumah jadi sekalian bunda masak buat sarapan kalian" liona hanya tersenyum canggung dan masih berdiri di dekat tangga.

Grey bangun dari tempt duduknya lalu menarik pinggang liona membuat liona kaget dan semakin gugup sedangkan azyla dan gama heran melihat pemandangan ini di pagi hari.

"Sayang ayok sarapan gak usah malu-malu nanti kan bunda juga bakal jadi bunda kamu" liona menyenggol dada grey dengan sikunya untuk menghentikan omong kosongnya namun grey malah semakin mengeratkan pelukannya pada pinggang liona.

"Grey?"

"Ooh iya bun, semalam grey lupa ngasih tau kalo grey bukan hanya dosen liona tapi juga pacarnya liona" liona melotot sedangkn gama tersedak roti mendengar perkataan grey yang begitu tiba-tiba

"Sudah sudah nanti kita bicarakan kalian sarapan dulu" liona menghela nafasnya merasa tidak enak dengan azyla. Sedangkan grey hanya tersenyum jail membuat liona semakin marah.

Selama sarapan berlangsung tidak ada yang bicara satupun, liona menatap satu persatu orang-orang yang disana hanya diam dan fokus pada makanannya.

"Gama ke sekolah dulu yah, oma, kak aah bukan bentar lagi gama manggilnya mama ya wkkwkw"

"Gam sudah kamu berangkat nanti kamu telat"

"Baik oma, da ayah mama" ucap gama yang melambaikan tangan sebelum pergi. Sedangkan azyla sudah menyelesaikan makananya lalu menatap ke arah liona dan grey.

"Bunda mau bicara sama kalian berdua, di ryang kerja kamu mas" liona ketakutan aplagi melihat azyla yang begitu berbeda dengan azyla yang dia temui tadi malam.

"Pak...."

"Udah ikutin aja bunda gak makan orang kok, cuma galak aja" tubuh liona semakin bergetar fikiran negarive berterbangan di kepalanya.

Liona mengintip di belakang punggung grey dengan menarik ujing baju milik grey. Grey yang tau liona gugup menarik tangan liona lalu mengenggamnya.

Azyla menatap ke arah dua sejoli di depannya saling bertautan.

"Mas, kamu ngelakuin ini bukan karena masalah kemarin kan?" Tanya azyla to the point, grey semakin mengenggam tangan liona.

"Enggak bun, mas bikin keputusan ini secara sadar tanpa paksaan"

"Kamu tidak melakukan kesalahan yang sama kayak 18 tahun lalu kan mas?"

"Enggak bunda, mas sayang mas cinta sama liona" azyla mengangguk lalu mengalihkan pandangannya ke arah liona yang sejak tadi menunduk. Azyla mendekati liona lalu mengangkat kepala liona.

"Nak sayang, bunda mau tanya kamu tidak di paksa sama grey kan?" Tanya azyla dengan lembut, liona yang tadinya takut menjadi tenang. Sedangkan grey kesal karena intonasi azyla menjadi berubah lembut saat bertanya dengan liona.

"Tidak tante"

"Baiklah kalau begitu, bunda restui dengan satu syarat mas tidak ada lagi perceraian" grey hanya diam dia tidak mungkin menyanggupi permintaan azyla, sedangkan liona merasa bersalah karena telah berbohong pda azyla yang begitu baik.

"Bunda telfon ayah, dan adik kamu. Kita bicarakan setelah itu kita akan ketemu keluarga liona" Azyla keluar dari ruang kerja grey, liona menghela nafasnya lega walaupun sedikit merasa bersalah.

"Pak ini kita gak papa bohongin tante zyzy?"

"Gak usah pikirin yang belum terjadi, untuk keluarga saya itu urusan saya, sekarang kamu siap-siap setelah nanti ayah dateng kita akan ketemu pengacara" liona mengangguk patuh lalu keluar dari ruang kerja grey.

Karena jarak rumah mereka dekat ravindra dan grey bisa lebih cepat datang ke rumah grey. Azyla mulai menjelaskan semua yang mereka bicarakan.

"Gue gak yakin lo beneran cinta sama tu cewek? Kapan emang lo bisa move on sama mbak alana?"

"Ini keputusan gue gab, masalah perasaan gue gak ada satupun yang tau selain gue"

"Lo tuh terlalu baik, atau lu mau sok baik karena nyadar lo udah nyakitin mbak alana segitunya?"

"Jaga omongan lo"

"Sudah-sudah kenapa jadi berantem" lerai ravindra mencoba menengahi pertikaian dua kakak beradik ini.

"Gue cuma gak mau lo di manfaatin sama cewek yang keluarganya problematik"

Penghujung SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang